Sunday, May 31, 2020

Jadi Penggemar, Bos Ducati Minta Valentino Rossi Bertahan 1 Tahun Lagi


Berita Seputar MotoGP - Salah satu petinggi tim Ducati Corse, Paolo Ciabatti, mendukung pembalap Italia, Valentino Rossi, untuk melanjutkan kariernya di ajang MotoGP.

Hal ini tidak lepas dari fakta bahwa Paolo Ciabatti adalah salah satu penggemar Valentino Rossi. The Doctor (julukan Rossi) sampai sekarang masih belum memberi kepastian terkait masa depannya di MotoGP.

Usai kehilangan tempat di tim Monster Energy Yamaha MotoGP, Rossi sebetulnya sudah mendapat posisi di Petronas Yamaha SRT.

Dia bahkan mendapat jaminan dukungan seperti saat masih membalap di tim pabrikan Yamaha. Namun, Rossi bergeming. 

Juara dunia MotoGP tujuh kali itu menegaskan bahwa dia baru akan mengambil keputusan perihal karier balapnya pada pertengahan musim kompetisi 2020.

Rossi mengaku ingin melihat terlebih dahulu seberapa kompetitif dirinya saat mengendarai motor YZR-M1 pada tahun ini.

Rencana Rossi tersebut bisa dibilang cukup sulit untuk dilakukan mengingat pandemi virus Corona alias Covid-19 telah mengubah jadwal kompetisi MotoGP 2020. 

Musim kompetisi yang semula dijadwalkan mulai berlangsung pada awal Maret lalu di Qatar, kini bergeser ke pertengahan Juli mendatang.

Alhasil, spekulasi mengenai masa depan Rossi pun terus bermunculan, termasuk kemungkinan dia pensiun.

Sebagai seorang fans yang belum siap kehilangan sosok idolanya, Paolo Ciabatti yang menjabat Direktur Olahraga Ducati Corse berharap Valentino Rossi bisa bertahan sedikit lebih lama lagi.

"Sebagai penggemar, saya pikir akan sangat baik jika Valentino Rossi melanjutkan setidaknya selama satu tahun," kata Ciabatti, dilansir BolaSport.com dari Tuttomotoriweb.

"Saya pikir dia masih bisa menunjukkan tajinya dalam hal olahraga dan dia mampu menarik perhatian publik serta media. Saya percaya dia akan memutuskan dalam beberapa minggu mendatang dan saya berharap dia akan tetap melanjutkan."

"Jika dia berhenti sebagai pembalap, saya pikir kita akan melihatnya sibuk dengan mobil. Saya harap dia bisa menemani kami setidaknya untuk satu musim," ucap dia melanjutkan.

Sejarah mencatat, Valentino Rossi pernah menjadi pembalap Ducati selama dua musim yakni pada tahun 2011-2012.

Namun, tak seperti saat membalap di Yamaha atau Honda, performa Rossi bersama tim asal Italia itu malah melempem.

The Doctor gagal tampil kompetitif, sehingga tak mampu mengulang kejayaan Casey Stoner dengan meraih gelar juara dunia.

Setelah dua musim tampil memble bersama Ducati, Rossi kembali ke tim Yamaha dan bertahan setidaknya sampai akhir tahun ini.

Sudah Tahu Rasanya Pensiun, Valentino Rossi Segera Umumkan Masa Depannya Di MotoGP


Berita Seputar MotoGP - Pembalap Monster Energy Yamaha, Valentino Rossi, siap untuk membuat keputusan soal masa depannya di MotoGP. 

Tahun 2020 menjadi tahun penentuan bagi Valentino Rossi. Hasil kurang memuaskan pada musim lalu membuat Valentino Rossi ingin mengambil waktu sebelum memutuskan akan lanjut atau keluar dari MotoGP. 

Gantung helm bukan satu-satunya opsi yang dimiliki Rossi. Rossi berpeluang untuk bergabung dengan tim Petronas Yamaha SRT, salah satu tim independen paling ambisius di MotoGP.

Ditambah dengan jaminan dukungan setara pembalap tim pabrikan Yamaha, peluang Rossi untuk tampil kompetitif pun terbuka lebar.

Rossi awalnya ingin menggunakan enam seri balap pertama MotoGP 2020 untuk melihat peluangnya meraih hasil apik musim depan.

Namun begitu, rencana Rossi buyar karena pandemi virus corona membuat separuh balapan MotoGP musim ini urung digelar sesuai jadwal.

Rossi saat ini tertahan di rumahnya karena karantina wilayah. Meski begitu, masa karantina ternyata tidak selamanya buruk bagi Rossi.

"Sejujurnya, masa karantina saya menyenangkan," kata Valentino Rossi dalam wawancara yang dilansir BolaSport.com dari BT Sports.

"Saya berdiam diri di rumah, bersantai, bersama ibu, pacar, dan hewan peliharaan saya. Sejujurnya saya mengalami masa yang menyenangkan."

Pemenang sembilan gelar juara dunia itu tidak menampik bahwa masa karantina memberinya pengalaman yang sudah lama tidak dirasakannya.

"Bagi saya situasi ini aneh karena sejak 1995 hidup saya dihabiskan dengan berkeliling dunia untuk balapan," kata Rossi melanjutkan.

"Awalnya terasa aneh tetapi saya senang lebih banyak tinggal di rumah terutama tanpa tekanan yang terus menerus akibat hasil atau balapan."

Pembalap berjuluk The Doctor itu masih bisa mendapat masukan penting untuk dipertimbangkan. Jika balapan memberi pandangan soal pencapaiannya nanti di lintasan, berdiam diri di rumah membuat Rossi mengetahui kehidupannya setelah pensiun.

"Ini perasaan yang menyenangkan. Saya mulai tahu kehidupan saya nanti setelah berhenti menjadi pembalap," tutur Rossi lagi.

"Saya pikir saya juga bisa bersenang-senang setelah pensiun. Jadi saya bisa membuat keputusan dengan lebih mudah."

Rossi pun berencana mengambil keputusan soal masa depannya dalam waktu dekat. "Sekarang sudah akhir Mei dan saya pikir beberapa minggu lagi saya bisa mengambil keputusan. Pastinya semua orang akan tahu segera," tandasnya.

Tuesday, May 26, 2020

Valentino Rossi Sudah Tua Tetapi Ada Satu Hal yang Selalu Dimilikinya


Berita Seputar MotoGP - Valentino Rossi boleh saja mengalami penurunan performa akibat usia. Akan tetapi, ada satu hal yang disebut selalu dimilikinya.

MotoGP 2019 tidak berjalan baik bagi Valentino Rossi. Sanggup tampil kuat hingga menjadi pembalap Yamaha teratas pada paruh musim pertama, Valentino Rossi justru seolah menghilang sesudahnya. 

Pembalap tim Monster Energy Yamaha itu harus rela turun ke posisi ketujuh ketika kejuaraan berakhir.

Selain kalah dari rekan setim, Maverick Vinales, Rossi juga harus legawa dikangkangi Fabio Quartararo yang merupakan debutan dari tim satelit Petronas Yamaha SRT.

Hasil itu membuat Rossi mendapat tekanan untuk merelakan kursinya di tim pabrikan Yamaha bagi Vinales dan Quartararo.

Usia yang sudah mencapai 41 tahun dipandang akan menjadi kendala bagi Rossi untuk membawa Yamaha bersaing di tempat tertinggi.

Tekanan Rossi tak hanya berasal dari luar. Di dalam dirinya sendiri, pembalap berjuluk The Doctor itu mengalami keraguan untuk terus membalap.

Ketika posisinya di Yamaha terancam, Rossi tetap memilih mengambil waktu untuk menentukan keputusan terbaik bagi masa depannya di MotoGP.

Keputusan Rossi tidak berubah meski pabrikan asal Iwata itu akhirnya mengangkat Quartararo sebagai penggantinya mulai musim 2021.

"Sekarang saya hanya perlu mendengarkan diri sendiri dan memutuskan apakah saya cukup termotivasi untuk tetap balapan," kata Rossi.

Bicara soal motivasi, Rossi dinilai tidak akan kehilangan salah satu faktor kunci yang akan menentukan kelanjutan kariernya di MotoGP itu.

Hal itu seperti diungkapkan rekan setim Rossi sendiri, Vinales.

"Satu hal yang tidak pernah hilang dari Valentino adalah motivasi," kata Vinales dalam interview yang dilansir BolaSport.com dari AS.

Vinales tidak tahu keputusan apa yang akan diambil Rossi. Namun begitu, dia berharap bahwa sang partner akan menunda masa pensiunnya.

"Saya harap Rossi bertahan. Saya senang bersaing dengannya," kata Vinales.

"Rossi adalah legenda, salah satu yang terbaik di dunia dan selalu menggairahkan bisa bersaing dengannya," ucap pria berkebangsaan Spanyol itu.

Bukti Cinta Valentino Rossi Untuk Yamaha Dan Tidak Mau Ganti Pabrikan


Berita Seputar MotoGP - Pembalap Monster Energy Yamaha MotoGP, Valentino Rossi, mengungkap alasan mengapa dia tidak mau berganti tim pabrikan meski akan terdepak dari timnya saat ini pada musim depan. 

Musim ini adalah musim terakhir Valentino Rossi untuk membalap di tim pabrikan Yamaha yang sudah dia bela selama 15 tahun.

Perjalanan karier Rossi bersama Yamaha memang luar biasa. Sejak hadir pada musim 2004, Rossi telah memenangi begitu banyak balapan hingga meraih empat dari total tujuh gelar juara dunia MotoGP-nya. 

Di sisi lain, Yamaha juga tidak serta merta melupakan jasa rider Italia berjulukan The Doctor itu. Skuad asal Jepang itu bahkan telah menyiapkan satu tempat di tim satelit mereka, Petronas Yamaha SRT, dengan dukungan penuh.

Meski hingga kini belum memberikan jawaban pasti terkait masa depannya, Rossi tampaknya tidak akan tertarik untuk pindah ke tim pabrikan lain pada musim mendatang.

Dalam sebuah kesempatan, pembalap berusia 41 tahun itu menilai tim Yamaha adalah tempat yang indah karena mempunyai banyak persamaan terkait visi dan misi.

Tak ayal, dengan memutuskan bertahan meski hanya akan menjadi pembalap di tim satelit, cinta Rossi untuk Yamaha tidak perlu dipertanyakan lagi.

"Yamaha dan saya mempunyai banyak persamaan, kami telah saling memberikan banyak hal," kata Rossi, dilansir BolaSport.com dari Speedweek.

"Saya senang bahwa mereka akan memberikan saya sebuah motor dengan spesifikasi pabrikan pada musim depan," ujar dia lagi.

Lebih lanjut, Valentino Rossi akan merasa merindukan suasana lintasan balap dengan para penggemar jika akhirnya memilih pensiun.

"Jika saya pergi, tentu saya akan merindukan MotoGP," ucap dia.

"Saya telah menjadi pembalap di sepanjang hidup saya. Namun, itu tidak akan berarti apapun jika Anda tidak cepat," kata Rossi menambahkan.

Thursday, May 21, 2020

Pilih Ke Petronas Yamaha Atau Pensiun? Ini Kata Valentino Rossi


Berita Seputar MotoGP - Valentino Rossi angkat bicara mengenai masa depannya di MotoGP serta kemungkinan bergabung dengan Petronas Yamaha SRT.

Perjalanan manis Valentino Rossi bersama tim pabrikan Yamaha yang sudah dibela selama 15 tahun akan berakhir pada MotoGP 2020.

Tim Monster Energy Yamaha memutuskan untuk tidak lagi memperpanjang kontrak Valentino Rossi setelah mempertimbangkan beberapa hal.

Pertimbangan pertama adalah menanjaknya performa Maverick Vinales dan pembalap tim satelit Petronas SRT, Fabio Quartararo.

Sementara pertimbangan kedua adalah Rossi belum bisa memberi jawaban soal rencananya pada musim depan.

"Rencana saya sangat jelas, mengubah sesuatu di dalam tim saya dan menunggu sampai musim panas," kata Valentino Rossi, dilansir BolaSport.com dari Speedweek.

"Hal itu penting dilakukan agar saya tahu apakah saya bisa lebih kompetitif ketimbang musim lalu, karena ini adalah masa yang krusial bagi saya," imbuhnya.

Pembalap asal Italia itu masih buta dengan keputusan yang nantinya akan dibuat karena hingga kini MotoGP belum bisa digelar.

"Sayangnya, mengingat situasi saat ini, saya harus membuat keputusan sebelum balapan dimulai," ucap Rossi lagi.

"Ini sedikit lebih sulit, saya harus berpikir lebih serius dan mencoba mencari tahu apakah saya memiliki kekuatan dan motivasi yang cukup."

Dilema Valentino Rossi semakin menjadi saat dirinya dihadapkan oleh dua pilihan tersisa yaitu berlabuh ke Petronas Yamaha atau pensiun.

Seperti diketahui, Petronas SRT merupakan satu-satunya tim satelit Yamaha di MotoGP. Adapun, Rossi enggan pindah ke pabrikan lain karena harus beradaptasi lagi.

Rossi bersedia menjadikan Petronas SRT sebagai pelabuhan terakhirnya. "Saya pikir Petronas adalah tim top, mereka menunjukkannya musim lalu lewat Fabio Quartararo dan Franco Morbidelli. Mereka adalah tim baru dengan banyak anak muda," imbuh Rossi. 

"Di sisi lain ada juga orang-orang yang sudah saya kenal. Petronas juga merupakan sponsor yang besar. Saya pikir mereka adalah pilihan yang sangat bagus untuk saya."

Masalah tersisa bagi Rossi kini menemukan keyakinan bahwa dia dapat bersaing dengan barisan pembalap terdepan.

"Jadi, saya ingin terus balapan, namun hal itu bisa terwujud apabila penampilan saya masih cukup mumpuni," ucap Rossi menambahkan.

"Sekarang saya hanya perlu mendengarkan diri sendiri dan memutuskan apakah saya cukup termotivasi untuk tetap balapan," imbuhnya.

Termasuk Valentino Rossi, MotoGP Hanya Punya Tiga Juara Sejati


Berita Seputar MotoGP - Pembalap penguji Yamaha, Jorge Lorenzo, menilai saat ini MotoGP hanya mempunyai tiga orang yang layak disebut sebagai juara sejati.

Sejak memasuki era baru, MotoGP berhasil membuat jantung para penggemar berdegup kencang lantaran kerasnya persaingan dalam perebutan gelar juara dunia.

Sejak era MotoGP, Valentino Rossi yang kini membalap untuk tim Monster Energy Yamaha menjadi yang terdepan dalam merebut hati jutaan para penggemar.

Sejak naik ke kelas tertinggi, sebanyak tujuh gelar juara dunia berhasil diraih oleh Valentino Rossi melalui dua tim yang dibelanya, Honda dan Yamaha.

Perlahan-lahan, era emas pembalap berjulukan The Doctor itu kian memudar seiring usianya yang sudah mencapi 41 tahun pada musim ini.

Setelah berakhirnya dominasi Valentino Rossi, MotoGP kembali menemukan sosok yang luar biasa dalam diri Marc Marquez yang membalap untuk Repsol Honda.

Bagaimana tidak? Rider berjulukan The Baby Alien itu nyaris tidak pernah gagal dalam persaingan perebutan gelar juara dunia sejak kedatangannya di kelas MotoGP pada 2013 lalu.

Bersama kuda besinya, enam mahkota emas di kelas tertinggi berhasil Marc Marquez kumpulkan dan torehan itu bisa bertambah jika menilik usianya yang baru 27 tahun.

Tak ayal, sepak terjang kedua pembalap itu mampu mengundang perhatian tersendiri bagi Jorge Lorenzo yang saat ini menjadi test rider tim Yamaha.

X-Fuera (julukan Lorenzo) menilai bahwa saat ini MotoGP hanya mempunyai tiga pembalap saja yang layak disebut sebagai juara sejati.

"Semua pembalap yang tampil di MotoGP adalah pembalap yang hebat," kata Jorge Lorenzo, dilansir BolaSport.com dari Tuttomotoriweb.

"Namun tidak semua dari mereka yang layak disebut sebagai seorang juara," imbuh pria berkebangsaan Spanyol itu.

Lorenzo menyebut tiga nama yang disebutnya sebagai pembalap juara. "Mereka adalah Valentino Rossi, Marc Marquez dan saya, Ini adalah kebenaran yang tak terbantahkan dan saya telah membuktikannya," pungkasnya. 

Bersama Valentino Rossi dan Marc Marquez, Jorge Lorenzo juga merasa layak menyandang status itu setelah berhasil meraih tiga gelar juara pada musim 2010, 2012, dan 2015.

Selain tiga nama di atas, hanya Nicky Hayden (2006) dan Casey Stoner (2007, 2011) yang pernah menjadi juara sejak era MotoGP dimulai pada 2002.

Tuesday, May 19, 2020

Valentino Rossi Jangan Pensiun Dulu Jika Belum Pikirkan 4 Hal Ini


Berita Seputar MotoGP - Pembalap Monster Energy Yamaha, Valentino Rossi, mendapatkan saran dari mantan rivalnya di masa lalu terkait masa depan kariernya di kelas MotoGP.

Sudah bukan rahasia lagi bila musim 2020 ini merupakan musim terakhir bagi Valentino Rossi untuk membalap bersama tim Monster Energy Yamaha.

Selama 15 tahun membalap untuk tim berlogo garpu tala itu, Valentino Rossi sudah membukukan empat dari total tujuh gelar juara dunianya di kelas MotoGP.

Posisi Valentino Rossi tersebut nantinya akan diisi oleh Fabio Quartararo yang berhasil tampil impresif pada musim lalu bersama tim satelit Yamaha (Petronas Yamaha SRT).

Meski demikian, Yamaha tidak akan melupakan jasa rider berjulukan The Doctor itu dengan memberinya opsi untuk bertukar tempat dengan Quartararo.

Di sisi lain, peluang Valentino Rossi untuk pensiun juga tak kalah besar jika melihat usianya saat ini yang sudah menyentuh angka 41 tahun.

Kabar terkini menyebutkan jika negosiasi antara Valentino Rossi dan Petronas Yamaha sedang berlangsung walau belum membuahkan kepastian yang signifikan.

Pembalap asal Italia itu dikabarkan mau melanjutkan kariernya dengan membalap untuk Petronas Yamaha SRT hingga satu atau dua musim kedepan.

Dinamika yang sedang dialami oleh Valentino Rossi tersebut ternyata mampu mengundang perhatian dari mantan rivalnya yakni Max Biaggi.

Dalam sebuah kesempatan, Max Biaggi memberikan saran sederhana kepada Valentino Rossi jika dia benar-benar sudah tidak ingin lagi membalap.

Dia meminta kepada Rossi untuk mempertimbangkan empat hal, keinginan, motivasi, pengalaman dan kecepatan sebelum membuat sebuah keputusan penting.

"Selama dia punya keinginan dan motivasi, yang merupakan dua hal penting, bersama kecepatan dan pengalaman, mengapa tidak dia terus balapan," kata Biaggi, dilansir BolaSport.com dari Tuttomotoriweb.

Keempat hal itu tampaknya masih ada dalam diri Valentino Rossi yang saat ini tengah sibuk untuk mempersiapkan diri pada balapan perdana MotoGP 2020.

Pembalap yang identik dengan nomor 46 itu sudah bisa berlatih lagi di Sirkuit Misano, Italia, yang sebelumnya ditutup karena pandemi virus corona alias Covid-19.

Di sisi lain, seri perdana MotoGP 2020 dijadwalkan akan berlangsung di Sirkuit Jerez, Spanyol pada tanggal 19 Juli mendatang.

Update MotoGP 2020 - 8 Calon Tuan Rumah Musim Ini Setelah GP Prancis Masuk


Berita Seputar MotoGP - Satu lagi pengelola sirkuit tertarik untuk masuk dalam jadwal MotoGP 2020 yang baru. Kini, ada 8 trek yang berpeluang menjadi tuan rumah.

Jadwal baru MotoGP 2020 tengah digodok. MotoGP memang terpaksa merombak kalendernya tahun ini setelah berbagai penundaan dan pembatalan akibat pandemi virus corona.

Seharusnya sudah memasuki seri keenam, MotoGP justru belum menggelar satupun balapan kecuali seri pembuka yang hanya melibatkan kelas Moto2 dan Moto3.

Merancang jadwal baru bukan pekerjaan mudah bagi MotoGP. Pasalnya, potensi balapan tertutup akibat aturan pembatasan sosial membuat pengelola sirkuit terancam rugi sehingga menarik diri. 

Saat ini, baru ada tujuh sirkuit yang digadang-gadang menjadi tuan rumah pada musim ini. Sirkuit pertama adalah Sirkuit Jerez di Spanyol yang berpotensi menjadi lokasi balapan pembuka bagi kelas utama MotoGP 2020.

Dorna Sports selaku penyelenggara MotoGP telah mengirim proposal kepada Pemerintah Spanyol untuk menggelar dua balapan di Jerez pada akhir Juli.

Arena berikutnya adalah Sirkuit Brno di Republik Ceska dan Red Bull Ring di Austria. Brno dan Red Bull Ring rencananya akan menggelar balapan MotoGP pada Agustus.

Kemudian ada Sirkuit Misano di Italia yang berpeluang dua kali mengisi jadwal MotoGP 2020 pada bulan September.

Spanyol bakal kembali menjadi tuan rumah semenjak Sirkuit Aragon, Sirkuit Catalunya, dan Sirkuit Ricardo Tormo juga masuk dalam antrean.

Terakhir, ada Sirkuit Le Mans di Prancis juga menyatakan ketertarikannya untuk menjadi tuan rumah MotoGP 2020.

Dalam pengumuman resmi yang dirilis MotoGP pada Kamis (15/5/2020), Le Mans mengincar jatah tuan rumah pada bulan Oktober.

"Kami terus berusaha untuk mencoba menyelenggarakan GP Prancis pada dua pekan pertama pada bulan Oktober," ujar panita MotoGP Prancis.

"Peluangnya belum bisa dipastikan, namun dalam beberapa bulan ke depan kami mengharapkan perkembangan positif dari situasi ini."

Dengan masuknya Prancis, MotoGP 2020 diperkirakan akan berlangsung di lima negara di Benua Eropa pada akhir Juli hingga November.

CEO Dorna, Carmelo Ezpeleta, membuka peluang untuk menggelar balapan di Asia pada akhir tahun.

Meski begitu, kehadiran penonton akan menjadi faktor krusial bagi balapan di luar Benua Biru mengingat biaya yang dikeluarkan tuan rumah juga lebih mahal.

Rancangan jadwal MotoGP 2020 direncanakan selesai pada awal Juni. Jadwal baru kemudian diserahkan kepada FIM (Federasi Motor Internasional) untuk disahkan.

Daftar calon tuan rumah MotoGP 2020:
1. Sirkuit Jerez, Spanyol
2. Sirkuit Brno, Rep. Ceska
3. Red Bull Ring, Austria
4. Sirkuit Misano, Italia
5. Sirkuit Aragon, Spanyol
6. Sirkuit Catalunya, Spanyol
7. Sirkuit Ricardo Tormo, Spanyol
8. Sirkuit Le Mans, Prancis

Monday, May 18, 2020

Punya Tujuan Sama Jadi Alasan Alex Rins Tetap Setia Dengan Suzuki


Berita Seputar MotoGP - Pembalap MotoGP asal Spanyol, Alex Rins, menceritakan alasan di balik penambahan durasi masa baktinya di tim Suzuki Ecstar.

Alex Rins memilih memperpanjang kontraknya bersama Suzuki sampai akhir tahun 2022.

Pilihan Rins bertahan bersama Suzuki sekaligus menepis rumor bahwa dia akan pindah ke Ducati. Di lain sisi, Ducati memang cukup aktif dalam bursa transfer pembalap MotoGP untuk musim kompetisi 2021.

Meski begitu, Rins memilih setia bertahan dengan Suzuki setelah disodori perpanjangan kontrak. Rins tercatat bergabung dengan tim pabrikan asal Jepang itu pada tahun 2017.

Pembalap berusia 24 tahun itu mengaku punya alasan tersendiri mengenai kesetiaannya bersama tim yang telah membesarkan namanya.

Rins merasa ada motivasi serta kesamaan misi dengan Suzuki.

"Kami memiliki mental yang sama dan itu adalah untuk menang," kata Rins, dilansir BolaSport.com dari Tuttomotoriweb.

"Yang pasti kami saling percaya. Saya percaya pada mereka, begitu pula sebaliknya. Tidak mudah meraih kemenangan balapan di MotoGP. Saya cuma mendapat dua kemenangan tahun lalu dan saya sangat senang dengan itu."

"Saya tentu ingin terus naik podium dan memenangkan perlombaan. Kemudian pada tahun ini, kami ingin fokus untuk lebih konsisten dan menyelesaikan semua balapan untuk finis di podium dan mencoba melihat kami ada posisi mana pada GP Valencia," tutur dia melanjutkan.

Alex Rins sudah dipastikan akan tetap berduet dengan Joan Mir hingga akhir musim 2022. Musim lalu, Rins menyelesaikan MotoGP 2019 di peringkat keempat dengan raihan 205 poin.

Terkait Spekulasi Transfer Andrea Dovizioso, Ini Jawaban Direktur KTM


Berita Seputar MotoGP - Direktur Olahraga KTM, Pit Beirer, memberi tanggapan mengenai rencana pihaknya yang akan merekrut pembalap MotoGP asal Italia, Andrea Dovizioso. 

Beberapa waktu belakangan ini, Andrea Dovizioso dikabarkan kian dekat dengan tim KTM.

Hal itu tidak lepas dari belum jelasnya masa depan Dovizioso di timnya sekarang, Ducati. Dovizioso dan Ducati dilaporkan masih belum menemui kesepakatan terkait kontrak baru.

Padahal, durasi kontrak lama Dovizioso bersama Ducati akan selesai pada akhir tahun ini. Artinya, hingga sekarang, pembalap yang akrab disapa Dovi itu belum memiliki tim untuk melakoni MotoGP 2021.

Bergabung dengan Ducati sejak tahun 2013 dan konsisten menjadi runner-up pada tiga musim kompetisi MotoGP terakhir, kini Dovizioso dikabarkan bakal segera hengkang.

KTM pun disinyalir siap memberi satu tempat kepada Dovi andai mau bergabung.

Dilansir BolaSport.com dari Tuttomotoriweb, pembalap berusia 34 tahun itu bakal menandatangani kontrak selama dua tahun alias sampai akhir tahun 2022 bersama KTM. Namun, kabar ini segera dibantah kubu KTM.

Menurut Pit Beirer, kubunya justru berniat memperpanjang masa bakti para pembalap KTM saat ini.

"Keempat pembalap akan mendapatkan proposal untuk tahun depan. Prioritas kami adalah menjaga tim tetap sama seperti ini," kata Beirer, dilansir BolaSport.com dari Crash.

Komposisi pembalap tim pabrikan KTM saat ini dihuni oleh Pol Espargaro dan Brad Binder. Adapun untuk tim satelit, Tech3, diisi oleh Miguel Oliveira dan Iker Lecuona.

Saturday, May 16, 2020

Maaf Jorge Lorenzo, Tidak Ada Kesempatan Balapan Bagimu Di MotoGP 2020


Berita Seputar MotoGP - Pembalap penguji Yamaha, Jorge Lorenzo, harus mengubur mimpi untuk tampil dalam MotoGP 2020 melalui jalur wild card.

MotoGP 2020 seharusnya menjadi kesempatan bagi Jorge Lorenzo untuk menemukan sentuhannya kembali.

Setelah tiga musim penuh masalah di Ducati (2017, 2018) dan Repsol Honda (2019), Jorge Lorenzo akhirnya pulang ke tim yang membesarkan namanya yaitu Yamaha.

Lorenzo direkrut Yamaha sebagai pembalap penguji untuk tahun 2020.

Gaya berkendara Lorenzo yang halus memang cocok dengan karakter motor balap Yamaha YZR-M1 yang lebih mudah dikendarai dibandingkan motor balap lainnya.

Namun begitu, tugas Lorenzo sebagai pembalap penguji ditangguhkan karena pengembangan mesin dan aerodinamika dibekukan pada MotoGP 2020.

Selain itu, Lorenzo juga harus kehilangan kesempatan untuk kembali berlomba.

Seperti diketahui, Lorenzo seharusnya mendapat jatah untuk tampil sebagai pembalap wild card dalam seri MotoGP Catalunya.

Akan tetapi, pandemi virus corona membuat Lorenzo harus bersabar untuk menunggu kesempatan kembali membalap di MotoGP.

Pasalnya, Asosiasi Pabrikan Motor Balap (MSMA) baru-baru ini sepakat bahwa hanya pembalap reguler yang akan berkompetisi di MotoGP musim ini.

Dilansir BolaSport.com dari GPOne, alasan MSMA membuat keputusan demikian adalah demi mengurangi jumlah partisipan di MotoGP.

Lorenzo bukan satu-satunya pembalap yang gigit jari karena aturan ini.

Pembalap penguji lain yaitu Michele Pirro (Ducati), Stefan Bradl (Honda), Sylvain Guintoli (Suzuki), Dani Pedrosa (KTM), dan Bradley Smith (Aprilia) juga terpaksa menepi.

Kecuali salah satu pembalap reguler absen karena cedera, tidak ada kesempatan bagi para pembalap penguji untuk merasakan panasnya kompetisi di MotoGP.

Dalam hal ini, Bradley Smith paling berpeluang untuk mentas semenjak pembalap Aprilia, Andrea Iannone, masih berkutat dengan kasus doping.

Adapun untuk Jorge Lorenzo, harapannya tampil kini bergantung kepada kondisi kesehatan Valentino Rossi dan Maverick Vinales.

Valentino Rossi Seharusnya Pensiun Di Tim Pabrikan Yamaha


Berita Seputar MotoGP - Alex Rins menilai Valentino Rossi pantas mengakhiri kariernya sebagai pembalap bersama tim pabrikan Monster Energy Yamaha. 

Perjalanan panjang selama 15 tahun yang dilalui Valentino Rossi bersama tim pabrikan Yamaha di MotoGP akan selesai pada akhir musim 2020 ini.

Posisi Valentino Rossi tersebut nantinya akan diisi oleh Fabio Quartararo yang mampu menorehkan hasil impresif bersama Petronas Yamaha.

Meski demikian, Yamaha tidak serta merta membuangnya, mereka telah menyiapkan satu tempat di Petronas Yamaha untuk rider berjulukan The Doctor itu.

Kabar terkini menyebutkan bahwa Valentino Rossi bersedia untuk mengaspal bersama tim satelit Yamaha tersebut meski kesepakatan belum final.

Rider asal Italia itu digadang-gadang akan membalap bersama Petronas SRT selama satu hingga dua musim.

Situasi dan dinamika terkini yang sedang dialami oleh pembalap berusia 41 tahun itu mengundang perhatian dari Alex Rins.

Ujung tombak tim Suzuki Ecstar itu menilai Valentino Rossi layak untuk mengakhiri kariernya sebagai pembalap tim pabrikan.

Alex Rins juga kurang setuju dengan keputusan Yamaha yang akhirnya menendang Valentino Rossi dengan tidak memperpanjang kontraknya.

"Saya tidak mengira dia (Rossi) untuk bergabung dengan tim satelit," kata Alex Rins, dilansir BolaSport.com dari Corsedimoto.

"Saya pikir dia akan pensiun di tim pabrikan, meskipun Quartararo mendapat motor tim pabrikan seperti tahun ini," ucap Rins lagi.

Selama membela tim pabrikan Yamaha, Valentino Rossi berhasil meraih empat dari total tujuh gelar juara dunia di kelas utama MotoGP.

Friday, May 15, 2020

Curi Start, Valentino Rossi Bakal Berlatih Duluan Di Sirkuit MotoGP 2020


Berita Seputar MotoGP - Valentino Rossi bisa menjadi salah satu (atau mungkin) orang pertama yang bisa berlatih di sirkuit yang akan dipakai di MotoGP 2020.

Pandemi virus corona tak hanya membuat jadwal MotoGP 2020 berantakan melainkan juga program latihan para pembalap.

Instruksi untuk berdiam diri di rumah membuat para pembalap MotoGP kesulitan untuk berlatih dengan motornya kecuali mereka punya lahan luas di rumahnya.

Untungnya situasi demikian akan segera berakhir.

Di Italia contohnya, pemerintah Negeri Piza memperbolehkan atlet untuk kembali berlatih sejak awal Mei silam.

Valentino Rossi menjadi salah satu atlet yang diuntungkan karena dia kini bisa kembali berlatih motorcross di motor ranch miliknya.

Pembalap tim Monster Energy Yamaha itu juga mendahului sebagian besar rivalnya dalam hal persiapan karena negara lain belum dapat melakukan hal yang sama.

Rossi bisa jadi bukan hanya menjadi pembalap beruntung yang bisa menggeber motornya lagi melainkan juga mencicipi sirkuit yang akan menjadi tuan rumah MotoGP.

Seperti dilansir BolaSport.com dari GPOne, Rossi menjadi pembalap pertama yang akan menggunakan Sirkuit Misano, venue MotoGP San Marino.

Setelah ditutup akibat wabah virus corona, Sirkuit Misano akan kembali dibuka untuk umum mulai 14 Mei 2020.

Tercatat ada 40 pembalap yang akan berlatih di Misano, termasuk Valentino Rossi dan pembalap dari akademinya yang menjadi kelompok pembalap pertama.

Sebagai informasi, Sirkuit Misano menjadi salah satu dari beberapa sirkuit yang direncanakan masuk dalam jadwal MotoGP 2020 yang baru.

MotoGP 2020 rencananya akan dibuka dengan seri balap MotoGP Spanyol di Sirkuit Jerez, Spanyol, pada 19 Juli mendatang.

Adapun MotoGP San Marino bakal dihelat pada 13 September 2020 jika menurut jadwal MotoGP yang lama.

Pemerintah Negara San Marino selaku promotor balapan telah menyatakan niatnya untuk menggelar balapan sesuai jadwal.

Ini Tampilan Podium MotoGP Jika Terapkan 'Social Distancing'


Berita Seputar MotoGP - Dorna selaku penyelenggara MotoGP berencana menggelar balapan tertutup dengan jumlah penonton terbatas di tribun jika balapan akan digelar pada Juli mendatang.

MotoGP musim 2020 hingga saat ini belum dimulai karena wabah virus corona yang melanda dunia.

Demi mengantisipasi wabah tersebut, Dorna memberlakukan aturan social distancing atau jarak sosial pada grid dan podium.

"Kami akan mencoba menjadi tuan rumah dengan format yang sama. Semua proses normal akan berjalan dengan lebih sedikit orang dan memikirkan pembatasan dari otoritas lokal," kata juru bicara Dorna dilansir BolaSport.com dari Crash.

Pembatasan itu meliputi menjaga jarak setidaknya dua meter bagi setiap orang.

Pemberian trofi dan berjabat tangan yang biasa dilakukan oleh para tamu atau penonton VIP tidak bisa diterapkan karena akan bertentangan dengan saran medis saat ini.

"Dorna mendefinisikan protokol medis dengan semua instruksi. Yang saya rasakan adalah tim harus menjadi semacam keluarga. Seperti sekarang, di mana kita semua dikurung di rumah dan Anda hanya memiliki kontak dengan keluarga Anda," ujar manajer tim Suzuki, Davide Brivio.

"Di dalam tim, sulit untuk menjaga jarak sosial. Sulit untuk menjaga mekanik dua meter satu sama lain, atau menjaga pembalap dua meter dari mekaniknya," aku Brivio.

"Saya mungkin bisa berjarak dua meter dari mekanik dan berteriak jika saya harus berbicara dengan mereka. Itu sebabnya kami sangat tertarik untuk mendengar protokol medis dan kami akan membahasnya untuk menyesuaikan pekerjaan kami."

Brivio menduga rutinitas akhir pekan balapan adalah melakukan tes virus corona sebelum tiba di sirkuit. Jika hasilnya negatif, tim baru diizinkan masuk ke sirkuit.

"Begitu kami tiba di sirkuit, tim harus tetap di garasi atau setidaknya dalam garasi truk, seperti satu keluarga demi menghindari kontak sebanyak mungkin dengan orang lain di paddock," ujar Brivio.

Sementara itu, staf atau pembalap di luar Eropa akan menghadapi rintangan tambahan hanya untuk mencapai sirkuit.

Untuk menghindari siklus karantina yang konstan, mereka mungkin tidak dapat kembali ke rumah hingga akhir musim.

Mereka juga harus datang lebih awal ke Eropa dan melakukan karantina lebih dulu sebelum ke sirkuit.

Thursday, May 14, 2020

Pengamat MotoGP Sebut Valentino Rossi Akan Membalap Hingga 2022


Berita Seputar MotoGP - Pengamat MotoGP, Carlo Pernat, menilai Valentino Rossi belum akan pensiun dan akan tetap membalap hingga 2022.

Valentino Rossi kini disebut-sebut tengah menjalani negosiasi dengan Petronas Yamaha SRT untuk musim balap 2021.

Kontrak pembalap berjulukan The Doctor di Monster Energy Yamaha MotoGP akan habis pada akhir musim 2020 dan posisinya akan digantikan oleh Fabio Quartararo.

Dikutip BolaSport.com dari GPOne, Pernat yakin Rossi masih akan membalap pada 2022.

"Mustahil Valentino akan berhenti. Dia akan membalap pada musim 2021, bahkan mungkin juga pada 2022," kata Pernat.

Pria yang pernah menjadi manajer Rossi di tim Aprilia tersebut optimistis pembalap berusia 41 tahun itu takkan kesulitan mencari tim baru.

"Semua tim pabrikan pasti akan menyukai Rossi," tutur Pernat melanjutkan.

"Petronas sudah mengatakan mereka mengincar Rossi cukup lama, dan sudah jelas dia akan membawa tim mekaniknya. Ini hal yang logis," imbuhnya.

Pernat yakin Valentino Rossi akan menerima perlakuan sama dari Yamaha meski pindah ke Petronas Yamaha SRT.

"Kebijakan perusahaan berubah dengan cepat, tetapi Yamaha sudah menyusun strategi dengan adanya empat pembalap top," ucap Pernat.

"Maverick Vinales dan Rossi bisa menjalani dua jalur perkembangan berbeda. Tidak akan ada masalah menurut saya," ujar dia lagi.

Di sisi lain, Pernat optimistis Rossi tak tergoda pindah ke balapan lain seperti kejuaraan Superbike.

"Valentino tak tertarik dengan SBK. Ketimbang mengikuti SBK dia akan lebih suka mengoleksi siput," kata Pernat.

"Semua akan rugi kalau dia ke SBK, baik itu dirinya sendiri, Dorna, MotoGP, dan juga SBK," ucap Pernat menutup.

Legenda MotoGP Bongkar 1 Senjata Ampuh Milik Valentino Rossi


Berita Seputar MotoGP - Legenda MotoGP, Alex Criville, membeberkan senjata ampuh milik Valentino Rossi yang membuat The Doctor mempunyai banyak penggemar.

Valentino Rossi telah menjadi salah satu rider yang tidak bisa dipisahkan dari ajang balap motor bergengsi MotoGP.

Sudah lebih dari 20 tahun Rossi berkompetisi di semua kelas balap MotoGP dan memegang rekor penampilan terbanyak yaitu 402 balapan

Sejak kehadirannya di kelas 125cc pada tahun 1996 lalu, Valentino Rossi telah mengharumkan namanya dengan membukukan total sembilan gelar juara dunia.

Di usianya yang sudah 41 tahun, pembalap Monster Energy Yamaha itu bahkan mengaku masih berhasrat untuk tetap membalap.

Salah satu alasan lain karier Rossi begitu awet adalah dukungan dari penggemarnya yang selalu tampil dominan dengan warna kuningnya.

Para penggemar Rossi juga masih setia datang ke sirkuit meski sang pembalap idola sudah lama puasa gelar.

Mempunyai karier panjang dan jutaan penggemar menjadi dambaan, hal itu pula yang menjadi sorotan legenda MotoGP, Alex Criville, terhadap Valentino Rossi.

Dalam sebuah wawancara, juara dunia kelas 500cc musim 1999 tersebut membongkar satu senjata ampuh milik Rossi yang membuatnya mempunyai banyak penggemar.

Bagi Alex Criville, satu senjata ampuh milik Valentino Rossi itu adalah daya pikat, pesona dan kharismanya.

Dia menilai kharisma itulah yang menjadi senjata khas dari seorang Valentino Rossi, sehingga dia selalu mampu memenangkan jutaan hati para penggemarnya.

"Dia (Rossi) telah menjadi seorang pelopor bagi olahraga ini," kata Alex Crivelle, dilansir BolaSport.com dari Marca.

"Dan dengan kharismanya tak jarang dia mampu memenangi jutaan hati dari para penggemar," tutur pria asal Spanyol itu.

Selain kharisma, Alex Criville juga menilai Valentino Rossi adalah pembalap yang berani, hal itu ditunjukkan saat memutuskan pindah dari Honda ke Yamaha pada 2004.

"Dia juga sangat berani untuk pindah pabrikan, dari Honda ke Yamaha dan memenangi lebih banyak gelar lagi," ucap Criville menambahkan.

"Dengan usianya kini, sedikit pembalap yang masih mampu melanjutkan kariernya," kata Alex Criville mengakhiri.

Tuesday, May 12, 2020

Valentino Rossi Lebih Memiliki Potensi Dengan Kepala Kru David Munoz


Berita Seputar MotoGP - Pembalap Monster Energy Yamaha MotoGP, Valentino Rossi, mengaku lebih memiliki potensi pada musim balap tahun ini karena garasinya akan dipimpin oleh kepala kru baru, David Munoz. 

Musim lalu, Valentino Rossi mengumumkan perpisahan dengan kepalanya pada kru saat itu, Silvano Galbusera, setelah bekerja sama sejak tahun 2014.

Galbusera kemudian melanjutkan kiprahnya dengan bekerja bersama Jorge Lorenzo di tim uji Yamaha, sedangkan Rossi menunjuk David Munoz sebagai kepala kru barunya.

Sebelum bergabung dengan tim Rossi, Munoz adalah kepala kru yang menangani Francesco Bagnaia dan sukses membawanya menjadi juara dunia Moto2.

Kerja sama antara Rossi dan Munoz ditandai saat mereka menjalani tes pramusim di Valencia dan Jerez, Spanyol, serta Malaysia dan Qatar.

Pembalap Italia berjulukan The Doctor itu pun langsung memberi pujian kepada Munoz yang dinilainya memiliki pendekatan berbeda.

“Kami melakukan tes musim dingin bersama, Valencia, Jerez, Malaysia, dan Qatar, kesan pertamanya sangat positif,” ucap Rossi mengenai Munoz, dilansir BolaSport.com dari Autosport.com.

“Dia memiliki cara kerja yang berbeda karena David tidak memiliki banyak pengalaman, tetapi dia kepala mekanik yang masih sangat muda.”

“Saya merasa baik karena dia memiliki pendekatan yang bagus, dia sangat pendiam dan juga sudah memiliki hubungan yang baik dengan seluruh tim saya, mekanik saya,” ujar Rossi lagi.

Kerja keras itulah yang pada akhirnya membuat David Munoz sangat dipandang dan bakal menjadi faktor kunci bagi perbaikan performa Valentino Rossi pada musim ini.

“Suasana di tim sangat positif karena semua orang sangat senang," tutur dia. 

"Jadi, ini pastinya sangat membantu untuk hasilnya. Juga, dari sudut pandang teknis, dia sangat siap untuk apa pun.”

"Dia tahu motornya, dia bekerja selama musim dingin untuk bersiap-siap, dan saya sangat ingin membuat balapan akhir pekan bersama karena saya pikir kita memiliki lebih banyak potensi daripada tahun lalu,” kata Rossi menambahkan.

Bukan hanya dari segi balapan, David Munoz juga disebut memiliki pengaruh besar terhadap keputusan Valentino Rossi yang sebelumnya berniat pensiun.

Awalnya Rossi ingin melakukan beberapa balapan lagi untuk mengevaluasi performanya sebelum membuat keputusan soal masa depannya.

Karena saat ini dia telah kehilangan kursi utamanya di Monster Energy Yamaha yang digantikan oleh Fabio Quartararo.

Walaupun demikian, Yamaha juga telah menawarkan tim satelitnya untuk membuat Rossi bertahan melanjutkan karir balapnya.

Valentino Rossi Setuju Gabung Petronas Yamaha SRT, Durasi Kontrak Bisa 2 Tahun


Berita Seputar MotoGP - Valentino Rossi dikabarkan sudah setuju untuk bergabung dengan Petronas Yamaha SRT. Kedua pihak kini tinggal membahas detail kesepakatan.

Seperti diberitakan sebelumnya, Valentino Rossi tengah dikaitkan dengan Petronas Yamaha SRT dalam bursa pembalap MotoGP.

Petronas Yamaha SRT memang menjadi destinasi terbaik Rossi setelah keluar dari tim pabrikan Yamaha mengingat jaminan dukungan penuh dari pabrikan Iwata.

Bergabung dengan Petronas Yamaha SRT akan membuat Rossi mendapatkan dukungan setara pembalap tim pabrikan termasuk motor terbaru Yamaha YZR-M1.

Kepala Tim Petronas SRT, Razlan Razali, pada awal Mei telah mengatakan bahwa negosiasi dengan Yamaha soal kontrak Rossi sudah dimulai.

"Sekarang kami harus duduk dengan semua pihak dan mulai membahas detail kesepakatannya. Masalah itu belum selesai," kata Razali, dikutip BolaSport.com dari Motorsport.

"Sejauh ini kami masih menganalisis masalah teknis. Jangan lupa bahwa Valentino harus cocok dengan sponsor tim kami."

"Kami harus menyeimbangkan pengeluaran kami untuk mengontraknya selama satu tahun dan melihat apa yang bisa kami dapat, baik soal performa di lintasan atau hasilnya."

Saga kepindahan Valentino Rossi ke Petronas Yamaha SRT telah memasuki babak baru.

Dikutip BolaSport.com dari GPOne, Valentino sudah merasa yakin untuk tampil bersama Petronas Yamaha SRT. Kesepakatan awal juga telah ditemukan.

Negosiasi antara Rossi dan Petronas Yamaha SRT kini berlanjut ke detail kesepakatan sebelum tanda tangan pada akhirnya dibubuhkan.

Salah satu isu penting dalam negosiasi adalah soal susunan kru bagi Rossi.

Pembalap berjuluk The Doctor itu dikenal loyal dengan para mekaniknya. Hampir seluruh anggota kru Rossi saat ini sudah bekerja dengannya sejak 2004.

Adapun Petronas enggan mengubah struktur personelnya. Meski begitu, kepindahan Fabio Quartararo bisa membantu Rossi dan Petronas menemukan jalan tengah.

"Itu karena Quartararo bisa melakukan hal yang sama dengan pindah bersama seluruh mekaniknya ke tim pabrikan Yamaha," tulis GPOne dalam laporannya.

Soal durasi kontrak, Petronas SRT menyiapkan kontrak berdurasi setahun dengan opsi perpanjangan setahun andai Rossi berniat kembali menunda masa pensiunnya.

Rincian kontrak diyakini akan selesai dibahas dalam beberapa minggu ke depan. Masalah yang tersisa kemudian menentukan kapan kepindahan Rossi ke Petronas diumumkan.

Sunday, May 10, 2020

Update MotoGP 2020 - Resmi, MotoGP Rencanakan 2 Balapan Pada Juli


Berita Seputar MotoGP - Dorna Sports selaku penyelenggara MotoGP resmi mengajukan permohonan dua balapan pada Juli mendatang.

Teka-teki soal jadwal MotoGP 2020 akhirnya menemui titik terang.

MotoGP pada Kamis (7/5/2020) mengumumkan permohonan dua seri balap di Sirkuit Jerez-Angel Nieto, Spanyol, pada 19 dan 26 Juli.

Dorna Sport telah menemukan kata sepakat dengan Pemerintah Daerah Andalusia dan Dewan Kota Jerez de la Frontera.

Kesepakatan itu menjadi hasil dari pertemuan daring antara CEO Dorna Carmelo Ezpeleta dengan Wakil Presiden Andalusia Juan Antonio Marín dan Walikota Jerez Mamen Sánchez Díaz.

Ketiga pihak di atas telah setuju untuk mengajukan proposal kepada pemerintah Spanyol atas dua seri balap MotoGP di Sirkuit Jerez.

Nasib balapan MotoGP kini tergantung kepada otoritas Negeri Matador apakah bersedia memberi lampu hijau bagi Marc Marquez dkk. untuk berlomba.

Selain dua balapan dari MotoGP, Dorna juga mengajukan satu seri balap dari ajang balap motor lainnya, World Superbike, pada 2 Agustus 2020 di tempat yang sama.

Sekadar informasi, selain mendapat amanat menggelar MotoGP dari FIM (Federasi Motor Internasional), Dorna juga bertanggung jawab menggelar World Superbike.

Berikut potongan pernyataan resmi dari MotoGP:
"Pemerintah Andalusia, Dewan Kota Jerez dan Dorna Sports telah sepakat untuk mengajukan proposal kepada pemerintah Spanyol untuk balapan MotoGP di Sirkuit Jerez."

"Jika disetujui, Circuito de Jerez-Angel Nieto akan mengadakan dua balapan MotoGP dan satu seri WorldSBK pada akhir Juli dan awal Agustus."

"Setelah izin dari pemerintah Spanyol diberikan, tiga event itu akan diusulkan ke FIM untuk dimasukkan dalam kalender masing-masing ajang."

CEO Dorna, Carmelo Ezpeleta, sebelumnya telah menyatakan bahwa pihaknya berharap bisa menggelar MotoGP pada bulan Juli.

MotoGP 2020 rencananya akan memuat 10-12 balapan pada akhir Juli hingga akhir November. Balapan akan digelar tanpa penonton jika berisiko.

Seluruh balapan MotoGP musim ini juga hanya berlangsung di Eropa. Meski begitu, tidak menutup kemungkinan adanya seri balap di luar Benua Biru jika memungkinkan.

Sementara perihal ancaman pandemi virus corona, Dorna telah menyiapkan 10 ribu tes covid-19 bagi para personel dan pembalap.

Semua pembalap dan personel akan mendapatkan tes sebelum meninggalkan rumah mereka masing-masing, setelah tiba di sirkuit, dan sebelum kembali pulang.

Dorna juga membatasi jumlah personel dari setiap tim yaitu 40 orang untuk tim pabrikan MotoGP, 25 untuk tim satelit, 20 untuk tim Moto2, dan 15 untuk tim Moto2.

Dengan pembatasan di sektor lain, yaitu kru siaran langsung dan pengawas balapan, diperkirakan hanya akan ada 1.600 orang yang hadir dalam setiap balapan.

Legenda MotoGP Nilai Yamaha Paling Siap Kalahkan Marc Marquez


Berita Seputar MotoGP - Legenda MotoGP, Giacomo Agostini, menilai Yamaha menjadi tim yang paling siap untuk mengalahkan Marc Marquez dalam perebutan gelar juara.

Marc Marquez masih tampil perkasa bersama timnya, Repsol Honda, hingga akhis musim lalu dengan meraih tiga gelar sekaligus dalam satu musim di MotoGP alis triple crown.

Dengan torehan 420 poin, Marc Marquez sudah memecahkan rekor sebagai pembalap MotoGP pertama yang mampu meraih lebih dari 400 poin dalam satu musim.

Penampilannya yang konsisten di setiap seri balap membuat Marc Marquez menjadi tolok ukur bagi tim dan pembalap yang berkompetisi di kelas utama.

Tak ayal, performa rider berusia 27 tahun itu yang superior pada musim lalu juga mampu mengundang perhatian dari legenda MotoGP, Giacomo Agostini.

Agostini menilai bahwa Marquez masih menjadi satu-satunya pembalap yang harus dikalahkan pada musim ini meski nantinya jumlah balapan di MotoGP akan berkurang.

Itu dikarenakan pandemi virus corona yang melanda seluruh dunia sehingga ada beberapa seri balap yang terpaksa dihapus dari kalender musim ini.

"Jika Anda yang terbaik, 10 atau 15 seri tak akan memberi dampak besar," kata Giacomo Agostini, dilansir BolaSport.com dari Corsedimoto.

"Marc Marquez masih menjadi satu-satunya pembalap yang harus dikalahkan," imbuh peraih 15 gelar juara dunia tersebut.

Agostini merasa Yamaha menjadi tim yang paling siap dalam menjungkalkan hegemoni Marc Marquez di kelas MotoGP yang sudah berjalan selama empat musim.

"Jika kita memulainya dari Maret, bagi saya Yamaha terlihat menjadi tim yang paling siap, dan Marquez akan mendapati kesulitan dengan kondisi bahunya," imbuhnya.

"Kami harus melihat apakah dalam masa jeda ini, siapa yang sangat kesulitan dan mengambil keuntungan untuk memulihkan keadaan," ucapnya mengakhiri.

Seperti diketahui Marc Marquez mengalami cedera bahu kanan pada November silam hingga harus naik ke meja operasi.

www.rossifumi-travel.com  

Friday, May 8, 2020

Kisah Kepindahan Valentino Rossi Ke Tim Petronas Yamaha SRT Dimulai


Berita Seputar MotoGP - Bos Petronas Yamaha SRT, Razlan Razali, mengaku timnya mulai serius melakukan pembicaraan terkait peluang untuk mendatangkan Valentino Rossi pada musim depan.

Yamaha telah memastikan MotoGP 2020 akan menjadi musim terakhir Valentino Rossi membalap bersama tim pabrikan mereka yakni Monster Energy Yamaha.

Posisi rider berjulukan The Doctor itu nantinya akan digantikan oleh Fabio Quartararo yang berhasil menunjukkan prospek bagus saat tampil pada musim perdananya di kelas utama.

Di sisi lain, pabrikan asal Jepang tersebut menegaskan bahwa mereka tak akan melupakan jasa pembalap berusia 41 tahun itu yang mampu meraih empat gelar juara dunia sejak bergabung pada 2004.

Skuad Iwata sendiri telah menjanjikan dukungan penuh ala pembalap pabrikan bagi Valentino Rossi apabila dia tetap ingin melanjutkan kariernya pada musim depan.

Tak ayal, hal itu menjadi opsi paling realistis bagi Rossi untuk tetap mendapatkan amunisi terbaik walau hanya membalap bersama tim satelit Yamaha.

Setelah saling menunggu, kabar terkini menyebutkan Petronas SRT melalui kepala tim Razlan Razali telah memulai pembicaraan serius soal kans untuk menampung Valentino Rossi.

"Kami telah bertemu dengan pihak Yamaha dan kami sudah tahu proposalnya," kata Razlan Razali, dilansir BolaSport.com dari Motorsport.

"Namun sekarang kami harus duduk bersama dengan semua pihak dan mulai membicarakan detailnya, itulah yang belum kami lakukan," imbuhnya.

Dengan kata lain, saga alias kisah kepindahan rider berkebangsaan Italia itu dari Yamaha ke Petronas telah resmi di mulai meski baru membahas hal-hal yang bersifat teknis.

Lebih jauh lagi, pria asal Malaysia itu meminta Valentino Rossi untuk memenuhi persyaratan-persyaratan yang diajukan pihaknya terutama yang berkaitan dengan sponsor.

"Sejauh ini kami baru menganalisa hal-hal teknis, kami juga tidak lupa untuk mengingatkan Rossi agar dia harus cocok dengan sponsor-sponsor kami," imbuhnya.

"Kami harus menyeimbangkan pengeluaran tatkala merekrutnya untuk satu musim, dan melihat apa yang bisa jadi imbalan, entah itu performa di trek atau hasil balap," pungkasnya.

Petronas Yamaha SRT Sudah Diskusikan Kontrak Valentino Rossi


Berita Seputar MotoGP - Bos Petronas Yamaha SRT, Razlan Razali, mengonfirmasi pihaknya sudah bernegosiasi dengan kubu manajemen tim Monster Energy Yamaha MotoGP mengenai kontrak Valentino Rossi untuk musim balap 2021.
 
Kontrak Valentino Rossi dengan Monster Energy Yamaha MotoGP akan habis pada akhir musim 2020.

Pembalap berjulukan The Doctor itu sudah dipastikan kehilangan tempat pada MotoGP 2021 karena diganti Fabio Quartararo.

Masa depan Rossi pun masih menggantung karena ia belum memutuskan langkah selanjutnya.

Rossi berkeras menunggu musim 2020 bergulir dan mengevaluasi penampilannya sebelum membuat keputusan.

Dikutip BolaSport.com dari Autosport, Razlan Razali mengatakan bahwa ia sudah berbicara dengan pihak Monster Energy Yamaha MotoGP soal kontrak Rossi ke tim tersebut.

"Kami sudah bertemu tim Yamaha dan mengetahui permintaan mereka, tetapi masih harus berbicara dengan semua pihak soal detail-detailnya," kata Razali.

"Belum ada kesepakatan yang terjadi. Sejauh ini kami menganalisis isu-isu teknik. Kami juga tak boleh melupakan bahwa Valentino harus cocok dengan sponsor kami," tutur dia.

"Petronas Yamaha SRT harus menyeimbangkan pengeluaran saat mengontrak Rossi, dan melihat apa yang akan kami dapatkan baik dari penampilan di sirkuit atau hasil balapan."

"Yang jelas, mendatangkan Valentino Rossi akan bermanfaat untuk sorotan publik ke tim kami," ucap Razali menjelaskan.

Razlan Razali optimistis segala sesuatunya berjalan dengan lancar, meski belum ada kesepakatan yang tercapai.

"Segala sesuatunya terlihat positif, tetapi kami masih harus membicarakan segala detailnya," kata pria asal Malaysia itu.

Valentino Rossi menjalani MotoGP 2019 dengan performa yang pasang-surut.

Sempat tampil menjanjikan dengan finis sebagai runner-up pada dua balapan awal, performa Rossi kemudian kendur hingga gagal finis tiga kali beruntun.

The Doctor mengakhiri MotoGP 2019 di urutan ketujuh dengan raihan 174 poin.

Tuesday, May 5, 2020

Bak Sayur Tanpa Garam, Valentino Rossi Tolak Ide Balapan Tanpa Penonton


Berita Seputar MotoGP - Pembalap Monster Energy Yamaha, Valentino Rossi, mengungkapkan pendapatnya soal wacana balapan MotoGP 2020 yang akan digelar tanpa penonton.
 
Pihak penyelenggara MotoGP, yakni Dorna Sports, tengah dipusingkan lantaran hingga saat ini mereka belum juga bisa menggelar kompetisi musim 2020.

Kalender balap musim ini yang telah disusun dengan matang mendadak harus berantakan setelah adanya pandemi virus corona alias COVID-19 yang tengah melanda dunia.

Terkini, Dorna Sports harus kehilangan tiga seri balap sekaligus dari kalender MotoGP 2020, yakni seri GP Belanda, GP Jerman, dan GP Finlandia.

Berbagai opsi serta alternatif telah disiapkan Dorna Sports agar menyelamatkan seri balap MotoGP yang tersisa pada musim ini, termasuk opsi menggelar balapan tanpa penonton.

Opsi tersebut menjadi pilihan yang paling realistis bagi Dorna Sports agar tetap bisa menggelar balapan pada musim ini dengan tidak melupakan prosedur serta protokol keamanan.

Tak ayal, ide tersebut mengundang perhatian pembalap Monster Energy Yamaha, Valentino Rossi, yang musim ini akan menjalani musim terakhirnya di tim pabrikan.

Dalam sebuah kesempatan, rider berjulukan The Doctor itu secara terang-terangan tidak setuju dengan wacana Dorna yang akan menggelar balapan tanpa penonton.

Tak ubahnya seperti sayur tanpa garam, balapan MotoGP tanpa adanya penonton bagi rekan satu tim Maverick Vinales itu merupakan hal yang mengecewakan.

Meski demikian, Valentino Rossi tetap mengapresiasi gebrakan yang dilakukan oleh Dorna demi menyelamatkan MotoGP musim ini.

"Balapan tanpa penonton tentu adalah sebuah hal yang memalukan karena kami semua membalap untuk para penggemar," kata Valentino Rossi, dilansir BolaSport.com dari Corsedimoto.

"Namun demikian, hal ini masih lebih baik untuk menggelarnya tanpa penonton dibandingkan dengan tidak balapan sama sekali," imbuh rider berusia 41 tahun itu.

Dalam kesempatan yang sama, Valentino Rossi juga tidak keberatan jika balapan musim ini akan dimulai pada bulan September hingga Desember.

"Kami juga bisa memulai balapan pada September hingga Desember," imbuh peraih sembilan gelar juara dunia tersebut.

"Mungkin di Australia dan Thailand karena di sana justru panas di bulan Desember," kata Valentino Rossi mengakhiri.