Thursday, January 31, 2019

Dovizioso Pantas Disejajarkan Dengan Rossi Dan Marquez

Dovizioso Pantas Disejajarkan dengan Rossi dan Marquez

Berita Seputar MotoGP - Manajer tim Ducati, Davide Tardozzi mengungkapkan bahwa Andrea Dovizioso bukan pembalap hiburan yang berada di kelas utama MotoGP. Buktinya dalam dua musim terakhir pembalap berjuluk Little Dragon itu mampu meningkatkan performa balapnya dengan keluar sebagai runner up.

Dalam dua musim terakhir, Dovizioso telah mengoleksi 15 podium dan 10 di antaranya berhasil berdiri gagah di posisi pertama. Sehingga tak aneh jika dia selalu dianggap sebagai pengacau penampilan Marquez di lintasan pacuan kuda besi MotoGP.

Meskipun Dovizioso belum memberikan gelar di ajang balap MotoGP, namun Tardozzi tidak terlalu mempersoalkannya. "Dovizioso adalah orang yang sangat pintar, dia sangat percaya diri dan juga kuat. Ketika Anda bertemu dengannya, Anda segera menyadari bahwa Anda memiliki seseorang dengan tipe orang yang sangat percaya diri," puji sang manajer Ducati dikutip dari Speedweek, Sabtu (26/1/2019).

"Itu tidak mudah. Ketika Anda berbicara dengan orang seperti itu, satu kata dapat membuat banyak perbedaan. Saya harus akui bahwa Dovi perlu beberapa tahun untuk membangun kepercayaan diri itu. Jika dia bertemu seseorang, maka dia ingin melihat melalui rekannya, jadi dia menganalisismu," tambahnya.

Tardozzi yakin bahwa anak didiknya termasuk kelompok pembalap yang sangat spesial, dan dapat disejajarkan dengan Valentino Rossi serta Marc Marquez di ajang MotoGP. Pasalnya, Dovi mampu memahami balapan berikutnya dengan sangat baik.

"Dovizioso tidak diragukan lagi salah satunya. Dia telah berubah dalam hal ini dan sekarang mengerti apa yang diharapkan dari seorang pengemudi," pungkas Tardozzi.

Marquez Dan Lorenzo Belum Fit, Bos Honda: Ini Bukan Situasi Terbaik

Marquez dan Lorenzo Belum Fit, Bos Honda: Ini Bukan Situasi Terbaik

Berita Seputar MotoGP - Bos tim Repsol Honda, Alberto Puig sangat menyesalkan kabar yang menyebut bahwa dua pembalapnya tidak dalam kondisi fit jelang bergulirnya MotoGP 2019. Marc Marquez dilaporkan belum fit sepenuhnya pasca operasi, sedangkan Jorge Lorenzo baru saja menjalani operasi setelah mengalami kecelakaan saat menjalani latihan di trek tanah di Verona, Italia, Sabtu (19/1) lalu.

Kabar terbaru yang datang dari Lorenzo telah menciptakan situasi yang rumit bagi Honda. Ini tentunya menghambat tim untuk mengumpulkan data selama menjalani tes pramusim di Sepang, awal bulan depan.

Meski Marquez belum sepenuhnya fit pasca operasi pundak kanannya, Desember lalu. Namun Puig tetap menurunkannya pada tes di Sepang. Juara dunia MotoGP tahun lalu itu nantinya akan bermitra dengan Stefan Bradl (gantikan Lorenzo).

"Ini bukan situasi terbaik tetapi jauh lebih baik bahwa kita sekarang seperti ini daripada di tengah musim. Jadi kami akan menganggapnya seperti sekarang dan prioritas kami adalah bahwa para pembalap fit pada tanggal 10 Maret, ketika kami memulai kejuaraan," harap Puig dikutip dari Motorsports, Kamis (24/1).

Adapun Lorenzo bersikeras jika dirinya akan memulai latihan ringan dengan menggerakkan sedikit pergelangan tangan kirinya.

"Saya pikir pada hari Jumat saya akan mulai bergerak sedikit pergelangan tangan dan sedikit demi sedikit kami akan pulih dengan baik cedera," beber Lorenzo, mengomentari persiapannya menatap balapan MotoGP 2019.  

Pembalap Tim Satelit Yamaha Diminta Tidak 'Main Mata'

Pembalap Tim Satelit Yamaha Diminta Tidak Main Mata

Berita Seputar MotoGP - Tim anyar MotoGP, Petronas Yamaha SRT memastikan kedua pembalap mereka akan bertarung habis-habisan di lintasan balap tahun depan. Pasalnya, tidak ada instruksi team order di tim satelit Yamaha tersebut.

Petronas Yamaha SRT baru merilis motor anyar mereka kemarin. Kedua pembalap yakni Franco Morbidelli dan Fabio Quartararo (yang akan tampil musim depan) juga terlibat langsung dalam acara peluncuran motor.

Sementara itu, Dato’ Razlan Razali yang menjabat tim principal di Petronas Yamaha SRT berjanji tidak akan ada pembalap yang main mata. Sehingga persaingan di atas lintasan dipastikan berjalan lebih seru. 

"Kami tidak akan mengikuti team order dengan cara apa pun," kata Razali dikutip Motorsport.

Sekadar informasi, bagi Morbidelli, ini merupakan musim kedua di MotoGP setelah musim lalu tampil bersama Marc VDS. Sedangkan Quartararo akan menjadi pembalap termuda di MotoGP 2019. 

Tuesday, January 29, 2019

Tim Satelit Yamaha Resmi Luncurkan Pesaing Baru Di MotoGP

Tim Satelit Yamaha Resmi Luncurkan Pesaing Baru di MotoGP

Berita Seputar MotoGP - Tim baru MotoGP, Petronas Yamaha SRT, belum lama ini meluncurkan motor yang akan digunakan untuk bersaing di lintasan musim 2019. Dua pembalap muda, Franco Morbidelli dan Fabio Quartararo dilibatkan dalam acara peluncuran tersebut.

Kegiatan peluncuran motor Petronas Yamaha SRT berlangsung di Petronas Twin Tower, Kuala Lumpur, Malaysia. Dalam acara tersebut, manajer tim, Wilco Zeelenberg berjanji Petronas Yamaha SRT akan menjadi tim satelit terkuat di lintasan balap musim ini.

"Misi kami membangun tim satelit yang terbaik dan terkuat di MotoGP," kata Zeelenberg, dikutip Motorsport, Selasa (29/1/2019). 

Tampilan motor Yamaha Petrona SRT sendiri berbeda dari tim satelit Yamaha sebelumnya. Motor ini terlihat keren dengan dominasi warna hitam dan hijau toska.

Tim Satelit Yamaha Resmi Luncurkan Pesaing Baru di MotoGP

Tim anyar itu akan diperkuat Morbidelli dan Quartararo. Bagi Morbidelli, ini merupakan musim kedua di MotoGP setelah musim lalu tampil bersama Marc VDS. Sedangkan Quartararo akan menjadi pembalap termuda di MotoGP 2019.

Sekadar informasi, SRT menggantikan posisi tim Angel Nieto. Tim tersebut dikendalikan oleh Sirkuit Sepang yang pemilik SIC Racing. Mereka sudah terjun ke Moto2 dan Moto3 sejak 2014.  

Friday, January 25, 2019

Hentikan Kutukan Gelar Kesepuluh, Ayah: Valentino Rossi Butuh Bayi


Berita Seputar MotoGP - Valentino Rossi tampaknya terlalu sibuk memikirkan bagaimana merealisasikan impiannya untuk merebut gelar kesepuluh sepanjang kariernya di kejuaraan grand prix balap motor. Segala upaya dilakukan The Doctor untuk mewujudkannya, namun lagi-lagi ia selalu gagal mendapatkannya.

Sekarang Rossi sudah tidak muda lagi. Pada 16 Februari, dia tepat berusia 40 tahun. Pada ajang balap MotoGP tidak ada aturan yang menyebut mengenai batasan usia, namun di usianya tersebut banyak kalangan menilai jika ia bakal kesulitan menghadapi pembalap muda.

Penilaian itu bukan isapan jempol belaka. Di musim lalu misalnya, Rossi gagal mengamankan sebiji kemenangan dalam semusim. Itu merupakan rapor terburuk yang pernah ditorehkan pemilik nomor 46 selama menekuni dunia balap motor. Lalu, bagaimana Rossi bisa mengakhiri kutukan gelar juara dunia?

Pertanyaan itu selalu muncul jelang bergulirnya kejuaraan MotoGP. Tapi ayahnya, Graziano Rossi punya jawaban yang agak sedikit mengejutkan. Menurutnya, kehadiran bayi atau anak kecil dalam keluarga akan menambah semangat atau motivasi Rossi untuk memenangkan gelar.

"Anak kecil? Baginya itu bukan rem untuk daya saingnya, tetapi dorongan untuk memenangkan gelar kesepuluh untuk diberikan kepada bayinya," kata Graziano dikutip dari Gazzetta dello Sport, Minggu (13/1/2019).


Rossi saat ini sedang menjalin hubungan dengan Francesca Sofia Novello, yang sudah berjalan selama satu tahun. Meski baru seumur jagung, namun Graziano tampaknya sudah merestui hubungan tersebut dan sangat mengharapkan cucu dari anak kesayangannya tersebut.

Tapi di beberapa kesempatan, Rossi bersikeras jika dirinya belum memikirkan untuk melepaskan masa lajangnya. "Dengan Francesca, kami belum memutuskan," singkat Rossi.  


Valentino Rossi Belum Pikirkan Pernikahan

Valentino Rossi Belum Pikirkan Pernikahan

Berita Seputar MotoGP - Perasaan kecewa masih menggelayuti pikiran Valentino Rossi ketika ia disinggung tentang penampilannya di MotoGP 2018. Pasalnya, tidak ada kemenangan yang diraih pembalap tim Yamaha dalam satu musim.

Podium pertama yang dirasakan Rossi terakhir kali terjadi di Grand Prix Belanda pada Juni 2017 lalu. Sejak itu keran kemenangan seakan tidak terbuka lagi. Memiliki rapor merah membuat The Doctor meraih penghargaan Tapiro d'Oro.

"Itu adalah musim yang sulit, kami tidak bisa memenangkan satu balapan. Sangat menyedihkan bahwa kami tidak bisa menang pada 2018," kata Rossi dikutip dari Autoportal, Senin (7/1/2019).

Tak hanya di dalam lintasan Rossi mendapatkan hasil yang mengecewakan. Kisah percintaannya dengan Francesca Sofia Novello juga tidak menemui kejelasan.

Ada kecenderungan Rossi masih menikmati hobinya menjalani balapan di kelas elite. Sehingga dia tidak memikirkan rencana untuk melepas masa lajangnya.

"Saya tidak tahu, kami tidak memutuskan, kami tidak memikirkannya," pungkas Rossi, saat diwawancara dengan saluran televisi di Italia (Canale 5).  

Marquez Dan Lorenzo Cedera, Honda Panggil Stefan Bradl

Marquez dan Lorenzo Cedera, Honda Panggil Stefan Bradl

Berita Seputar MotoGP - Marc Marquez dan Jorge Lorenzo yang masih berkutat dengan cedera memaksa tim Repsol Honda memanggil Stefan Bradl untuk melakukan pengujian tes pramusim MotoGP di Sepang Malaysia. Marquez sendiri dikabarkan sangat mungkin tampil di Sepang walau dalam kondisi tidak prima, sementara Lorenzo harus benar-benar rehat usai menjalani operasi.

Bos Honda Alberto Puig tak mau ambil risiko dengan ketidaksiapan dua andalanya di MotoGP 2019. Bradl pun digaet meringankan beban kedua pembalap utamanya.

“Iya, ini akan jadi rencananya. Saat sesuatu terjadi, kami bereaksi, dan kami meminta Stefan bergabung di Sepang. Ini bukanlah situasi terbaik, tapi lebih baik mengalaminya saat ini dibanding saat pertengahan musim. Kami akan menghadapinya seperti ini, dan prioritas kami adalah para pembalap fit untuk 10 Maret, saat musim dimulai," papar Puig dikutip MotorSport, Kamis (24/1/2019).  

“Dan kami akan melakukan tes di Sepang berdasarkan kondisi, kami akan mengikuti bagaimana kondisi badan dan pembalap. Motornya, tentu kami memiliki proses, dan sedang dikembangkan. Dan kami akan tetap mencoba, Honda akan melakukan hal yang mereka tahu mereka harus lakukan. Namun, pastinya kami akan menurunkan Stefan di Sepang,” sambung Puig. 

Buat Bradl, kesempatan jadi penguji Honda adalah yang ketiga jelang musim 2019. Sebelumnya, ia juga turun di Valencia dan Jerez bersama LCR, menggantikan Cal Crutchlow yang cedera. Marquez dan Lorenzo musim ini dipastikan akan menambah kekuatan Honda. Bahkan sangat mungkin kedua pembalap ini akan menjaga rivalitas untuk menjadi kampiun di musim 2019.  

Ubah Tampilan Motor, Ducati Janjikan Penampilan Ganas Di MotoGP 2019

Ubah Tampilan Motor, Ducati Janjikan Penampilan Ganas di MotoGP 2019

Berita Seputar MotoGP - Tim balap Ducati mengubah tampilan motor Desmosedici menjadi lebih gahar untuk musim balap 2019. Dalam presentasi motor anyar di Neuchatel, Swiss, tim asal Italia tersebut menjanjikan penampilan ganas dari sang kuda besi.

Sejak musim 2016 Ducati sebetulnya sudah memperlihatkan grafik yang meningkat. Sosok Andrea Dovizioso menjadi salah satu pendobrak dalam kebangkitan Ducati dimana dia finisi sebagai runner up dalam dua musim teranyar MotoGP.

Dengan motor berpenampilan lebih gahar, Ducati juga menjelaskan bahwa secara performa mereka terus berusaha meningkatkan kecepatan, power, dan keseimbangan Desmosedici. Harapannya, Dovizioso akan memenangkan gelar tahun ini. 

Jika Dovizioso dipatok memenangkan gelar tahun ini, Bos Ducati, Paolo Ciabatti, mengungkapkan bahwa pembalap anyar mereka yakni Danilo Petrucci diharapkan finis minimal lima besar.

"Danilo harus menghadapi tekanan lebih besar yang pernah didapatnya sampai saat ini, dan targetnya dalah memenangi balapan pertama, serta konsisten bertarung untuk lima besar," kata Ciabatti dikutip Motorsport.

Sekadar informasi, Ducati menjadi tim balap MotoGP pertama yang meluncurkan motor anyar mereka untuk musim 2019. Sedangkan tim balap Yamaha rencananya memperkenalkan motor mereka di Jakarta, 4 Februari 2019 mendatang. 

Tumbangkan Popularitas Marc Marquez, Tujuan Ambisius Tim Ducati

Tumbangkan Popularitas Marc Marquez, Tujuan Ambisius Tim Ducati

Berita Seputar MotoGP - Direktur olahraga Ducati, Paolo Ciabatti, punya rencana ambisius pada kejuaraan grand prix MotoGP musim ini. Target besar itu adalah mengalahkan pembalap bertalenta, yakni Marc Marquez.

Ciabatti menyadari bahwa itu akan menjadi tantangan besar karena tim Honda merupakan perancang motor terbaik di dunia. Apalagi pada musim ini mereka diperkuat dua juara dunia yakni Marc Marquez dan Jorge Lorenzo.

"Kami di sini untuk memenangkan kejuaraan grand prix MotoGP, dan kami akan melakukan semua yang kami bisa dengan itu. Mengetahui itu adalah tantangan besar karena Honda adalah perancang sepeda motor terbesar di dunia dan Marquez mungkin adalah talenta terbesar dalam ajang balap motor modern. Itu adalah tujuan yang ambisius, tetapi itu satu-satunya yang kita miliki," kata Ciabatti dikutip dari Speedweek, Jumat (18/1/2019).

"Saya percaya bahwa Marc Márquez memiliki bakat luar biasa dan telah mengangkat popularitasnya di kejuaraan dunia jauh lebih tinggi. Dia telah memenangkan lima gelar dalam enam tahun sejak debutnya, menunjukkan betapa luar biasanya dia. Fakta bahwa kami mengalahkannya tujuh kali pada 2018 dan enam kali pada 2017, bahkan melawan satu sama lain, harus membuat kami bangga," sambung Ciabatti.

Pria berusia 61 tahun itu yakin kolaborasi Andrea Dovizioso dan Danilo Petrucci di musim ini bisa menyuguhkan warna berbeda pada kejuaraan grand prix balap motor. Diharapkan, mereka dapat memberikan hasil maksimal pada musim ini.

"Kami yakin bahwa Andrea mampu bertarung dengan Marquez di level yang sama. Dia sudah menunjukkannya. Kami harus menghindari kesalahan karena Yamaha dan Suzuki juga akan kompetitif. Kami juga harus mengandalkan Danilo mengambil langkah yang kami harapkan darinya, dan mencetak poin dari kompetisi."  

Wednesday, January 23, 2019

Senyum Lorenzo, Pasca Operasi Tangan Kiri

Senyum Lorenzo, Pasca Operasi Tangan Kiri

Berita Seputar MotoGP - Operasi skafoid pada tangan kiri Jorge Lorenzo berjalan sukses. Pembalap anyar tim Repsol Honda itu tampak tersenyum pasca operasi.

"Operasi selesai. Waktu untuk pulih dan kembali lebih kuat," tulisnya pada akun Twitter pribadinya, Selasa (22/1/2019).

Lorenzo diketahui mengalami cedera pada tangan kirinya setelah terjatuh saat berkendara di Verona, Italia, akhir pekan kemarin. Pembalap berjuluk X-Fuera itu lantas dilarikan dua temannya ke Unit Gawat Darurat (UGD) Rumah Sakit Pederzoli di Peschiera del Garda.

Dari hasil pemeriksaan diketahui bahwa Lorenzo mengalami skafoid rusak. Ia pun akhirnya memutuskan untuk naik meja operasi. Akibat cedera yang menimpanya tersebut juara dunia tiga kali MotoGP itu bakal absen pada tes pramusim pertama tahun ini di Sepang, Malaysia.

Dalam akun Twitter resmi tim Honda menulis juara dunia tiga kali MotoGP itu akan menjalani proses pemulihan di rumah sakit selama 24 jam untuk pengamatan lebih lanjut. Setelah itu, Lorenzo kembali menjalani proses pemulihan yang akan memakan waktu selama empat hari dan melakukan fisioterapi.

"Karena sifat cedera yang menimpa Jorge Lorenzo, tim Repsol Honda telah memilih Lorenzo untuk melewatkan tes di Sepang agar fokus sepenuhnya pada pemulihannya. Tujuannya adalah untuk kembali sepenuhnya fit pada tes kedua tahun ini di Qatar, 23-25 Februari," demikian pernyataan resmi tim Repsol Honda.

"Dia (Lorenzo) sekarang menuju ke Madrid untuk melakukan presentasi motor RC213V sekaligus perayaan ulang tahun ke-25 tim Repsol Honda pada 23 Januari bersama Marc Marquez."  

Valentino Rossi Ungkap Alasan Yamaha Tertinggal Dari Rival


Valentino Rossi Ungkap Alasan Yamaha Tertinggal dari Rival

Berita Seputar MotoGP - Valentino Rossi menyebut tim balap Yamaha punya permasalahan utama yakni jumlah sumber daya teknisi di lapangan. Minimnya jumlah teknisi Yamaha berbanding terbalik degan Honda dan Ducati.

Menurut Rossi, jumlah teknisi Ducati dan Honda jauh lebih banyak sehingga kedua tim kompetitif. Sebaliknya Yamaha tidak menggunakan formula tersebut sehingga, kata Rossi, tim berlogo garpu tala kesulitan bersaing.

"Dalam beberapa tahun terakhir, terutama dalam setengah tahun terakhir, situasi teknisi di MotoGP banyak berubah," kata Rossi dikutip Motorsport. 

"Ducati yang pertama mengambil langkah dengan memperkerjakan jumlah orang dan engineer. Honda mengikutnya, dan saya sudah berbicara permasalahan ini dengan Yamaha," kata Rossi.
Banyaknya jumlah teknisi di lapangan memang tidak selalu berpengaruh pada hasil balap. Namun Valentino Rossi mengklaim pendapatnya tersebut diamini oleh rekan satu timnya, Maverick Vinales.

"Hal-hal yang kami berdua katakan sangat mirip dan kami hampir selalu sepakat tentang pengembangan motor." kata Rossi.  

Monday, January 21, 2019

Bersama Honda, Lorenzo Enggan Patok Target Tinggi

Bersama Honda, Lorenzo Enggan Patok Target Tinggi

Berita Seputar MotoGP - Jorge Lorenzo enggan mematok target tinggi di MotoGP 2019. Musim depan adalah debut Lorenzo bersama Honda setelah hijrah dari Ducati.

Lorenzo mengaku jika kenyamanan sudah diperoleh dalam beberapa tes yang dilakukan. Tapi dengan posisinya yang ada di bawah Marc Marquez, mantan rekan setim Valentino Rossi di Yamaha itu mencoba bersikap realistis.

“Saya tak tahu apakah akan siap bertarung demi gelar pada tahun pertama (bersama Honda), tapi akan saya coba, itu pasti. Saya akan coba sesiap mungkin untuk balapan pertama di Qatar,” ujar pembalap 31 tahun itu dikutip Motorsport, Rabu (9/1/2019). 

Menurutnya, Marquez adalah sang fenomena yang sudah berpengalaman dengan Honda. "Dia seorang fenomena, pembalap luar biasa yang telah mengendarai motor sama selama enam atau tujuh tahun. Begitu juga Dovizioso, yang telah bersama Ducati untuk tujuh tahun, dan Valentino, yang bersama Yamaha selama 10 tahun.”

Dibandingkan tim lain, musim 2019 Honda menjadi salah satu tim terkuat dengan adanya duet Marquez dan Lorenzo. “Angka tidak bohong, jelas kami berdua salah satu pasangan terkuat sepanjang sejarah MotoGP,” Lorenzo mengomentari potensi duet dengan sang juara bertahan.

“Namun saya berbicara untuk diri saya sendiri, saya harus rendah hati dan belajar dari semua orang di sekitar saya. Dan juga Marc, yang memiliki lebih banyak pengalaman dibandingkan saya,” tandasnya.  

Sunday, January 20, 2019

Takut Dicontek, Marquez Ogah Berbagi Informasi Dengan Lorenzo

Takut Dicontek, Marquez Ogah Berbagi Informasi dengan Lorenzo

Berita Seputar MotoGP - Atmosfer ajang balap MotoGP akan terasa berbeda ketimbang sebelumnya. Ini mengacu pada komposisi pembalap yang tergabung di tim pabrikan dan satelit.

Dari sekian banyak tim peserta yang terlibat pada balapan di kelas utama MotoGP, Repsol Honda paling banyak menyita atensi penggemar. Betapa tidak, pada musim ini mereka akan diperkuat dua juara dunia yakni Marc Marquez dan Jorge Lorenzo.

Kehadiran dua pembalap yang memiliki stempel juara dunia tentunya mengundang pertanyaan, salah satunya mengenai persaingan yang akan terjadi di pacuan kuda besi MotoGP musim ini.

Lorenzo dalam kesempatan wawancara pertamanya di markas Red Bull ini mengatakan bahwa dirinya merasa senang kalau tim Repsol Honda sangat merespon setiap data yang telah diberikan selama menjalani tes pra musim. Tak hanya soal mesin RC213V yang dibicarakannya, pembalap berjuluk X-Fuera berharap dapat berkolaborasi dengan rekan setimnya Marquez dalam berbagi informasi.

"Semua pembalap memiliki kekuatan dan kelemahan. Marc juga memilikinya. Saya akan mencoba belajar dari kekuatannya dan ia akan mencoba belajar dari saya. Dengan cara ini kita akan saling mendorong. Saya ingin mengalahkannya dan dia ingin mengalahkan saya, dan itu selalu membuat level tim tumbuh dan membawa aspek teknis baru ke motor."

Menanggapi hal itu Marquez mulai menunjukkan sifat aslinya yang tidak mau dicontek oleh pembalap manapun terkait kecapakannya dalam proses pengembangan motor RC213V. Juara bertahan MotoGP itu sepertinya tidak ingin label pembalap pertama direbut Lorenzo.

Pertanyaan itu secara tidak langsung telah menunjukkan bahwa Lorenzo tidak dapat mengandalkan rekan setimnya untuk belajar mengenal karakteristik kuda besi RC213V. "Saya tidak akan memberinya nasihat," singkat Marquez dikutip dari Sky Sport, Senin (7/1/2019).

"Dia (Lorenzo) akan mencari tahu sendiri, tetapi ia sudah tahu banyak, hanya mempelajari sepeda motor lain untuk memahami kekuatan dan kelemahan motor. Kita tidak tahu apakah dari hari pertama atau setelah balapan atau itu akan memakan waktu setengah tahun atau satu tahun, tetapi cepat atau lambat, dia akan mengetahuinya," imbuh Marquez.

Meskipun tidak ingin berbagi informasi, namun Marquez merasa penasaran melihat potensi Lorenzo dalam menunggangi motor Honda. Pengalamannya, tambahnya, dalam mengendarai motor pabrikan berbeda sudah tak perlu diragukan lagi.

"Saya tahu motor ini, saya tahu Honda, tapi saya penasaran melihatnya dengan gaya Lorenzo, itu brilian, dan setelah pengalaman Ducati itu menjadi lebih agresif dalam berkendara. Yang berbeda dengan saya, jadi akan menarik," pungkas Marquez.

Lorenzo Sadar Masih Perlu Banyak Adaptasi Di Honda

Lorenzo Sadar Masih Perlu Banyak Adaptasi di Honda

Berita Seputar MotoGP - Kepindahan Jorge Lorenzo ke tim balap Repsol Honda membawa peta baru dalam persaingan MotoGP 2019. Meski begitu, Lorenzo mengaku masih perlu banyak beradaptasi dengan motor barunya tersebut.

Musim depan Lorenzo akan menunggang Honda RC213V yang selama ini mengantar Marc Marquez lima kali juara MotoGP. Termasuk dalam gelar teranyar Si Bayi Alien pada musim balap 2018.

Kombinasi kemampuan motor balap Honda RC213V dan skill Lorenzo melahirkan ekspektasi besar di tim balap Repsol Honda musim 2019. Namun, dalam sebuah wawancara yang dimuat Crash.net Lorenzo menepis anggapan tersebut. 

"Saya pikir ini masalah yang sudah jelas, bahwa saya perlu meningkatkan gaya balapan di atas motor (Honda). Saya masih perlu membuat motor sesuai dengan gaya balap yang saya punya," kata Lorenzo.

"Tim ini sangat besar, sangat profesional. Semuanya sempurna dan mereka semua mengurus detailnya," kata Lorenzo ketika ditanya perbedaan Honda dengan tim lain.

Sebelumnya, Lorenzo memperkuat tim balap Ducati akan tetapi dia kesulitan berkembang selama dua musim di sana. Adapun sebelum bergabung dengan Ducati, Lorenzo sembilan tahun memperkuat Yamaha dengan memenangkan tiga gelar juara dunia.  

Tuesday, January 15, 2019

Rossi, Stoner, Dan Marquez Bikin Lorenzo Nggak Bahagia

Rossi, Stoner, dan Marquez Bikin Lorenzo Enggak Bahagia

Berita Seputar MotoGP - Sudah 16 tahun Jorge Lorenzo menekuni kariernya sebagai pembalap profesional. Lima gelar juara dunia di dua kelas berbeda (250cc dua kali dan MotoGP tiga kali) menjadi bukti betapa X-Fuera sangat mencintai olahraga balap tersebut.

"Sepeda motor adalah olahraga dan hasrat saya. Saya beruntung karena saya dapat melakukan apa yang saya sukai dan memiliki karier yang sangat sukses, dengan banyak kemenangan dan gelar. Ini jauh lebih banyak dari apa yang saya harapkan ketika saya masih kecil, " tutur Lorenzo dikutip Tahun dalam sebuah wawancara di markas Red Bull, Minggu (6/1/2019).

Selama meniti karier di dunia balap motor kelas bergengsi ini, Lorenzo tentunya banyak menemukan rintangan dalam merebut gelar juara dunia. Pasalnya, dia harus bertarung dengan sederet pembalap top dunia. Lantas, siapa saja yang masih diingat oleh pemilik nomor 99?

Lorenzo tak menampik jika dirinya menemukan banyak pembalap hebat selama bertempur di lintasan pacuan kuda besi. Tapi hanya tiga pembalap yang dianggapnya sebagai pesaing, yakni Valentino Rossi, Casey Stoner, dan Marc Marquez.

"Dari 2008 hingga 2010, Valentino Rossi adalah saingan terbesar saya. Dia yang terbaik dan ia adalah salah satu yang terbaik dalam sejarah. Untuk mengalahkannya pada tahun 2010 sangat sulit. Saya harus memberikan kejuaraan yang sempurna dan pada akhirnya saya merayakan gelar pertamanya di kelas premier," ungkap Lorenzo.

Sementara tentang Stoner, Lorenzo berpendapat bahwa legenda MotoGP asal Australia itu memiliki bakat alami yang tidak dimiliki pembalap lain. Dia bahkan mampu bertarung dengan baik di lintasan dan memenangi pertarungan melawan pembalap asal Spanyol pada 2011.

"Lalu saya bertarung dengan Casey Stoner - mungkin bakat alami terbesar yang pernah ada," singkat Lorenzo.

Adapun Marquez dinilai Lorenzo sebagai pembalap yang fenomenal. Sejak dia bergabung dengan tim Repsol Honda pada 2013, pembalap yang dikenal dengan julukan The Baby Alien sudah mengoleksi lima gelar juara di kelas elite MotoGP.

Sementara Marquez seperti memberikan hadiah hiburan kepada Lorenzo pada 2015, setelah pembalap Repsol Honda itu terlibat perseteruan panas dengan Rossi. "Saya juga harus bertarung dengan Marc. Ketiga orang ini tidak dapat dipercaya, saya dalam posisi yang beruntung dan tidak bahagia mengemudi melawan pembalap ini," pungkas Lorenzo.

Legenda Yamaha Minta Vinales Kalahkan Rossi

Legenda Yamaha Minta Vinales Kalahkan Rossi

Berita Seputar MotoGP - Dengan kemampuan yang dimiliki sangat wajar jika Maverick Vinales bisa bersinar di MotoGP 2019. Legenda Yamaha, Wayne Rainey juga meminta agar Vinales bisa mengalahkan Valentino Rossi.

Rainey yang pernah meraih tiga gelar juara 500cc beruntun bersama Yamaha dalam kurun 1990-1992, memiliki ekspektasi lebih pada Vinales, yang direkrut untuk menggantikan Jorge Lorenzo, 2017 lalu. Sayangnya, Vinales belum mampu menampilkan aksi terbaiknya bersama YZR-M1.

Prestasi Vinales pasang surut. Dan di awal kiprahnya bersama Yamaha, pembalap asal Spanyol itu hanya dua kali meraih kemenangan.

Mirisnya, mantan joki Suzuki itu sempat menjalani periode suram di mana tak meraih kemenangan sejak Mei 2017, sebelum akhirnya menyudahi puasa kemenangan Yamaha di Phillip Island.

“Sejujurnya saya berharap lebih dari Maverick. Saya berharap ia akan sedikit lebih konsisten, namun ini membuktikan bahwa ia masih muda dan kurang pengalaman, tahun-tahun sulit ini akan membuatnya semakin kuat,” ujar Rainey kepada Motorsport.

“Maverick kuat dan memiliki banyak sekali kecepatan. Ia menunjukkan kepercayaan diri tinggi saat segalanya berjalan baik, tapi saya rasa ia masih punya masalah saat set-up motornya tidak sempurna. Saat (Valentino) Rossi tidak memiliki motor yang diinginkannya, ia masih mampu membuat perbedaan, saya pikir itu kelemahan Maverick.”

Meski jadi penyelamat Yamaha saat MotoGP Australia, Vinales mengakhiri musim pada peringkat keempat klasemen akhir, satu strip di bawah Rossi. Menurut Rainey, hal tersebut tak boleh terulang lagi di 2019. Ia menilai Vinales punya peluang lebih besar dalam pertarungan titel dibanding The Doctor.

“Ia harus mengalahkan Rossi hampir tiap balapan. Untuk itu, Vinales harus memperbaiki kelemahannya. Contohnya seperti paruh awal balapan, ia kerap kehilangan posisi selepas start, ia harus memperbaiki area itu,” tambahnya.

“Mari lihat apa ia bisa melakukannya. Jika ia mampu, maka peluangnya dalam pertarungan gelar juara lebih besar,” tandasnya.  

Vinales Ganti Nomor, Marquez Jadi Bingung

Vinales Ganti Nomor, Marquez Jadi Bingung

Berita Seputar MotoGP - Memasuki MotoGP musim 2019, Maverick Vinales melakukan gebrakan baru. Ini bukan terkait dengan teknis motor yang akan dipacu, namun soal nomor yang akan dikenakan.

Jika di musim 2018, pembalap Yamaha itu menggunakan nomor 25, kini rekan setim Valentino Rossi ini mengenakan nomor 12. Perubahan tersebut membuat Marc Marquez angkat bicara.

Vinales sendiri bukan tanpa alasan mengganti nomor. Menurutnya dengan pergantian nomor ini sekaligus harapan baru setelah dalam dua tahun terakhir di MotoGP selalu terpuruk. Ia pun mengganti pelatihnya dari Ramon Forcada ke Esteban Garcia. 

Seperti dikutip Motorsport, Sabtu (5/1/2019), ketika perubahan nomor ini ditanyakan pada Marquez, pembalap Honda itu mengaku bingung. "Saya tidak tahu. Sejak pertama saya selalu memakai 93. Ini mungkin sebuah takhayul, mungkin secara psikologis itu membantu. Tetapi tidak terpikir oleh saya untuk mengubah nomor saya," katanya.

“Ada pembalap yang lebih obsesif dibanding yang lain, hal-hal ini dapat mempengaruhi orang-orang tertentu. Namun saya tidak percaya banyak takhayul,” ujarnya.

Terungkap kalau nomor 12 yang akan digunakan Vinales pernah mengalahkan Marquez di awal karier. Menghadapi fakta tersebut, Marquez menuturkan tidak masalah dengan semua itu. 

“Saya tidak ingat menghadapi seluruh kejuaraan bersama semasa masih anak-anak. Kami tampil beberapa balapan, tidak masalah. Satu tahun, ketika saya masih sangat kecil, saya memakai nomor 3. Tapi sekarang kita berada di MotoGP dan itulah yang terpenting. Kita tidak bisa hidup di masa lalu, kita harus hidup di masa sekarang. Namun jika dia menang dengan mengubah nomornya, saya juga akan mengubah nomor saya!” tukas Marquez.  

Danilo Petrucci Langsung Ditarget Kemenangan Oleh Ducati

Danilo Petrucci Langsung Ditarget Kemenangan oleh Ducati

Berita Seputar MotoGP - Mendapatkan kesempatan membela tim pabrikan tentu jadi kebanggaan tersendiri buat Danilo Petrucci. Tapi, ia tak bisa berleha-leha, pasalnya Ducati langung menargetkan Petrucci untuk meraih kemenangan.

Di MotoGP 2018, pembalap yang akrab disapa Petrux itu masih jadi andalan Pramac. Namun seiring kepindahan Jorge Lorenzo, Petrucci digaet untuk menemani Andrea Dovizioso musim 2019.

Dengan minimnya pengalaman dan belum pernah memenangkan lomba MotoGP, Ducati tak berharap banyak. Kontrak pun hanya diberikan satu musim.

Bos Ducati Paolo Ciabatti mengungkapkan hal pertama yang harus diburu Petrucci adalah kemenangan. Tapi untuk meraih kemenangan tersebut Petrucci diharamkan melakukan rivalitas dengan Dovizioso.

“Danilo harus menghadapi tekanan lebih besar yang pernah didapatnya sampai saat ini, dan targetnya dalah memenangi balapan pertama, serta konsisten bertarung untuk lima besar,” ujar Ciabatti kepada Motorsport, Kamis (3/1/2019).

Bicara penampilan, Petrucci sebenarnya sudah mulai bisa beradaptasi dengan Ducati. Aksinya sangat menjanjikan ketika menjalani debut saat tes musim dingin, akhir 2018 lalu, bahkan sempat memimpin hari pertama tes Jerez.

Meski demikian, Ciabatti sudah memperingatkan pembalap barunya untuk tidak mengalihkan fokusnya. Ia ingin kedua pembalapnya secara kolektif bekerja untuk tim, bukan mengalahkan satu sama lain.

“Target Danilo bukanlah mengalahkan Dovizioso, namun jika ia dapat melakukannya, itu sempurna. Fokusnya adalah meningkatkan kepercayaan dirinya, bukan menunjukkan bahwa ia lebih baik dari Dovi,” tambah Ciabatti.

“Saat Anda memiliki dua pembalap sekompetitif Honda, dengan Marc Marquez dan Jorge Lorenzo, ada kalanya Anda lebih berkonsentrasi untuk mengalahkan satu sama lain dibanding pencapaian sebagai tim,” tutupnya.  

MotoGP Tak Ada Batasan Usia


MotoGP Tak Ada Batasan Usia

Berita Seputar MotoGP - Valentino Rossi akan menjalani periode yang sulit ketika ia tampil untuk pertama kalinya di usia 40 tahun pada pagelaran MotoGP musim ini. Belum terbayangkan bagaimana pembalap tim Yamaha mampu tampil konsisten melawan pembalap muda di kejuaraan grand prix ke-23 dalam kariernya.

MotoGP tampaknya masih membutuhkan sosok Rossi. Bukan untuk menyanjung The Doctor, tapi kejuaraan grand prix balap motor masih membutuhkan aktor protagonis seperti pembalap asal Italia ini.

Pandangan itulah yang diutarakan Casey Stoner. Legenda balap motor asal Australia itu menuturkan jika Rossi tidak memiliki alasan untuk pensiun dari MotoGP. Meskipun hingga saat ini pemilik nomor 46 selalu gagal menggenapi torehan trofi kesepuluh sepanjang kariernya, dia masih memiliki hasrat yang besar untuk meraih gelar di lintasan pacuan kuda besi.

"Vale dan timnya bekerja secara konstan untuk menjadi lebih cepat dan lebih cepat lagi. Saya pikir tak ada batasan usia di MotoGP. Semua orang selalu berbicara mengenai usianya dan mereka berpikir apakah Rossi masih bisa kompetitif," ungkap Stoner dikutip dari Tuttomotoriweb, Kamis (3/1/2019).

"Saya percaya omongan orang sia-sia belaka. Jika seorang pembalap tidak memiliki cedera berat dan masih menikmati, mengapa dia harus berhenti? Tidak ada alasan. Rossi masih memiliki motivasi tinggi," pungkas juara dunia dua kali MotoGP, yang dikenal dengan julukan Kuri-Kuri Boy.  

Tuesday, January 8, 2019

Responsif Tim Honda Bikin Lorenzo Betah

Responsif Tim Honda Bikin Lorenzo Betah

Berita Seputar MotoGP - Tim Repsol Honda dinilai sangat responsif untuk mendengarkan setiap pendapat yang keluar dari pembalapnya, termasuk joki anyarnya Jorge Lorenzo. Itulah yang dirasakan juara dunia tiga kali di kelas MotoGP saat menjajal motor RC213V di Valencia dan Jerez.

"Salah satu hal yang paling mengesankan bagi saya adalah kapasitas reaksi tim Repsol Honda untuk memberikan apa yang saya minta. Ini cukup jelas, Honda telah mencatat semua indikasi yang saya minta dan dalam beberapa hari semuanya sudah siap. Mereka bahkan menyediakan hampir 100 persen seusai dengan keinginan saya," kata Lorenzo, dalam wawancara pertamanya dengan tim Repsol Honda, Rabu (2/1/2019).

Kehadiran Lorenzo di Honda menimbulkan banyak penilaian. Salah satu hal yang paling mencolok adalah sebutan tim terkuat di ajang MotoGP. Namun pembalap berjuluk X-Fuera mencoba untuk tetap rendah hati dan dia akan berbagi pengalaman dengan Marc Marquez.

"Semua pembalap memiliki kekuatan dan kelemahan. Marc juga memilikinya. Saya akan mencoba belajar dari kekuatannya dan ia akan mencoba belajar dari saya. Dengan cara ini kita akan saling mendorong. Saya ingin mengalahkannya dan dia ingin mengalahkan saya, dan itu selalu membuat level tim tumbuh dan membawa aspek teknis baru ke motor."

Pada 23 Januari mendatang, Lorenzo dan Marquez akan berada di satu panggung saat mereka mempresentasikan motor RC213V yang bakal ditungganginya pada tahun ini. Presentasi itu akan dilakukan di Madrid.

"Presentasi akan sangat istimewa bagi saya. Saya pikir ini menghasilkan banyak harapan karena ada dua belas gelar dunia dan banyak kemenangan bersama di tim yang sama. Di atas semua itu, ada banyak bakat dan banyak kecepatan dalam tim yang paling dihiasi dalam sejarah. Harapan dan optimisme yang saat ini dihembuskan sangat besar dan hari itu kita akan bersenang-senang," jelas Lorenzo.

Berpostur Pendek, Lorenzo Ngaku Kepayahan Tunggangi Motor Honda

Berpostur Pendek, Lorenzo Ngaku Kepayahan Tunggangi Motor Honda

Berita Seputar MotoGP - Jorge Lorenzo siap membuka lembaran baru tahun 2019 dengan tantangan baru dalam karier balap profesionalnya di ajang MotoGP. Inilah yang akan dilakukan saat ia membela tim Repsol Honda pada musim ini.

Sebelum memulai balapan perdananya dengan tim Honda di Grand Prix Qatar pada 10 Maret 2019 mendatang, Lorenzo berkesempatan melakukan wawancara pertamanya dengan pabrikan Jepang. Ada banyak pertanyaan yang diajukan, salah satunya mengenai perasaan X-Fuera saat merasakan sensasi pertamanya mengendarai RC213V pada tes pramusim di Valencia.

"Secara pribadi, saya suka warnanya sendiri. Warna favorit saya selalu putih, merah dan hitam, dan sekarang oranye juga akan ditambahkan. Mereka adalah warna yang mewakili kesuksesan, banyak kemenangan dan banyak kejuaraan dalam 25 tahun terakhir. Saya sangat bangga menjadi bagian dari keluarga ini dan dapat berkontribusi sedikit untuk membuat tim lebih kuat," kata Lorenzo, membuka sesi tanya jawab pertama dengan tim Repsol Honda, Rabu (2/1/2019).

Lorenzo menambahkan jika dirinya merasa senang dapat berada dalam keluarga besar tim Repsol Honda. Ia pun menilai jika ini merupakan tim paling sukses dalam sejarah dan memiliki segudang prestasi di kejuaraan grand prix balap motor.

Lorenzo pun mengibaratkan tim Honda seperti Barcelona dan Real Madrid. "Jika membandingkan dengan tim sepak bola, Honda seperti Barcelona atau Real Madrid. Tidak ada tim dengan lebih banyak gelar dan lebih penting di seluruh dunia daripada ini," kata Lorenzo.

"Saya sangat bangga menjadi bagian dari keluarga ini dan saya berharap dapat berkontribusi," sambung pembalap berusia 31 tahun ini.

Disinggung mengenai perasaan pertamanya ketika menjajal motor RC213V Honda, Lorenzo mengaku kesulitan untuk menaklukan tunggangannya. Ini lantaran postur tubuhnya dengan motor tidak seimbang sehingga sulit mengendarainya.

"Motor sangat besar dan tinggi. Mungkin agak terlalu besar untuk tinggi badan saya. Honda, dalam hal dimensi, datang lebih baik. Ini adalah motor yang lebih kompak, lebih kecil dan lebih rendah, yang membuat saya lebih baik saat mengaspal."

Meski terlalu tinggi, namun Lorenzo merasakan kepercayaan dirinya ketika melakukan manuver di tikungan. Singkat kata, kesan pertama yang didapat adalah positif.

"Saya merasa sedikit lebih percaya diri ketika memasuki tikungan, karena semakin dekat Anda dengan tanah, semakin banyak keyakinan yang Anda miliki. Kesan pertama adalah positif dan saya melihat banyak potensi," pungkas Lorenzo.  

Monday, January 7, 2019

Dovi Ragukan Stempel Tim Terkuat Milik Repsol Honda Di MotoGP 2019

Dovi Ragukan Stempel Tim Terkuat Milik Repsol Honda di MotoGP 2019

Berita Seputar MotoGP - Andrea Dovizioso mengecilkan penilaian yang menyebut jika Repsol Honda merupakan tim terkuat di ajang MotoGP 2019. Dikatakannya, memiliki dua juara dunia yakni Marc Marquez dan Jorge Lorenzo dalam skuat yang sama bukan formula yang tepat.

"Di atas kertas, Honda adalah tim terbaik tetapi itu tidak berarti mereka akan menjadi tim terkuat," tutur Dovizioso dikutip dari Bikesport, Rabu (2/1/2019).

Dovizioso punya pengalaman yang kurang baik ketika bermitra dengan Lorenzo selama dua musim di tim Ducati Corse. Ketegangan beberapa kali terjadi selama sepanjang gelaran MotoGP, terutama di musim lalu.

Dovizioso dan Lorenzo saling membuka ketidaksukaan mereka terhadap satu sama lain dan tampaknya ketegangan di antara mereka mulai meningkat saat pembalap berjuluk Little Dragon memerintahkan perubahan setelah serangkaian tanpa kemenangan. "Jorge membuat langkah besar dan normal, itu memengaruhi saya karena saya tidak cukup melakukan. Ketika Anda memiliki dua pembalap untuk kejuaraan dunia, kami saling mendorong dan itu positif untuk pengembangan motor tetapi juga menciptakan ketegangan. Ini adalah cara untuk kehilangan poin," jelas Dovizioso.

"Setelah nol kemenangan, kami bekerja dengan cara yang berbeda karena menurut saya itu tidak cukup baik. Kami memiliki terlalu banyak tanda tanya tentang hal-hal teknis. Kami memutuskan untuk pergi satu arah dan itu membuahkan hasil," tutur Dovizioso.

Lebih lanjut, Dovizioso mengklaim tahun ini tim Ducati Corse memiliki perpaduan terbaik antara pembalap dan motor. Maklum, pabrikan Italia itu merekrut pembalap dari tim satelit, Andrea Petrucci. Pembalap berusia 28 tahun itu dinilai tepat lantaran ia sudah paham mengenai proses pengembangan motor Desmosedici.

"Kami memiliki beberapa karakteristik yang sangat baik, lebih baik daripada pesaing, tetapi masih di beberapa bagian kami lebih buruk," pungkas Dovizioso.  

Pendekatan Tim Ducati Rekrut Pembalap Beda Dengan Pabrikan Lain

Pendekatan Tim Ducati Rekrut Pembalap Beda dengan Pabrikan Lain

Berita Seputar MotoGP - Kepala tim Ducati Corse, Gigi Dall'Igna, memberikan penjelasan mengenai cara pendekatan dengan pembalap baru dan ini sangat berbeda jika dibandingkan dengan pabrikan lain. Dikatakannya, tim asal Italia lebih fokus untuk mengembangkan pembalap melalui tim satelitnya ketimbang merekrut dari tim lain.

Sebagai contoh perekrutan Danilo Petrucci. Ketika tim Ducati Corse mengumumkan Petrucci sebagai pengganti Jorge Lorenzo, mungkin penggemar sangat terkejut dengan keputusan itu. 

Pasalnya, Petrucci tidak memiliki prestasi yang mencolok. Tapi mengapa Ducati memilih pembalap berusia 28 tahun? Hal ini dikarenakan lantaran ia merupakan salah satu pembalap pengembang motor Desmosedici, sehingga ia sudah mengetahui potensi dari kuda besi yang akan menjadi tunggangannya nanti.

"Saya ingin menggarisbawahi bahwa kami mendekati pengendara baru dengan cara yang berbeda dibandingkan dengan pabrikan lain, karena kami memutar teknisi antara dua tim, Pramac dan tim pabrikan Ducati, agar memiliki kontinuitas untuk pembalap," kata Dall'Igna dikutip dari Autosport, Rabu (2/1/2018).

"Jadi kami melakukan ini dengan Danilo. ia melanjutkan dengan kepala teknisi dan insinyur elektroniknya, Cristian Battaglia untuk musim berikutnya, dan kami akan melakukan hal yang sama dengan Bagnaia," ungkap Dall'Igna.

Bagnaia nantinya akan bermitra dengan kepala teknisi Cristian Gabarrini dan insinyur elektronik Tommaso Pagano, yang pernah bekerja dengan Lorenzo. "Saya pikir ini penting untuk memahami betapa pentingnya pengembangan pengendara baru bagi Ducati," pungkas Dall'Igna.  

Wednesday, January 2, 2019

Dovizioso Akui Sulit Keluar Dari Bayang-Bayang Rossi

Dovizioso Akui Sulit Keluar dari Bayang-bayang Rossi

Berita Seputar MotoGP - Valentino Rossi sudah 17 tahun memilih untuk tetap bertahan menjadi pembalap profesional di kelas utama MotoGP. Namun begitu, belum ada tanda-tanda pembalap tim Yamaha bakal memutuskan pensiun, ia malah membarui kontraknya bersama Yamaha hingga 2020 mendatang.

Rossi tampaknya masih berhasrat untuk mengendarai M1 Yamaha ditambah dukungan penggemar setianya yang menjadikannya tetap populer di dunia balap motor. Sehingga tak aneh, jika hampir setiap balapan adalah balapan kandang bagi The Doctor.

Tidak mengherankan karisma Rossi di dunia balap telah menempatkan pembalap lain berada di bawah bayang-bayangnya, demikian yang dirasakan Andrea Dovizioso. Pembalap Ducati Corse paham betul ketika ia merasa kesulitan untuk menghentikan popularitas Rossi.

Tapi Dovizioso akhirnya berhasil keluar dari bayang-bayang rekan senegaranya ketika ia mampu menjadi pesaing terdekat Marc Marquez dalam dua musim terakhir. Meskipun Dovi tampil lebih baik, tapi ia merasa Rossi tetap menjadi pembalap terpopuler di Italia, bahkan dunia.

"Mengapa tidak? Rossi telah memenangkan banyak gelar, dan dia bermain dengan lawan berat di musim paling suksesnya. Ia berada di level yang berbeda dari pembalap lain," kata Dovizioso dikutip dari GPUpdate, Selasa (1/1/2019).

"Itu adalah sesuatu yang besar karena ia memiliki karakter khusus, cara Rossi menang, dan menaklukan semua orang," tambahnya.

Lebih lanjut, Dovizioso mengomentari penurunan performa Rossi selama mengendarai M1 pada musim ini. Pasalnya, kekasih Francesca Sofia Novello itu gagal mengakhiri paceklik kemenangannya sejak GP Belanda pada 2017 lalu. 

"Untuk MotoGP Valentino cukup tua. Selain itu, dia berjuang sampai balapan terakhir musim dengan Maverick untuk berebut posisi pembalap terbaik Yamaha. Apa yang dia lakukan adalah spesial, tidak peduli apakah dia menang atau tidak," pungkas Dovizioso. 

Tanpa Lorenzo, Dovizioso Yakin Ducati Lebih Bersinar

Tanpa Lorenzo, Dovizioso Yakin Ducati Lebih Bersinar

Berita Seputar MotoGP - Andrea Dovizioso begitu percaya diri menatap MotoGP 2019. Bahkan ia yakin tanpa Jorge Lorenzo yang nyebrang, penampilannya akan lebih bersinar.

Meski berada satu tim tak bisa dipungkiri hubungan Dovizioso dan Lorenzo terbilang kurang harmonis. Keduanya sering terlibat perang dingin yang berimbas saat beraksi di lintasan.

Nah, di musim depan Dovizioso yang akan berpartner dengan Danilo Petrucci yakin bisa mencapai hasil lebih baik dari 2018. "Setelah dari nol kami bekerja dengan cara yang berbeda karena menurut saya itu tidak cukup baik. Kami terlalu memiliki banyak tanda tanya soal hal teknis. Kami memutuskan berpisah dan itu akan membuahkan hasil," kata Dovizioso dikutip Bikesportnews, Senin (31/12/2018).

"Kecepatan yang kami miliki tahun ini memungkinkan kami untuk berjuang di musim 2019. Saya tidak tahu apakah pada 2019, Marquez dan Honda adalah yang terkuat? Saya pikir semua pesaing sekarang melihat kami dengan cara berbeda," ujarnya.

Mengomentari penampilan Honda musim depan, Dovizioso menuturkan tidak ada jaminan bergabungnya Marquez dan Lorenzo akan melahirkan formula yang bagus. Justru kondisi buruk bisa menimpa Honda.

Hal tersebut justru terbalik Ducati di 2019. "Sekarang kami adalah perpaduan terbaik antara pengendara dan motor. Kami mempunyai beberapa karakteristik yang baik, lebih baik dari para pesaing. Kami tak bisa menang di Aragon, dan kami sekarang telah mempunyai solusinya."

"Lorenzo melakukan langkah besar dan itu mempengaruhi saya. Ketika Anda mempunyai dua pembalap di kejuaraan dunia, kami saling menekan dan itu positif untuk pengembangan motor. Di sisi lain itu menciptakan ketegangan. Ini adalah cara untuk kehilangan angka."

"Di atas kertas Honda adalah tim terbaik. Namun, itu berarti mereka jadi tim terkuat," tutup Dovizioso.  

Tuesday, January 1, 2019

10 Momen Tak Terlupakan Di MotoGP 2018

10 Momen Tak Terlupakan MotoGP 2018

Berita Seputar MotoGP - Marc Marquez sudah dinobatkan sebagai juara MotoGP musim 2018. Namun kehebatannya mempertahankan gelar tersebut dihiasi dengan berbagai momen.

Seperti apakah 10 momen yang tak terlupakan itu? Berikut ini ulasannya seperti dikutip Motorsport, Senin (31/12/2018) : 

1. Termas Clash

10 Momen Tak Terlupakan MotoGP 2018

Buat pecinta MotoGP, seri di Argentina tentu masih membayang setelah dua bintang lintasan, Marc Marquez dan Valentino Rossi terlibat kecelakaan di tikungan 13. Insiden di Termas itu seolah membuka luka lama pada 2015. Saat itu Rossi dan Marquez terlibat insiden yang berakhir hukuman buat Rossi.

2. Tabrakan Dovizioso-Lorenzo-Pedrosa
 
10 Momen Tak Terlupakan MotoGP 2018

Andrea Dovizioso, Jorge Lorenzo serta Dani Pedrosa terlibat tabrakan beruntut saat memperebutkan posisi kedua. Kejadian tersebut berlangsung di tikungan keenam di Jerez ketika tampil di GP Spanyol.

DesmoDovi yang berusaha merebut tempat kedua dari Lorenzo melebar. X-Fuera mencoba masuk kembali ke racing line, namun ternyata ada Pedrosa datang dari belakang. Tabrakan beruntun pun tak terhindarkan

3. Kemenangan Perdana Lorenzo untuk Ducati
 
10 Momen Tak Terlupakan MotoGP 2018

Di musim terakhirnya bersama Ducati, Jorge Lorenzo berhasil naik podium pertama di Mugello. Ia berhasil finis di tempat pertama dan unggul enam detik dari rekan setimnya Andrea Dovizioso. 
 
Sukses ini juga menjadi yang pertama sejak di Valencia 2016, ketika kali terakhir membela Yamaha.

4. Lorenzo Pindah ke Repsol Honda
 
10 Momen Tak Terlupakan MotoGP 2018

Musim 2018 ditandai dengan hijrahnya Jorge Lorenzo ke Honda. Lorenzo hanya bertahan dua tahun di Ducati dan langsung mengikat kontrak baru dengan Honda untuk tandem musim 2019 dengan Marc Marquez.

5. 175 Overtaking di Assen
 
10 Momen Tak Terlupakan MotoGP 2018

Seri ke delapan yang berlangsung di Assen, Belanda mencatatkan rekor baru di mana 175 overtaking sepanjang 26 lap. Aksi ini juga diwarnai senggolan Rossi ke Lorenzo, serta penyelamatan Marquez saat balapan.

MotoGP Belanda juga mencatatkan gap terdekat dari pembalap yang finis 15 besar, yakni 16,043 detik memisahkan pemenang Marquez dan rekan setim Pedrosa.

6. Pedrosa Pensiun
 
10 Momen Tak Terlupakan MotoGP 2018

Takkan ada lagi sosok The Little Samurai di paddock atau grid kelas premier musim 2019. Ya, Pedrosa mengumumkan pensiun dalam konferensi pers jelang MotoGP Jerman di Sachsenring.

Mengumpulkan 31 kemenangan dan 112 podium di MotoGP, ia juga tidak pernah sekalipun mencicipi titel kelas premier. Hasil terbaiknya adalah tiga kali runner-up (2007, 2010, 2012).

7. MotoGP Inggris Dibatalkan
 
10 Momen Tak Terlupakan MotoGP 2018

Kondisi trek dan alasan keselamatan para pembalap menjadi faktor utama di balik batalnya balapan Silverstone. Namun sebelum diumumkan, fans dibuat menunggu lebih dari empat jam lamanya.

Terakhir kali MotoGP dibatalkan pada Austria 1980 karena salju. MotoGP Malaysia 2011 juga dibatalkan, ketika Marco Simoncelli mengalami kecelakaan fatal yang menewaskan dirinya tapi sempat berjalan dua lap.

8. Marquez Juara MotoGP 2018
 
10 Momen Tak Terlupakan MotoGP 2018

Jatuhnya Dovizioso di Motegi pada dua lap tersisa, membawa Marquez sebagai juara musim 2018. Itu menjadi gelar juara kelimanya sejak debut kelas premier pada 2013.

Si Bayi Alien itu pun menjadi pembalap termuda sepanjang masa yang bisa merebut titel ketujuh dalam kejuaraan dunia. Ia berhasil mengalahkan rekor Mike Hailwood (berusia 26 tahun 140 hari ketika merebut gelar juara ketujuh pada 1966).

9. Yamaha Akhiri Puasa Kemenangan

10 Momen Tak Terlupakan MotoGP 2018

Yamaha mesti berterima kasih Maverick Vinales yang mempersembahkan podium tertinggi untuk Yamaha. Setelah 25 balapan tanpa kemenangan, pabrikan gapru tala berjaya saat MotoGP Australia di Phillip Island.

Inilah kemenangan pertama Yamaha pada 2018, tepatnya sejak Assen 2017. Raihan apik di Phillip Island juga merupakan yang pertama bagi Vinales, setelah kali terakhir menang di Le Mans 2017.

10. Rossi Jatuh di Sepang

10 Momen Tak Terlupakan MotoGP 2018

Tampil dominan, The Doctor nyatanya harus pulang dengan tangan hampa. Start kedua, Rossi langsung melesat ke depan dan sekaligus mengambil alih posisi puncak.

Sayang, memasuki empat lap terakhir, pembalap Italia itu terjatuh di Tikungan 1. Lebih ironisnya lagi, ia tersungkur persis di hadapan para pendukungnya yang memenuhi VR46 Tribune. 

Lorenzo Datang, Marquez Tingkatkan Selera Balapnya

Lorenzo Datang, Marquez Tingkatkan Selera Balapnya

Berita Seputar MotoGP - Marc Marquez mengungkap rahasia besar sebelum Jorge Lorenzo resmi bergabung dengan tim Repsol Honda. Dikatakannya, kedatangan juara dunia tiga kali MotoGP tidak akan mempengaruhi mentalnya sebagai juara dunia di kelas utama.

Sejak bergabung dengan tim Honda pada 2013, Marquez memang dikenal tidak menemui masalah besar di garasinya. Ini disebabkan lantaran Dani Pedrosa jarang memberikan tantangan berarti buat The Baby Alien.

Tapi bukan berarti kehadiran Lorenzo bisa menurunkan mentalnya sebagai juara dunia. Marquez justru tertantang untuk mempertontonkan penampilan terbaiknya selama mengaspal di lintasan pacuan kuda besi MotoGP.

"Memiliki Jorge di sebelah saya, atau pembalap lain, tidak akan membuat saya mengubah gaya balap atau ambisi saya. Tetapi saya sadar bahwa jika Anda ingin tetap di HRC, atau di tim pabrikan Ducati atau Yamaha, akan ada pembalap pemenang. Jika Anda tidak mendapatkan kemenangan, pembalap lain akan dapat melakukannya," kata Marquez dikutip dari Autosport, Minggu (30/12/2018).

"Ini tidak berarti bahwa Dani belum memberikan apa pun kepada Honda, karena apa yang telah dia berikan kepada kami sangat mengagumkan. Tapi yang jelas adalah bahwa Jorge adalah salah satu pembalap terbaik, dan bahkan lebih, dia mampu menang dengan motor lain," sambung Marquez, mengomentari Pedrosa dan rekan setim barunya.

Marquez mengakui sempat menghentikan rencana Honda untuk menggaet Lorenzo. Namun usaha yang dilakukan ternyata sia-sia mengingat pabrikan asal Jepang itu akhirnya mencapai kata sepakat dengan sang pembalap untuk dua musim ke depan (2019-2020).

"Memveto Lorenzo akan menjadi tanda kelemahan (rasa takut). Jika Jorge mengalahkan saya, dia akan melakukannya dengan senjata yang sama. Saya lebih suka bertarung dengan pistol, melawan pistol lain daripada menggunakan pistol pada senapan mesin," pungkas Marquez.  

Dovizioso Beber Penyebab Ducati Tampil Semakin Kompetitif

Dovizioso Beber Penyebab Ducati Tampil Semakin Kompetitif

 
Berita Seputar MotoGP - Motor Ducati dua kali menjadi runner up juara dunia MotoGP dalam musim teranyar. Andrea Dovizioso membeberkan rahasia Desmosedici yang semakin kompetitif.

Musim ini saja, pembalap asal Italia tersebut sembilan kali naik podium termasuk karena memenangkan seri di Qatar, Ceko, San Marino, dan Valencia. Dan Dovizioso akhirnya membeberkan soal itu.

"Saya ingin melihat musim ini dengan cara yang positif, tanpa terlalu menekankan hal negatif, karena menurut saya segala sesuatu yang terjadi tahun ini telah memungkinkan kami untuk menjadi kompetitif," kata Dovi dikutip Motorsport.

Meski demikian, Dovizioso mengaku butuh formula yang lebih untuk mengalahkan tim balap Repsol Honda yang diperkuat Marc Marquez.

"Tahun ini kami bisa melakukan yang lebih baik, menghindari beberapa nol (poin). Tanpa itu, mungkin kami tidak akan menjadi kompetitif seperti hari ini."

 
"Ketika kami menurun, ini memberi kami kesempatan untuk mengambil jalan lain dan menjadi benar-benar kompetitif. Normal bahwa mungkin ada penyesalan, tetapi saya lebih suka untuk tidak terlalu memikirkannya," tutupnya.