Berita Seputar MotoGP - Andrea Iannone tengah menikmati hari libur terakhirnya mengingat pada
akhir bulan ini, pembalap Suzuki bakal menjalani tes pramusim di Sirkuit
Internasional Sepang, Malaysia. Ini akan menjadi pertunjukkan yang
sangat dinanti dan ia berharap bisa memperbaiki penampilannya di musim
lalu.
Penampilan Iannone pasca memutuskan pindah dari Ducati ke Suzuki mengalami pasang surut. Pasalnya, dia tidak mendapatkan podium sama sekali dari 18 balapan di musim lalu.
Hal itu justru berbanding terbalik dengan capaian yang didapat Ducati Corse. Karena itu, di musim ini dia mengharapkan bisa meraih capaian lebih baik.
"Saya berusia 28 tahun, saya dapat bangun di pagi hari dan melakukan apapun yang saya suka, entah itu membeli mobil, atau sepeda, atau menghilang tanpa mengatakan apapun kepada siapapun. Jadi apa alasan saya harus tidak bahagia atau sedih, untuk apa? Apa yang benar saya harus mengeluh? Saya terus mengatakan pada diri sendiri bahwa saya harus melanjutkan dan memberikan semuanya, meski mengalami kesulitan," ujar Iannone seperti dikutip dari GPone, Sabtu (13/1/2018).
Mengenai proses perpindahan, Iannone mengakui bahwa ini tak semudah membalikkan telapak tangan. Karena selama menjadi pembalap Ducati, dia selalu menemukan posisi terdepan.
"Saya ingin menang. Saya telah belajar untuk menjadi lebih sabar, realistis, namun tujuannya tetap sama. Saya ingin menang, itu satu-satunya yang penting. Tidak ada yang pernah memberi saya sesuatu, saya selalu melakukan sesuatu sendiri, tanpa kontak, back-up dan saya selalu mengguncang segalanya," jelas Iannone.
Penampilan Iannone pasca memutuskan pindah dari Ducati ke Suzuki mengalami pasang surut. Pasalnya, dia tidak mendapatkan podium sama sekali dari 18 balapan di musim lalu.
Hal itu justru berbanding terbalik dengan capaian yang didapat Ducati Corse. Karena itu, di musim ini dia mengharapkan bisa meraih capaian lebih baik.
"Saya berusia 28 tahun, saya dapat bangun di pagi hari dan melakukan apapun yang saya suka, entah itu membeli mobil, atau sepeda, atau menghilang tanpa mengatakan apapun kepada siapapun. Jadi apa alasan saya harus tidak bahagia atau sedih, untuk apa? Apa yang benar saya harus mengeluh? Saya terus mengatakan pada diri sendiri bahwa saya harus melanjutkan dan memberikan semuanya, meski mengalami kesulitan," ujar Iannone seperti dikutip dari GPone, Sabtu (13/1/2018).
Mengenai proses perpindahan, Iannone mengakui bahwa ini tak semudah membalikkan telapak tangan. Karena selama menjadi pembalap Ducati, dia selalu menemukan posisi terdepan.
"Saya ingin menang. Saya telah belajar untuk menjadi lebih sabar, realistis, namun tujuannya tetap sama. Saya ingin menang, itu satu-satunya yang penting. Tidak ada yang pernah memberi saya sesuatu, saya selalu melakukan sesuatu sendiri, tanpa kontak, back-up dan saya selalu mengguncang segalanya," jelas Iannone.
No comments:
Post a Comment