Wednesday, July 31, 2019

Marc Marquez Tak Mau Termakan Isu Pensiun Valentino Rossi

Marc Marquez Tak Mau Termakan Isu Pensiun Valentino Rossi

Berita Seputar MotoGP - Isu pensiun yang menerpa Valentino Rossi akhirnya ditanggapi sang rival, Marc Marquez. Pembalap asal Spanyol itu mengaku tak mau termakan rumor pensiun The Doctor.

Seperti kita ketahui, kabar pensiun Rossi mengemuka setelah Direktur Monster Energy Yamaha, Lin Jarvis, membuat keterangan publik dua pekan lalu. Waktu itu Jarvis menyebut Yamaha sudah tak bergantung pada sosok Rossi.

Secara prestasi, Rossi yang telah memenangkan sembilan gelar juara dunia, memang semakin menurun. Ia kesulitan bersaing dengan pembalap lain untuk memenangkan podium. Tapi, secara 'jualan' Rossi masih dibutuhkan oleh MotoGP. 

"Saya lihat Rossi akan lanjut. Saya pikir setiap pembalap yang bisa berada di atas motor dalam kecepatan 350 km/jam itu karena dia punya ambisi dan konsentrasi untuk terus melaju," kata Marquez.

Secara tak langsung, Marquez menepis rumor yang menyebut Rossi akan pensiun dalam waktu dekat.

Tim Yamaha Keceplosan Buat Pilihan Yang Tak Sesuai Dengan Pembalap

Tim Yamaha Keceplosan buat Pilihan yang Tak Sesuai dengan Pembalap

Berita Seputar MotoGP - Setahun yang lalu, Kepala Pengembangan Motor Yamaha, Kouji Tsuya, meminta maaf atas materi buruk M1 yang membuat Valentino Rossi dan Maverick Vinales mengalami penurunan drastis. Tapi hal itu seolah tak berubah banyak ketika duo tim Garpu Tala bertempur di ajang MotoGP musim ini. Pasalnya, untuk empat musim secara beruntun, mereka selalu berada di belakang kompatriot Repsol Honda.

Saat ini tim pabrikan Yamaha hanya mampu menempatkan Vinales dan Rossi berada di urutan kelima dan keenam pada klasemen sementara pembalap di paruh pertama MotoGP musim ini. Dahaga gelar juara dunia MotoGP seakan semakin juah dari paddock tim Yamaha dan mereka belum memenangkannya sejak Jorge Lorenzo pada 2015 lalu.

Pada 2017 hingga saat ini, tim Yamaha terus melakukan inovasi dengan memasukkan pembalap muda seperti Johann Zarco, Folger, Fabio Quartararo dan Franco Morbidelli. Keempat pembalap itu diyakini bakal dijadikan sebagai model penggerak, meskipun dalam versi yang berbeda.

Dampak dari kehadiran empat pembalap itu setidaknya berhasil membuat penikmat balap kuda besi menggelengkan kepala. Quartararo misalnya. Pembalap Petronas Yamaha itu sudah mengoleksi tiga pole position dan dua kali naik podium.

Meskipun belum ada kemenangan yang hadir dari Quartararo, namun penampilannya benar-benar membuat tim pabrikan gelisah. Rossi pun belum lama ini menyatakan bahwa dirinya tidak tahu versi mana yang akhirnya dihomologkan untuk tahun ini.

Tapi itu mungkin hanya setengah dari cerita. Dan, Rossi bersikeras jika dirinya tidak menyetujui pemilihan yang dilakukan tim Yamaha mengenai pengembangan motor M1.

"Spesifikasi mesin akhir adalah kompromi antara berbagai kebutuhan pengendara pabrik di musim dingin. Anda harus memutuskan spesifikasi sebelum awal musim," jelas Lin Jarvis dikutip dari Speedweek, Sabtu (27/7/2019).  

"Pembalap memiliki pandangan berbeda tentang hal-hal tertentu. Mesin yang kami bangun pada akhir musim bukanlah A atau B. Itu adalah kombinasi dari A dan B. Mungkin versi ini tidak sama persis dengan keinginan kedua pembalap. Tetapi Anda harus membuat pilihan. Yamaha memilih versi mesin yang lebih lembut, karena pada saat itu kami mengalami masalah dengan akselerasi, genggaman, roda, dan masa pakai ban. Sementara itu, kami telah memecahkan beberapa masalah ini. Tetapi kami merasa kehilangan tenaga mesin," pungkas Jarvis. 

Tuesday, July 30, 2019

Jarvis: Jangan Percaya Gosip Tentang Rencana Rossi Pensiun

Jarvis: Jangan Percaya Gosip tentang Rencana Rossi Pensiun

Berita Seputar MotoGP - Lin Jarvis selaku Managing Director Yamaha Motor Racing mengatakan bahwa dirinya tidak percaya bahwa Valentino Rossi sedang mempertimbangkan kemungkinan bakal pensiun dari ajang balap MotoGP. Karena, kata dia, pembalap asal Itala tersebut selalu diselamatkan dari situasi yang tampaknya sudah tak ada harapan lagi.

"Jujur, saya tidak berpikir Valentino mempertimbangkan untuk berhenti. Mungkin saya terlalu berlebihan, tapi dia tentunya akan membuat keputusan yang tepat untuk dirinya sendiri, hidup, dan kariernya ketika dia membarui kontrak," jelas Jarvis dikutip dari Speedweek, Jumat (26/7/2019).

Jarvis menuturkan dari sudut pandang tim Yamaha, Rossi telah membuat keputusan yang tepat. Karena dia adalah pembalap terbaik dari tim Garpu Tala di kejuaraan grand prix MotoGP tahun lalu dan dia berada di musim ini hingga balapan terakhir sebelum Maverick Vinales tampil memukau.

"Dapatkah seseorang mengatakan bahwa dia seharusnya tidak berada di sini? Tidak, sama sekali tidak. Tentu, ketiga tabrakan itu menyebalkan. Dan itu tentang tiga cerita yang berbeda," kata Jarvis.

"Jujur saja, jika motor kami lebih kuat, Valentino bisa memenangkan beberapa balapan. Tentu saja, tiga balapan sebelum perlombaan kejuaraan Jerman mengerikan. Karena berbagai alasan. Tetapi Anda harus menyesuaikan perspektif dan tidak hanya mengevaluasi tiga atau empat Grand Prix terakhir," tegas Jarvis.  

Galbusera Biang Kerok Kegagalan Rossi?

Galbusera Biang Kerok Kegagalan Rossi?

Berita Seputar MotoGP - Pembahasan mengenai masa depan Valentino Rossi tak pernah sepi dari pemberitaan. Tapi sejauh ini tidak ada yang bisa menjamin kapan dan di mana pembalap tim Monster Energy Yamaha itu bakal mengakhiri kariernya.

Spekulasi tentang kabar pensiun Rossi dari ajang MotoGP sebenarnya bukan kali ini saja terjadi. Sejak dua tahun lalu, pembalap berjuluk The Doctor selalu digosipkan bakal menggantung helm.

Tapi Rossi bersikeras bahwa ia masih mampu meladeni pembalap yang jauh lebih muda darinya. Toh, pada akhirnya pemilik nomor 46 masih menunjukkan eksistensinya di ajang balap MotoGP. Bahkan tak ada kegelisahan meskipun banyak pembalap muda hebat bermunculan di kelas elite. Sebaliknya, Rossi justru semakin termotivasi untuk mengalahkan mereka.

Melihat situasi seperti ini Carlo Pernat tertarik untuk memberikan pandangannya terkait Rossi usai menyelesaikan paruh pertama di kejuaraan grand prix musim ini. Pengamat MotoGP itu menuturkan penurunan performa yang dialami Rossi bukan terletak pada usia maupun tim Yamaha.

Pernat menekankan kegagalan Rossi bersaing dengan pembalap muda musim ini terjadi lantaran kepala mekanik Silvano Galbusera terlalu memberi tekanan pada pembalap berusia 40 tahun. Inilah pandangan yang diutarakan mantan manajer Andrea Iannone.

"Mengenai krisis yang dialami Valentino Rossi. Jadi saya katakan ada tiga hal: apakah Valentino sudah agak tua, masalah bagi Yamaha atau timnya. Saya pikir Valentino masih berlatih dengan anak-anak setiap hari, jadi itu bukan masalah usia atau motivasi," jelas Pernat dikutip dari Motosan, Jumat (26/7/2019).

"Yamaha masih menempatkan pembalap di podium, jadi bagi saya masalahnya ada di tempat lain. Saya pikir itu timnya, kepala mekanik (Galbusera), saya tidak tahu apakah ini benar atau tidak. Tapi saya pikir masalahnya berasal dari tim. Tapi bukan telemetri, bukan Flamini. Tapi bos teknis, dia terlalu serius, saya tidak tahu, ada sesuatu yang tidak berfungsi, dan itu bukan motor maupun pembalap."

Lebih jauh, bersaing di lintasan pacuan kuda besi merupakan cara hidup Rossi untuk tetap menikmati hobi balapnya. Bahkan dia selalu menghabiskan waktu bersama anak didiknya untuk berlatih. Kebiasaan inilah yang selalu dilakukan setiap kali liburan.

Jadi Pernat membantah spekulasi yang menyatakan jika tim Yamaha bakal memutuskan kontrak Rossi. "Masalahnya bukan dia (Valentino), bagi saya itu ada di dalam tim. Saya harap itu hanya berjalan buruk karena kita membutuhkan Valentino di paddock. Untungnya, dia masih memiliki kontrak untuk tahun kedua. Meskipun omong kosong yang dikatakan Lin Jarvis, saya pikir Valentino akan bersama Yamaha sampai kontrak berakhir. Ini terlalu penting sebagai pembalap dan komersialisasi," bebernya.

Dovizioso Beber Kondisi Ducati Dalam Perburuan Gelar MotoGP 2019

Dovizioso Beber Kondisi Ducati dalam Perburuan Gelar MotoGP 2019

Berita Seputar MotoGP - Tim balap Ducati dianggap lambat mengembangkan motor sehingga sulit bersaing dengan rival di lintasan balap MotoGP. Hal tersebut diakui oleh Andrea Dovizioso.

Kejuaraan menyisakan 10 balapan, namun Ducati dianggap kesulitan bersaing dengan Repsol Honda untuk gelar juara dunia. Dalam wawancara bersama Motorsport, Dovizioso menyinggung tentang hal itu.

"Paket Honda dan Marquez lebih kuat; pembalap Suzuki telah membuat kemajuan dan motor mereka juga meningkat; Yamaha lebih kompetitif dari tahun lalu. Dengan semua pembalap terampil di MotoGP saat ini kejuaraan lebih rumit," kata Dovizioso dikutip Motorsport.

Sebagian kalangan menyebut bahwa tikungan merupakan kelemahan utama motor Desmosedici GP. Usai balapan Sachsenring, Dovizioso bahkan tak sungkan menyebut skuat Borgo Panigale terlalu lambat di tengah tikungan.

Sunday, July 28, 2019

80% Penggemar Bosan Lihat Marquez Menang

80% Penggemar Bosan Lihat Marquez Menang

Berita Seputar MotoGP - Marc Marquez masih menggarisbawahi namanya sebagai kandidat juara dunia MotoGP 2019. Dari sembilan balapan yang telah dijalaninya, pembalap Repsol Honda itu hanya sekali gagal menyentuh garis finis dan itu terjadi saat menjalani balapan di Austin, Amerika Serikat.

Selebihnya, Marquez masih menjadi pembalap terdepan. Total, lima kemenangan (Argentina, Jerez, Le Mans, Catalunya dan Sachsenring) berhasil dikumpulkan pembalap berjuluk Baby Alien. Rapor bagus itu telah menempatkannya di urutan teratas pada klasemen sementara pembalap dengan mengoleksi 185 poin.

Sebuah pencapaian luar biasa yang ditunjukkan Marquez pada paruh pertama musim ini. Salah satu yang menjadi kelebihannya adalah dia sudah tak lagi menampilkan gaya balap ugal-ugalan. Tercatat, dia baru enam kali mengalami insiden kecelakaan.

Ini berbeda dengan tahun lalu di mana Marquez mengalami 11 kali jatuh. Artinya, dia sudah mengurangi tingkat kecelakaan untuk menyelamatkan dirinya dari banyak rasa sakit dan biaya pengobatan yang dikeluarkan tim Repsol Honda. Keberhasilan inilah yang membuat pengamat MotoGP, Carlo Pernat terkesima dengan pemilik nomor 93.

"Yang paling mengejutkan saya adalah Marquez. Dia yang terkuat dan tidak ada yang bisa dikatakan, dia berasal dari planet lain. Tahun ini, Honda membuat sepeda motor dengan mesin yang bagus sehingga Anda tidak perlu mengambil banyak risiko. Sekarang ia menjalankan risiko yang lebih sedikit dibandingkan tahun-tahun sebelumnya ketika mesinnya lebih lemah dari mesin Ducati. Saya ulangi, itu yang terkuat, tidak ada yang bisa dikatakan," jelas Pernat dikutip dari Motosan, Kamis (25/7/2019).

Lantas, apakah Marquez mampu mempertahankan konsistensinya saat menjalani balapan MotoGP di paruh kedua? Pernat menegaskan bahwa kemungkinan hal itu bisa saja terjadi.

"80% kita akan bosan. Diharapkan Fabio Quartararo atau Ducati bisa menjadi pesaing, tetapi pada saat ini Andrea Dovizioso sedang dalam masalah dengan kepala insinyur Dall'Igna. Saya pikir Dall'Igna tidak senang karena dia mendapatkan motor referensi dalam kategori selama 2 tahun terakhir yang tidak memenangkan gelar," kata Pernat.  

Beda Gaya Balap Quartararo Dan Lorenzo Saat Tunggangi Motor Yamaha

Beda Gaya Balap Quartararo dan Lorenzo Saat Tunggangi Motor Yamaha

Berita Seputar MotoGP - Fabio Quartararo yang notabene merupakan debutan MotoGP berhasil menuai decak kagum dari penikmat balap di seluruh dunia. Betapa tidak, dalam sembilan balapan yang telah dijalani pada paruh pertama musim ini, pembalap Petronas Yamaha itu STR sukses merebut tiga pole position dan dua kali naik podium.

Keberhasilan Quartararo di paruh pertama MotoGP musim ini menempatkannya di urutan kedelapan pada klasemen sementara dengan raihan 67 poin. Banyak yang penasaran tentang kemampuannya beradaptasi dengan motor M1 Yamaha.

"Untuk menjadi cepat dalam kategori ini, saya tidak hanya perlu motor yang bagus tapi juga orang baik yang berada di sekeliling saya. Seperti mekanik, kepala kru yang mengerti kelemahan dan kelebihan saya, dan semuanya harus seperti keluarga," kata Quartararo dikutip dari Speedweek, Kamis (25/7/2019).

"Yamaha juga cocok dengan gaya mengemudi saya, ini adalah sepeda motor yang harus saya kendarai dengan sangat lancar. Saya ingat bahwa Jorge Lorenzo mengendarai Yamaha dengan sangat lancar dan memenangkan banyak balapan. Saya pikir saya pengemudi yang lebih halus, jadi semuanya baik-baik saja."

Banyak yang menyebut keberhasilan Quartararo tak lepas dari peran manajer tim Wilco Zeelenberg. Pria yang kenyang pengalaman itu diketahui pernah menangani Lorenzo dan Maverick Vinales selama di Yamaha.

Sehingga tak aneh jika Zeelenberg sangat paham bagaimana meracik pembalap debutan seperti Quartararo. "Ya, Wilco sangat baik karena saya memiliki pengalaman dengan orang-orang di tim yang benar-benar mendorong hasil dan saya harus memberikan hasil! Itu mengejutkan saya dan kemudian saya tidak bisa mengemudi dengan lancar. Bukan hanya Wilco, tapi juga seluruh tim. Kami bekerja keras sepanjang akhir pekan dan ketika balapan tiba, mereka mengatakan 'lakukan yang terbaik'. Jika orang tidak menekan saya, saya bisa mengemudi lebih cepat," beber Qauartararo.

Lebih jauh, Quartararo menjelaskan bahwa dia mulai merasa nyaman mengendarai motor M1 saat ia menjalani tes pramusim di Sepang, Malaysia. Dalam tes tersebut ia merasa sedikit lebih baik lantaran M1 mulai seperti mencocokkan gaya balapnya.

"Segera setelah kami datang ke Qatar untuk tes berikutnya, kami mengambil langkah besar pada hari pertama, yang memberi saya banyak kepercayaan diri dalam mendorong motor ke batas. Kami mengakhiri tiga hari di tempat kedua. Kemudian saya mulai merasakan potensi bagus Yamaha dan potensi saya sendiri pada motor MotoGP," pungkas Quartararo.  

Honda Pastikan Lorenzo Absen Di Brno Dan Red Bull Ring

Honda Pastikan Lorenzo Absen di Brno dan Red Bull Ring

Berita Seputar MotoGP - Kabar tak sedap datang dari Jorge Lorenzo. Pembalap Repsol Honda tersebut dipastikan absen lebih lama sejumlah balapan.

Seperti kita ketahui, pembalap Repsol Honda itu mengalami kecelakaan di sesi latihan bebas GP Belanda. Ia menderita kerusakan tulang belakang.

Dengan kondisi itu, Lorenzo akan absen di Sirkuit Brno, Republik Ceko dan Red Bull Ring, Austria. Dia kemungkinan baru bisa kembali mengaspal di Silverstone, Inggris, 25 Agustus 2019 mendatang. 

"Jorge Lorenzo dan Repsol Honda Team sepakat bahwa yang terbaik bagi Lorenzo adalah absen di Rep Ceko dan Austria untuk melanjutkan pemulihannya dan menghindari risiko cedera lebih lanjut," demikian pernyataan resmi Honda, Rabu (24/7/2019).

Untuk posisi kosong yang ditinggal Lorenzo, Honda menunjuk Stefan Bradl di Brno dan Austria.

Ducati Syukuri Kepergian Lorenzo

Ducati Syukuri Kepergian Lorenzo

Berita Seputar MotoGP - Pembahasan mengenai nasib Jorge Lorenzo bersama tim Repsol Honda masih menjadi isu hangat buat penikmat balap motor di kelas utama MotoGP. Ini tak lepas dari rapor merah yang dibuat pembalap berjuluk X-Fuera saat ia menyelesaikan paruh pertama musim ini dengan kuda besi RC213V.

Sejak kedatangannya, Lorenzo dianggap sebagai pesaing serius rekan setimya Marc Marquez dalam perburuan gelar MotoGP musim ini. Tapi apa yang terjadi, penampilan Lorenzo bersama motor Honda ternyata di luar ekspektasi.

Dari sembilan balapan paruh pertama berlangsung, pembalap berpaspor Spanyol itu hanya mampu menyentuh finis di lima balapan yakni Qatar (13), Argentina (12), Jerez (12), Le Mans (11) dan Mugello (13). Kondisi ini semakin diperburuk dengan masalah cedera yang membuat proses adaptasi dengan tunggangan barunya agak sedikit menemui kesulitan.

Ini tak jauh berbeda dengan apa yang dirasakan Lorenzo saat ia memutuskan untuk pindah dari tim Yamaha ke Ducati pada 2017 lalu. Dengan kata lain, sikap pabrikan Italia untuk tidak memperbarui kontraknya merupakan keputusan yang tepat.

Paolo Ciabatti selaku Direktur Olahraga Ducati mengamini hal tersebut. Bahkan dia mengklaim jika Lorenzo telah membuat keputusan untuk meninggalkan tim saat ia sudah merasa tak nyaman mengendarai motor Desmosedici.

"Kami membawa Jorge untuk menjadi juara dunia atau setidaknya mencoba melakukannya di tahun pertama. Dan, tahun kedua dimulai seperti itu dan itu membuat situasi sulit. Saya pikir dapat dimengerti bahwa kami memikirkan alternatif. Itulah tepatnya yang kami putuskan untuk lakukan, keputusan dibuat setelah Le Mans. Dan Anda tahu di mana Jorge tampil pada saat itu," jelas Ciabatti dikutip dari Speedweek, Rabu (24/7/2019).

"Jika sekarang pertanyaannya adalah Apakah keputusan akan berubah secara berbeda, jika seseorang bertemu dengan mereka hanya setelah dua balapan yang dimenangkan di Mugello dan Barcelona? Tentu saja! Tetapi ada keputusan yang harus diambil pada waktu-waktu tertentu," tambah Ciabatti membela diri.

Lebih lanjut, Ciabatti menekankan bahwa pihaknya tidak ingin sepenuhnya disalahkan terkait nasib Lorenzo di ajang balap MotoGP. Menurutnya, dia yang memutuskan sendiri untuk bergabung dengan tim Honda setelah ia merasa gagal memberikan penampilan terbaiknya bersama tim Ducati.

"Jorge memutuskan untuk menandatangani kontrak dengan Honda sebelum kami memberi tahu dia tentang keputusan kami. Karena dia pikir ia tidak punya kesempatan untuk tinggal bersama kami. Itu sebabnya, dia bernegosiasi dengan Honda. Tapi bukan rahasia lagi kalau kami berbicara dengan Petrucci. Kami juga memberi tahu manajer Jorge bahwa kami akan menunggu, tetapi jika dia melanjutkan seperti biasa, tidak akan ada peluang untuk kerjasama lebih lanjut," pungkas Ciabatti.  

Valentino Rossi Tak Terganggu Isu Pensiun

Valentino Rossi Tak Terganggu Isu Pensiun

Berita Seputar MotoGP - Pekan ini pembalap senior MotoGP, Valentino Rossi, dikabarkan pensiun. Pihak keluarga langsung menanggapi rumor itu.

Rumor pensiun Rossi merebak setelah bos Yamaha, Lin Jarvis bicara di depan publik, bahwa masa depan timnya tak lagi berada di tangan Rossi. Pernyataan itu dibuat menyusul penampilan sang pembalap yang belakangan susah naik podium.

Menanggapi kabar tersebut, ayah Rossi, Graziano, mengatakan bahwa The Doctor (julukan bagi anaknya) tak terpengaruh dengan kabar yang beredar. 

"Vale tidak peduli dengan rumor itu. Karena, seperti biasa, dia tidak membaca apa pun tentang dirinya sendiri."

"Dia dalam kondisi fisik yang hebat dan saya bukan satu-satunya orang yang memperhatikannya. Semua orang disekitarnya mengucapkan kalimat yang sama," kata Graziano kepada Gazetta Sportiva.

Meski demikian, Graziano tidak menepis anggapan yang bilang Rossi khawatir atas dirinya sendiri, menyusul hasil tak memuaskan di lintasan MotoGP.

"Mungkin dia khawatir, ya, karena akhir-akhir ini dia menemui masalah," lanjut Graziano.

Kontrak Valentino Rossi di Yamaha akan berakhir tahun 2020. Saat ini, masa depan The Doctor masih terus diperbincangkan.

Thursday, July 25, 2019

Menohok, Bos Yamaha Bilang Sudah Tak Ketergantungan Rossi Lagi

Menohok, Bos Yamaha Bilang Sudah Tak Ketergantungan Rossi Lagi

Berita Seputar MotoGP - Lin Jarvis selaku Managing Director Yamaha Motor Racing mengatakan bahwa dirinya tidak mengharapkan adanya konflik terkait masalah pensiun Valentino Rossi dari ajang balap MotoGP. Meskipun ia menyadari jika pembalap berjuluk The Doctor sudah mengalami penurunan performa.

Masa depan Rossi sebenarnya sudah mendapat perhatian serius dari tim Monster Energy Yamaha. Ini disinyalir lantaran dia tak kunjung memberikan kemenangan buat pabrikan Jepang selama dua tahun terakhir. Artinya, ia setidaknya melewatkan 38 balapan tanpa kemenangan sejak meraih podium pertama di Assen 2017 lalu.

Rapor merah itulah yang membuat bos Yamaha mulai memikirkan untuk mencari pengganti Rossi jika nantinya ia memutuskan untuk pensiun atau tidak memperbarui kontraknya yang bakal berakhir pada akhir 2020 mendatang. Sejumlah opsi dilakukan agar kekasih Francesca Sofia Novello tetap berada di tim Garpu Tala dengan menawarkan peran barunya sebagai duta. 

Tapi belum ada respon dari Rossi dan dia terlihat masih berhasrat untuk mengaspal di lintasan pacuan kuda besi MotoGP. "Tidak lagi masa depan Yamaha, tetapi kami tidak mengesampingkan juara tujuh kali kelas utama (MotoGP) membarui kontraknya," jelas Jarvis dikutip dari Motorsports, Senin (22/7/2019).

"Hingga 2010, Valentino telah memberikan kami empat gelar, jadi ketika ia meninggalkan kami dan pindah ke Ducati, itu berdampak besar. Itu akan seperti Marc Marquez meninggalkan Honda sekarang. Intinya, sekarang dia berada pada tahap yang berbeda dalam hidupnya, tahap yang berbeda dalam kariernya, dan dengan segala hormat dia tidak lagi masa depan partisipasi kita di MotoGP," tegas Jarvis.

"Dia (Rossi) masih bisa berada di sini untuk satu tahun lagi, dua tahun atau tiga tahun dan kita harus melihat berapa lama dia tetap kompetitif. Tapi sekarang ini hubungan yang berbeda, ketergantungan yang berbeda padanya. Itu bukan untuk mengatakan dia tidak penting. Dia penting. Peran dan fungsinya akan berbeda tetapi saya harap dia tetap sebagai duta merek dan mitra saat dia semakin tua."  

Quartararo Bakal Jadi Ancaman Serius Pembalap Papan Atas

Quartararo Bakal Jadi Ancaman Serius Pembalap Papan Atas

Berita Seputar MotoGP - Penampilan Fabio Quartararo di MotoGP 2019 terbilang luar biasa. Sebagai pembalap debutan, joki kuda besi Tim Petronas Yamaha SRT itu tampil mengesankan selama sembilan balapan pertama musim ini. Kehadirannya tentu akan menjadi ancaman serius pembalap papan atas seperti, Marc Marquez atau Andre Dovizioso.

Manajer Tim Petronas Yamaha SRT Johan Stigefelt menjelaskan, kunci keberhasilan Quartararo yang menunjukkan performa mengesankan pada paruh pertama musim ini adalah bekerja keras. Kondisi itu membuatnya tidak bisa dianggap enteng oleh para rivalnya.

Meskipun masih tergolong sebagai pembalap pendatang atau rookie, Quartararo tidak ingin meraih hasil setengah-setengah. Rekan setim dari Franco Morbidelli tersebut bahkan kerap kali mengubah gaya balapnya supaya cocok dengan motor. Selain itu, dia selalu bekerja keras sejak sesi latihan bebas agar bisa menemukan ritme yang sesuai ketika memasuki hari balapan.

Bahkan, pembalap berusia 20 tahun itu sukses menempati tiga kali pole position, Spanyol, Catalunya, dan Belanda. Sayangnya, Quartararo tidak mampu mempertahankan posisi hingga balapan berakhir. Namun, dia mampu meraih dua kali podium dari sembilan balapan yang sudah dilakoni sepanjang paruh musim pertama. 

“Dialah yang mengubah gaya dan cara membalapnya. Kami pada dasarnya tidak menyentuh motor (terlalu banyak). Ini seperti motor yang sama dalam tiga balapan terakhir. Mereka telah melakukan perubahan yang sangat, sangat, sangat kecil. Anda tidak akan mempercayainya! Saat ini dia hanya menikmati, menunggang dan melakukan pekerjaannya sendiri,” kata Stigefelt dilansir speedweek.

Berkat performa impresifnya, Quartararo sekarang berada di posisi sembilan klasemen sementara pembalap dengan koleksi 67 poin. Hebatnya, dia menjadi pembalap debutan dengan posisi terbaik sehingga berpeluang besar meraih penghargaan rookie of the year musim ini.  

Akan tetapi, perjalanan Quartararo masih ada 10 balapan tersisa sehingga segalanya masih bisa terjadi. Kehebatan Quartararo itu juga dikatakan langsung pembalap Monster Energy Yamaha, Valentino Rossi. Pasalnya, pembalap asal Prancis itu perlahan mulai mengancam kedigdayaan Rossi di Yamaha.

Tahun lalu, Johan Zarco sempat masuk peta perebutan gelar juara dunia di sepertiga pertama musim 2018 dan tahun ini Quartararo mulai tampil mengancam Rossi yang sekarang berusia 40 tahun. “Quartararo pembalap yang luar biasa. Tapi, kita tidak tahu penyebab pastinya (mengapa Quartararo cepat). Dia lebih cepat,” ucapnya. 

Wednesday, July 24, 2019

Lin Jarvis Bicara Kelebihan Dan Kelemahan Vinales

Lin Jarvis Bicara Kelebihan dan Kelemahan Vinales

Berita Seputar MotoGP - Lin Jarvis selaku Managing Director Yamaha Motor Racing masih belum bisa memastikan apakah Maverick Vinales dianggap layak untuk menggantikan posisi Valentino Rossi andai The Doctor pensiun setelah gelaran MotoGP 2020. Tapi jika pembalap berjuluk Top Gun berada di zona nyamannya, maka ia bakal mendapat manfaat yang luar biasa.

"Anda selalu khawatir ketika melihat pembalap yang melewati masa-masa sulit. Dalam kasus Maverick, saya akan mengatakan dia memiliki kekuatan dan kelemahan. Kekuatannya terletak jika dia mengalami depresi, maka dia dapat terus memotivasi dirinya sendiri untuk berlatih, terus mendorong, terus berjuang dan kemudian kembali ke bagian atas. Kelemahannya adalah dia terlalu mudah terlibat dalam hal negatif. Dia kemudian menciptakan dirinya sendiri dan kemudian mendarat tanpa banyak usaha untuk mendapatkan hal positif," cetus Lin Jarvis dikutip dari Speedweek, Senin (22/7/2019).

Vinales bergabung dengan tim pabrikan Movistar Yamaha pada 2017. Pada debutnya, pembalap asal Spanyol itu berhasil berada di peringkat ketiga pada klasemen akhir MotoGP setelah mengumpulkan 230 poin dari tujuh podium (tiga menang di Qatar, Argentina, dan Prancis) yang diraihnya.

Setahun kemudian, Vinales tak mampu keluar dari bayang-bayang Rossi setelah tercecer di peringkat keempat pada klasemen akhir MotoGP 2018. Tapi di tahun ini, dia tampaknya ingin menggarisbawahi namanya sebagai pembalap nomor satu di tim Yamaha.

Karena di paruh pertama MotoGP 2019, Vinales mampu unggul lima poin dari Rossi. "Jika Maverick berhasil tetap di zona nyamannya, ia benar-benar bisa mendapatkan manfaat luar biasa," sambung Jarvis.

Disinggung apakah Vinales membutuhkan pelatih mental untuk mengatasi masalah, Jarvis mengaku tidak tahu apakah dia membutuhkannya. Tapi sepengetahuannya setiap pembalap selalu melihat semua sudut persiapan, sehingga pembalap tidak membutuhkan pelatih mental.

Jarvis menambahkan Vinales saat ini telah mengalami perubahan sejak mengubah kepala mekanik Ramon Forcada ke Esteban Garcia. Dulu, dia kerap mementingkan satu putaran cepat ketimbang konsisten mempertahankan kecepatan selama balapan.

Kesalahan inilah yang sudah diubah. "Kepala kru baru jelas memiliki efek positif pada Maverick. Tentu saja, Ramon Forcada memiliki banyak pengetahuan teknis yang luar biasa dan banyak pengalaman. Tetapi kelemahan Ramon adalah komunikasi pribadi. Selain itu, ia hampir 40 tahun lebih tua dari Maverick. Jadi ada konflik generasi yang sangat besar dan perbedaan usia."

"Di satu sisi, Esteban Garcia lebih muda dan memiliki pendekatan yang berbeda dengan pembalap dan pendekatan yang lebih manusiawi. Kedatangannya di tim tentu saja terbukti menjadi keuntungan bagi Maverick. Dan kami telah menemukan seorang analis trek baru, Julian Simon. Dia adalah pria top. Kombinasi dengan anggota tim baru Esteban sebagai kepala kru dan Julian sebagai pelatih balap baru terbukti sangat baik untuk Maverick. Pada saat yang sama, tim SIC Yamaha dengan Wilco dan Ramon telah diuntungkan dari perubahan personel ini,"  

Yamaha Enggan Terbebani Di Sisa Musim MotoGP 2019

Yamaha Enggan Terbebani di Sisa Musim MotoGP 2019

Berita Seputar MotoGP - Tim balap Yamaha dipastikan kesulitan bersaing merebut gelar juara dunia MotoGP musim ini. Oleh karena itu, mereka tidak mau terbebani tampil di sisa musim.

Direktur Tim Monster Energy Yamaha, Massimo Meregalli, mengatakan para pembalap Yamaha tidak akan terbebani menyelesaikan musim. Pasalnya, strategi itu dianggap sebagai cara terbaik menjalani sisa balapan.

"Target kami menjalani paruh kedua dengan lebih kuat. Kami akan berusaha sekeras mungkin untuk menyelesaikan musim dengan maksimal. Kami sudah tanpa beban, jadi saya rasa kami akan menyerang di setiap pekan balap," kata Massimo Meregalli.

Seperti kita ketahui, hingga paruh pertama musim, Maverick Vinales menjadi pembalap Yamaha dengan jumlah poin terbanyak di klasemen. Ia duduk di peringkat kelima dengan koleksi 85 poin.

Sementara itu, Valentino Rossi berada satu tingkat di bawahnya dengan torehan 80 poin. Sekadar informasi, pemuncak klasemen adalah Marc Marquez (Repsol Honda) dengan 185 poin.

Friday, July 19, 2019

Menanti Penebusan Rossi Di Paruh Kedua MotoGP 2019

Menanti Penebusan Rossi di Paruh Kedua MotoGP 2019

Berita Seputar MotoGP - Valentino Rossi meninggalkan cerita yang kurang mengesankan selama menyelesaikan paruh pertama MotoGP 2019. Pembalap Monster Energy Yamaha itu kini berada di peringkat keenam pada klasemen sementara dan dia tertinggal 105 poin dari Marc Marquez.

Mantan pembalap John Hopkins meyakini bahwa Rossi belum sepenuhnya mengalami kesulitan menghadapi sengitnya pertarungan di kelas elite MotoGP. Dia menggambarkan ketika pembalap berjuluk The Doctor gagal menyelesaikan tiga balapan secara beruntun, juara dunia sembilan kali di empat kelas berbeda sukses mengakhiri masalah dengan menyentuh finis di Sirkuit Sachsenring, Jerman.

"Itu jelas bukan penyelesaian terburuk untuk bagian pertama musim ini. Meskipun dia (Valentino) masih menemukan dirinya dalam kesulitan menyesuaikan motor dengan benar," kata Hopkins dikutip dari Speedweek, Kamis (18/9/2019).

Itu bisa menjadi jauh lebih buruk, itu tidak akan baik jika Rossi menginginkan terlalu banyak dan menghasilkan kecelakaan hebat. Jadi itu bagus bahwa dia sekali lagi menyelesaikan balapan dan mencetak poin. Kami sudah terbiasa melihat Rossi mengendarai di depan setiap tahun. Tapi jangan lupa bahwa dia juga pernah mengalami tahun-tahun seperti 2006, di mana dia punya masalah dengan Yamaha."

Pria berusia 36 tahun juga mengomentari masalah yang dihadapi Rossi bukan lantaran faktor usia. Ini lebih karena pemilik nomor 46 masih kesulitan untuk membuat pengaturan yang sesuai dengan gaya balapnya.

"Seperti yang saya katakan sebelumnya bahwa kepercayaan adalah segalanya. Saya tidak berpikir masalah yang dihadapi Valentino karena usianya. Saya berharap dia akan kembali memimpin ketika dia kembali dari liburan musim panas," harap mantan joki tim Suzuki.  

Rossi Didesak Berani Pecat Kepala Mekanik

Rossi Didesak Berani Pecat Kepala Mekanik

Berita Seputar MotoGP - Pengamat MotoGP, Carlo Pernat menyarankan agar Valentino Rossi segera merombak susunan timnya demi memperbaiki penampilannya di ajang MotoGP musim ini. Dia mengatakan bahwa kegagalan The Doctor tampil maksimal dalam beberapa musim terakhir bukan sepenuhnya kesalahannya tapi lebih kepada tim mekaniknya yang tidak mampu memenuhi permintaan pembalap.

"Bagi saya masalah krisisnya ada di dalam timnya, bukan sepenuhnya kesalahan Valentino dan usianya 40, juga bukan motor Yamaha. Dia harus memiliki keberanian untuk mengubah untuk mengganti kepala mekanik baru," kata Pernat dikutip dari LiberoQuatidiano, Senin (15/7/2019).

Ini tentunya menjadi situasi yang sulit buat Rossi. Apalagi dia secara terang-terangan tak akan memecat kepala mekanik Silvano Galbusera meskipun pembalap asal Italia itu telah melewatkan 38 balapan tanpa kemenangan sejak meraih podium pertama di Assen 2017 lalu.

Pastinya banyak yang bertanya-tanya mengapa juara dunia tujuh kali MotoGP tersebut tidak segera melakukan perubahan pada garasinya, salah satunya menggantikan posisi Galbusera.

"Saya tidak merencanakan perubahan apa pun. Saya merasa baik dengan tim teknik lengkap saya. Kami bekerja dengan rajin. Kami sudah bersama Silvano selama enam tahun, tetapi kami perlu bekerja dengannya untuk menemukan jalan keluar dari kekacauan ini, saya pikir," jelas Rossi, beberapa waktu lalu.  

Manajer Ducati Ucapkan Selamat Pada Marquez, Ada Apa?

Manajer Ducati Ucapkan Selamat pada Marquez, Ada Apa?

Berita Seputar MotoGP - Manajer tim Ducati, Davide Tardozzi, menegaskan bahwa atmosfer dan kolaborasi dalam tim pabrik Italia masih normal meskipun dalam dua pekan terakhir, Andrea Dovizioso dan Danilo Petrucci gagal memenangkan balapan di Assen dan Sachsenring. Menurutnya, tim lain telah melakukan perubahan besar pada motornya terutama tim Repsol Honda.

Pada dua balapan terakhir, Dovizioso dan Petrucci tampak kepayahan meladeni kecepatan motor RC213V Honda dan M1 Yamaha. Di Sirkuit Assen misalnya, Dovizioso harus puas berada di posisi keempat, sedangkan Petrucci menempati posisi keenam.

Di Sirkuit Sachsenring, Dovizioso menempati posisi kelima sedangkan Petrucci nangkring di urutan keempat. "Lawan kita telah mengambil langkah besar ke depan. Kami juga meningkatkan GP19 dan pengendara kami senang dengan motor mereka, tetapi itu bahkan lebih benar bagi rival kami yang bekerja dengan baik. Kita harus mengejar ketinggalan sekarang," kata Tardozzi dikutip dari Speedweek, Senin (15/7/2019).

Dovizioso, yang berada di peringkat kedua pada klasemen sementara MotoGP sudah kehilangan 58 poin dari Marc Marquez. Menanggapi situasi ini Tardozzi menjelaskan bahwa masalahnya selalu sama, tapi Dovi dan Gigi Dall'Igna sudah paham dan tim sedang mengusahakan memiliki kerangka kerja baru.

Tapi, tambah Tardozzi, satu bagian tidak mungkin untuk menyelesaikan semua masalah. "Pengembangan membutuhkan waktu dan berkembang langkah demi langkah. Secara pribadi, saya tidak percaya bahwa bagian dari dunia dapat mengatur semua kekhawatiran. Ini akan menjadi kombinasi dari semua bagian yang kami bawa dan saya harap kami bisa melakukan itu."

Mengingat keunggulan besar yang dimiliki Marquez, muncul pertanyaan Apakah kejuaraan kejuaraan sudah berakhir? Tardozzi memahami bahwa sulit untuk mengalahkan juara dunia lima kali MotoGP. Karena dia sangat konsisten.

"Sangat sulit untuk melawan Marc. Hasilnya sangat konsisten sehingga hampir memalukan. Dan bukan kebetulan bahwa ia telah memenangkan gelar di kelas MotoGP lima kali dalam enam tahun terakhir. Saya mengucapkan selamat kepadanya dan Honda atas kemajuan yang telah mereka capai," imbuh Tardozzi.  

Monday, July 15, 2019

Kata Rossi, Menarik Lawan Marquez Di Usia Yang Sama

Kata Rossi, Menarik Lawan Marquez di Usia yang Sama

Berita Seputar MotoGP - Loyalitas penggemar terhadap pembalap idolanya sangat tinggi dan tak jarang banyak dari mereka yang mencoba membandingkan prestasi dengan pembalap lainnya. Seperti yang dirasakan Valentino Rossi ketika dihadapkan dengan pertanyaan mengenai Marc Marquez.

Sejak tiba di MotoGP pada 2013, dominasi Marquez di lintasan pacuan kuda besi seakan sulit diruntuhkan. Betapa tidak, sudah lima gelar juara dunia yang diraih dalam tujuh tahun berada di kelas elite.

Secara keseluruhan, Marquez telah mengumpulkan tujuh trofi juara di usia 26 tahun. Di era sebelumnya, Rossi merupakan salah satu pembalap yang sulit dikalahkan. Dia sukses mendominasi kejuaraan grand prix pada musim 2001 hingga 2005 bersama dua tim pabrikan Honda dan Yamaha. 

Meski absen dua musim lantaran gagal meraih gelar juara MotoGP, Rossi kembali mendapatkan popularitasnya setelah mengangkat trofi juara pada dua musim secara beruntun tahun 2008 dan 2009. Rossi berkata sulit untuk membandingkan prestasi dengan Marquez, tapi dia bisa melawan jika usianya sama.

"Perbandingan seperti itu sulit dilakukan. Akan sangat menarik bagi saya untuk melawan Marquez di usia yang sama. Tapi sayangnya saya jauh lebih tua darinya. Dan apakah lebih masuk akal untuk fokus pada kenyataan?" kata Rossi dikutip dari Speedweek, Kamis (11/7/2019).  

Jangan Asal Bicara Sebelum Lihat Sejarah

Jangan Asal Bicara Sebelum Lihat Sejarah

Berita Seputar MotoGP - Alberto Puig selaku Manajer tim Honda menanggapi pernyataan yang disampaikan Direktur Olahraga Ducati, Paolo Ciabatti. Mantan pembalap pabrikan itu mengatakan jika Ciabatti harus melihat rekam jejak tim Honda sebelum melontarkan pernyataan seperti ini.

Ciabatti memantik emosi Puig lantaran ia mengutarakan bahwa keberhasilan Honda semata-mata adanya peran yang dimainkan oleh Marc Marquez dalam beberapa tahun terakhir. Dia bahkan mengklaim jika Honda telah merancang motor untuk pemilik nomor 93.

Pernyataan itu muncul setelah The Baby Alien memenangkan balapan di Sirkuit Sachsenring. Mendengar hal itu, Puig langsung menimpalinya dengan berkata: "Saya pikir Ciabatti harus melihat semua balapan 500cc dan MotoGP yang dimenangkan Honda dengan meninjau sejarah dan mungkin tidak akan mengucapkan seperti ini," kata Puig dikutip dari El Confidencial, Kamis (11/7/2019).

"Yang jelas adalah bahwa setelah semua upaya yang Ducati lakukan dan memiliki banyak prestasi, telah memenangkan kejuaraan tunggal sehingga setiap orang tahu sejarah kategori ini tahu bahwa Casey Stoner memenangkannya," sambung Puig.

"Upaya yang dilakukan Ducati dalam kejuaraan ini, untuk apa yang dia kumpulkan, menurut saya, sama sekali tidak seimbang. Apa yang saya tahu adalah bahwa Marquez telah menang dengan motor ini, seperti Stoner, Doohan, Spencer, Lawson, Crivillé, Hayden dan Rossi lakukan sebelumnya."

Lantas, apakah RC213V merupakan motor paling lengkap di grid, Puig mengaku bahwa ia tidak bisa menjelaskan lebih jauh mengenai hal itu. Dikatakannya, ketika tim mekanik tahu kelemahan dari kuda besi tunggangan Marquez dan Jorge Lorenzo, maka mereka akan memperbaikinya.

"Saya tidak bisa memberi tahu Anda jika itu karena saya tidak tahu bagaimana yang lain. Kita tahu bahwa Marquez memimpin kejuaraan. Kami tahu kekuatan dan kelemahan kami dan apa yang harus kami lakukan adalah memperbaikinya sehingga pembalap bisa lebih nyaman, baik Marc maupun Jorge," pungkas Puig.  

Saturday, July 13, 2019

Rossi Belum Berencana Ganti Kepala Mekanik

Rossi Belum Berencana Ganti Kepala Mekanik

Berita Seputar MotoGP - Valentino Rossi membantah masalah yang dialaminya musim ini terjadi lantaran kurangnya informasi dari kepala mekanik Silvano Galbusera. Kegagalan pembalap berjuluk The Doctor mengakhiri paceklik kemenangan sejak Assen 2017 karena tim Monster Energy dianggap belum mampu membuat perubahan pada M1.

Rossi diketahui telah melewatkan 38 balapan tanpa kemenangan sejak meraih podium pertama di Assen 2017 lalu. Pastinya banyak yang bertanya-tanya mengapa juara dunia tujuh kali MotoGP tersebut tidak segera melakukan perubahan pada garasinya, salah satunya menggantikan posisi Galbusera.

Rossi pernah memecat kepala mekanik Jeremy Burgess. Alasan pemecatan itu lantaran metode kerja Burgess dinilai sudah tidak lagi cocok untuk gelaran MotoGP. Padahal Burgess dikenal sebagai salah satu mekanik paling sukses dalam sejarah grand prix. 


Burgess sudah menemani Rossi sejak mengawali debutnya di kelas premier pada 2000 lalu dan sudah merasakan tujuh gelar juara dunia bersama pemilik nomor 46 tersebut. Bahkan pria berkebangsaan Australia itu sangat berjasa kala menemani Mick Doohan meraih lima gelar juara dunia, dan satu sekali dengan Wayne Gardner.

Tapi takdir tidak membawa keduanya untuk tetap bersama. Rossi akhirnya memutuskan untuk mendepak Burgess dan menggantikan perannya pada Galbusera. Sayangnya, permasalahan itu tak kunjung usai dan pembalap asal Italia itu masih belum berhasil mengambalikan nalurinya sebagai seorang 'pembunuh' di lintasan pacuan kuda besi.  

Disinggung apakah Rossi memikirkan solusi mengakhiri masalah dengan memecat Galbusera, Rossi mengaku tidak ingin berspekulasi terlalu jauh mengenai apakah ia bakal membuat perubahan pada musim ini termasuk menggantikan kepala mekanik.

"Saya tidak merencanakan perubahan apa pun. Saya merasa baik dengan tim teknik lengkap saya. Kami bekerja dengan rajin. Kami sudah bersama Silvano selama enam tahun, tetapi kami perlu bekerja dengannya untuk menemukan jalan keluar dari kekacauan ini, saya pikir," jelas Rossi dikutip dari Speedweek, Kamis (11/7/2019).

Rossi Akui Berada Dalam Periode Buruk

Rossi Akui Berada dalam Periode Buruk

Berita Seputar MotoGP - Valentino Rossi mengakui jika ia sedang berada dalam periode yang sulit dalam karier balapnya. Pasalnya, pembalap tim Monster Energy hingga saat ini belum berhasil berdiri gagah di podium pertama sejak memenangkan balapan di Assen pada 2017 lalu.

Artinya, Rossi telah melewatkan 38 balapan tanpa kemenangan dan itu tentunya bukan rapor yang bagus ketika ia sedang berusaha mengejar trofi ke-10 sepanjang kariernya. "Tentu saja saya tidak suka situasi ini. Tetapi saya memiliki periode kelemahan yang serupa dalam karier saya dan selalu mampu memenangkan balapan lagi. Saya memenangkan 89 balapan di kelas tertinggi," jelas Rossi dikutip dari Speedweek, Kamis (11/7/2019).

Rossi menambahkan ketika ia mengingat prestasi terebut, ia merasa bukan seorang pembalap yang buruk. Tidaklah memalukan jika 89 kemenangan berhenti seperti itu.

"Tapi saya tidak akan menyerah. Tidak dapat disangkal bahwa saya sudah tua. Tapi saya merasa tua sejak 2018 dan lima tahun lalu. Saya juga sudah tua April lalu ketika saya hampir menang di Texas. Tetapi saya tidak merasa di kepala saya bahwa ada sesuatu yang berubah dalam 12 bulan terakhir. Saya memiliki motivasi yang cukup, saya menantikan balapan, dan tidak ada kekurangan konsentrasi."

Tak hanya berbicara tentang performanya yang sudah menurun, Rossi juga mengomentari mengenai penampilan terakhirnya di Grand Prix Jerman. Dikatakannya, ia merasa lebih lambat 20 detik daripada 12 bulan yang lalu. Ini yang harus dicari penyebabnya.

"Tetapi saya mengakui bahwa kami berada dalam situasi yang sulit karena saya berharap banyak dari GP Jerman setelah finis kedua pada tahun sebelumnya. Saya merasa baik di Assen. Itu membuat saya berharap dan curiga bahwa kita dapat menarik keluar dari masalah ini. Tetapi kami tidak mengerti mengapa kami bersaing di TT Belanda, tetapi tidak di Saxony," keluh Rossi.  

Dovizioso Minta Ducati Fokus Benahi Keseimbangan Desemosedici GP19

Dovizioso Minta Ducati Fokus Benahi Keseimbangan Desemosedici GP19

Berita Seputar MotoGP - Ketangguhan Desmosedici GP19 tunggangan Andrea Dovizioso sudah tak lagi terlihat. Pasalnya, belum ada kemenangan yang hadir sejak pembalap berjuluk Little Dragon tersebut memenangkan balapan seri pembuka MotoGP di GP Qatar, Maret lalu.

Kegagalan ini membuat Dovizioso tertinggal 58 poin dari Marc Marquez selaku pemuncak klasemen sementara. Bintang Repsol Honda memang sangat kompetitif dalam empat balapan terakhir ini mengingat The Baby Alien sudah mengumpulkan dua kemenangan (Catalunya dan Sachsenring) dalam empat balapan terakhir.

"Kita membutuhkan strategi untuk masa depan, bukan untuk saat ini. Ini tentang perilaku pembalap dan itu tidak mudah, butuh waktu. Kami tidak dapat menemukan apa pun di sana. Saya sudah membicarakannya selama enam tahun," kata Dovizioso dikutip dari Speedweek, Rabu (10/7/2019).

"Setelah dua tahun yang baik, kami telah mencapai momen kritis, kami hanya membutuhkannya. Lawan semakin baik dan lebih baik. Itu juga bisa dilihat dari layar TV ketika kita melawan motor lain bahwa kita terlalu lambat di tikungan. Kita perlu menciptakan situasi yang berbeda dan fokus pada itu daripada hal-hal lain," sambung Dovizioso.

Mengenai perubahan, Dovizioso berkata bahwa tim Ducati harus melakukan perubahan jika ingin berhasil mengakhiri dominasi Marquez. "Anda dapat mengubah segalanya dengan motor. Tetapi tidak jelas mengapa kita memiliki DNA ini, jadi sulit," pungkas Dovi.  

Wednesday, July 10, 2019

Vinales Bilang Bakal Jaga Konsistensi Di Paruh Kedua

Vinales Bilang Bakal Jaga Konsistensi di Paruh Kedua

Berita Seputar MotoGP - Maverick Vinales kembali tampil ciamik selama menjalani balapan di Grand Prix Jerman , Minggu (7/7/2019) malam WIB. Pembalap Monster Energy Yamaha itu sukses meraih podium kedua setelah melawati pertarungan sengit pada balapan seri kesembilan MotoGP musim ini.

Keberhasilan Vinales merebut podium kedua lantaran ia berhasil memanfaatkan keuntungan dari Fabio Quartararo, yang mengalami kecelakaan pada lap awal. Kendati mampu mengambil tempat dari pembalap satelit Yamaha, namun ia gagal mengejar kecepatan Marc Marquez.

Meski begitu, Vinales mengaku puas dengan penampilannya di Sirkuit Sachsenring setelah mengamankan 20 poin. Ini merupakan podium kedua secara beruntun yang diraih pembalap berjuluk Top Gun.

Sebelumnya Vinales mampu berdiri gagah di podiuk pertama usai menaklukan Sirkuit Assen, Belanda. Hasil positif pada dua balapan terakhir semakin menggarisbawahi bahwa motor M1 Yamaha sudah keluar dari masa sulit di paruh pertama musim ini.

"Kami sangat menikmati momentum ini di mana kami menyudahi momen tersulit pada paruh pertama musim ini, kami bekerja dengan cukup baik pada dua balapan terakhir. Saya akan berusaha untuk menjaga momentum baik ini hingga akhir musim," kata Vinales dikutip dari laman resmi MotoGP, Senin (8/7).

Vinales berharap kinerja bagus timnya pada dua seri terakhir diharapkan mampu dijaga saat mengaspal di Brno, Republik Ceko, awal Agustus mendatang. Bersama tim berlogo garpu tala, Vinales akan melakukan sejumlah pengujian terhadap kinerja dan mencoba beberapa komponen baru untuk membuat motor M1 lebih kompetitif.

"Brno juga sangat penting bagi kami, selain itu kami juga telah melakukan pengujian dengan baik. Selain itu, kami juga harus mencoba beberapa komponen baru," imbuh Vinales.  

Kembali Naik Podium, Vinales: Yamaha Semakin Konsisten

Kembali Naik Podium, Vinales: Yamaha Semakin Konsisten

 
Berita Seputar MotoGP - Pembalap Yamaha, Maverick Vinales, keluar sebagai runner up MotoGP Jerman 2019 setelah finis di belakang Marc Marquez. Meski gagal menang, Vinales mengaku cukup puas menerima hasil balapan.

Tampil di Sirkuit Sachsenring, Minggu (7/7/2019) malam waktu Indonesia, Vinales memang tak banyak memberi ancaman pada Marc Marquez. Bisa dibilang, sejak perlombaan dimulai, Si Bayi Alien, julukan Marc Marquez, tampil mendominasi sebagai pemimpin lomba.

Vinales akhirnya bisa finis dengan gap 4.587 detik di belakang Marquez. Hasil itu dianggap positif karena pada balapan teranyar di Sirkuit Assen, Belanda, Vinales bisa memenangkan perlombaan. Artinya, untuk dua balapan terakhir, Vinales selalu berhasil naik podium.


"Sebetulnya ini adalah balapan yang sulit. Kami memutuskan menggunakan bak keras sebagai yang terbaik bagi motor kami. Meski tak memenangkan perlombaan, kami sudah mulai konsisten. Senang sekali rasanya bisa kembali naik podium," kata Vinales dikutip Crash.net.

Hingga balapan kesembilan musim ini, Vinales baru tiga kali naik podium. Selain di Assen (Belanda) dan Sachsenring (Jerman), pembalap asal Spanyol itu juga juga naik podium pada balapan yang berlangsung di Sirkuit Jerez. 

Monday, July 8, 2019

Klasemen Sementara MotoGP Usai GP Sachsenring, Jerman 2019

Klasemen Pembalap Usai GP Jerman 2019: Marquez Jauh Memimpin

Berita Seputar MotoGP - Marc Marquez semakin memimpin perolehan poin di klasemen pembalap setelah ia memenangkan MotoGP Jerman 2019. Gelar itu membuat pembalap Repsol Honda bernomor 93 kini bercokol di puncak dengan 185 poin.

Tampil di Sirkuit Sachsenring, Minggu (7/7/2019) malam waktu Indonesia, Marc Marquez menjadi pembalap pertama yang menyentuh garis finis dengan catatan waktu 41 menit 08.276 detik. Di posisi kedua ada pembalap Maverick Vinales, sedang di tempat ketiga dihuni Cal Crutchlow.

Ini merupakan kemenangan kesepuluh pembalap asal Spanyol itu di Sachsenring pada semua kategori. Marquez pertama kali juara di Sachsenring pada 2010 ketika dia bersaing di kategori 125cc (sekarang Moto3). 

Pembalap berusia 26 tahun itu juara di Moto2 pada 2011 dan 2012, dan tujuh kali bertuntun di MotoGP (2013-2019).

Berikut Klasemen Sementara MotoGP Usai GP Sachsenring, Jerman 2019 :
  1. Marc Marquez, Repsol Honda – 185
  2. Andrea Dovizioso, Mission Winnow Ducati – 127
  3. Danilo Petrucci, Mission Winnow Ducati – 121
  4. Alex Rins, Suzuki Ecstar- 101
  5. Maverick Vinales, Monster Energy Yamaha – 85
  6. Valentino Rossi, Monster Energy Yamaha – 80
  7. Jack Miller, Pramac Racing Ducati – 70
  8. Fabio Quartararo, Petronas Yamaha SRT – 67
  9. Cal Crutchlow, LCR Honda Castrol – 67
  10. Pol Espargaro, Red Bull KTM Factory Racing – 56
  11. Franco Morbidelli, Petronas Yamaha SRT – 52
  12. Takaaki Nakagami, Honda – 50
  13. Joan Mir, Suzuki Ecstar- 39
  14. Aleix Espargaro,Factory Aprilia Gresini – 31
  15. Andrea Iannone, Factory Aprilia Gresini- 21
  16. Jorge Lorenzo, Repsol Honda – 19
  17. Johann Zarco, Red Bull KTM Factory Racing – 16
  18. Miguel, Oliveira Red Bull KTM Tech3 – 15
  19. Tito RABAT, Reale Avintia Ducati – 14
  20. Stefan Bradl, Honda – 12
  21. Francesco Bagnaia, Pramac Racing Ducati – 11
  22. Michele Pirro, Ducati – 9
  23. Sylvain Guintoli, Suzuki – 3
  24. Karel Abraham, Reale Avintia Ducati – 3
  25. Hafizh Syharin, Red Bull KTM Tech3 – 3.

Hasil Race MotoGP Sachsenring, Jerman 2019

Rajai Sachsenring, Marquez Cetak Kemenangan ke-10

Berita Seputar MotoGP - Marc Marquez menjuarai MotoGP Jeman 2019. Pembalap Repsol Honda itu menjadi yang tercepat dalam lomba di Sirkuit Sachsenring, Minggu (7/7/2019). Marquez mengalahkan pembalap Yamaha Maverick Vinales dan rekan setimnya Cal Crutchlow.

Melahap 30 lap, Marquez mencatat waktu tercepat 41:08.276 di sirkuit sepanjang 3,7 km tersebut. Vinales finis kedua dengan gap +4,587 detik dan Crutchlow tertinggal 7,741 detik.

Ini kemenangan kesepuluh pembalap asal Spanyol itu di Sachsenring pada semua kategori. Marquez pertama kali juara di Sachsenring pada 2010 ketika dia bersaing di kategori 125cc (sekarang Moto3). Pembalap berusia 26 tahun itu juara di Moto2 pada 2011 dan 2012, dan tujuh kali bertuntun di MotoGP (2013-2019).

Marquez hanya butuh tiga kemenangan lagi untuk menyamai rekor legendaris Italia Giacomo Agostini yang menang 13 kali di Sachsenring. Agostini menang delapan kali di kelas 500 cc dan lima kali di 350 cc.

"Strategi saya adalah menghangatkan ban selama dua putaran dan kemudian menekan. Itulah yang saya lakukan," kata Marquez dilansir Crash.net

"Pada akhirnya saya hanya mengendarai, menikmati, dan memikirkan saudara lelaki saya. Dari FP4 sampai kami merasa sangat baik."

Kemenangan kelima Marquez pada tahun 2019 ini sudah cukup baginya untuk memperpanjang keunggulan poinnya atas Andrea Dovizioso menjadi 58 poin. Marquez mengemas 185 poin setelah sembilan dari 19 balapan. Dovizioso, rival terdekatnya di peringkat kedua dengan 127, setelah finis di urutan kelima untuk Ducati.

Berikut Hasil Lengkap Race MotoGP Sachsenring, Jerman 2019 :
  1. Marc Marquez, Repsol Honda
  2. Maverick Vinales, Monster Energy Yamaha
  3. Cal Crutchlow, LCR Honda Casrtol
  4. Danilo Petrucci, Mission Winnow Ducati
  5. Andrea Dovizioso, Mission Winnow Ducati
  6. Jack Miller, Pramac Racing Ducati
  7. Joan Mir, Suzuki Ecstar
  8. Valentino Rossi, Monster Energy Yamaha
  9. Franco Morbidelli, Petronas Yamaha SRT
  10. Stefan Bradl, Repsol Honda
  11. Tito Rabat, Reale Avintia Ducati
  12. Pol Espargaro, Red Bull KTM Factory Racing
  13. Andrea Iannone, Factory Aprilia Gresini
  14. Takaaki Nakagami, LCR Honda Idemitsu
  15. Karel Abraham, Reale Avintia Ducati
  16. Hafizh Syahrin, Red Bull KTM Tech3
  17. Francesco Bagnaia, Pramac Racing Ducati
  18. Miguel Oliveira, Red Bull KTM Tech3
  19. Aleix Espargaro, Factory Aprilia Gresini (DNF)
  20. Alex Rins, Suzuki Ecstar (DNF)
  21. Johann Zarco, Red Bull KTM Factory Racing (DNF)
  22. Fabio Quartararo, Petronas Yamaha SRT (DNF).

Sunday, July 7, 2019

Hasil Kualifikasi MotoGP Sachsenring, Jerman 2019

Rebut Pole, Marquez Start Terdepan di Sachsenring

Berita Seputar MotoGP - Pembalap Repsol Honda Marc Marquez mendominasi kualifikasi MotoGP Jeman 2019. Mengaspal di Sirkuit Sachsenring, Sabtu (6/7/2019), Marquez menduduki puncak sesi latihan ketiga.

Melahap 26 lap, Marquez mencatat waktu tercepat 1:20.347 detik, dan akan start terdepan pada lomba yang digelar Minggu (7/7/2019) . Sejak latihan bebas (Free Practice/FP), tanda-tanda Marquez mendominasi sudah terlihat. Di FP2, Marquez berjaya, begitupun di FP3.

Marquez punya catatan impresif di Sachsenring. Pembalap asal Spanyol itu sudah sembilan kali menang di sirkuit sepanjang 3,7 km tersebut, sejak turun di 125cc (2010), Moto2 (2011-2012), dan MotoGP (2013-2018).

Saingan terdekat Marquez, Fabio Quartararo (Yamaha), memiliki momen besar di akhir sesi ketika tunggangannya bergetar hebat di tikungan 11. Beuntung dia tidak menabrak, namun merasakan sakit di bahu kirinya.

Quartararo berada di urutan kedua dengan catatan waktu 1:20,515 detik atau teringgal 0.168 detik dari Marquez. Sedangkan Maverick Vinales (Yamaha) dan Cal Crutchlow (Honda), masing-masing menempati peringkat 3 dan 4. Vinales mencatat waktu terbaik 1:20,634, sedangkan Crutchlow 1:20,653 detik.

Duo Ducati, Danilo Petrucci dan Jack Miller, di urutan ketujuh dan kedelapan, dengan Joan Mir yang berada di posisi kesembilan menjadikannya dua Suzukis di 10 besar.

Pembalap KTM Pol Espargaro juga berhasil mencapai Q2 di urutan ke-10, tetapi mengakhiri sesi dengan tabrakan di Turn 3.

Espargaro mengalahkan Valentino Rossi pada 0,013, pembalap Yamaha itu sekali lagi terbatas pada Q1 - di mana ia akan bergabung dengan pembalap Ducati Andrea Dovizioso, yang terc4ecer di peringkat 13.

Rookie Pramac Ducati Francesco Bagnaia kembali naik setelah kehilangan FP2 setelah sempat masuk rumah sakit akibat kecelakaan FP1-nya. Dia terakhir di sesi Sabtu pagi.

Berikut Hasil Lengkap Kualifikasi MotoGP Sachsenring, Jerman 2019 :
  1. Marc Marquez, Repsol Honda 1m 20,195s
  2. Fabio Quartararo, Petronas Yamaha SRT
  3. Maverick Vinales, Monster Energy Yamaha
  4. Alex Rins, Suzuki Ecstar
  5. Jack Miller, Prama Racing Ducati
  6. Cal Crutchlow, LCR Honda Castrol
  7. Franco Morbidelli, Petronas Yamaha SRT
  8. Pol Espargaro, Red Bull KTM Factory Racing
  9.  Joan Mir, Suzuki Ecstar
  10. Takaaki Nakagami, LCR Honda  Idemitsu
  11. Valentino Rossi, Monster Energy Yamaha
  12. Danilo Petrucci. Mission Winnow Ducati
  13. Andrea Dovizioso, Mission Winnow Ducati
  14. Stefan Bradl, Repsol Honda
  15. Aleix Espargaro, Factory Aprilia Gresini
  16. Andrea Iannone, Factory Aprilia Gresini
  17. Francesco Bagnaia, Pramac Racing Ducati
  18. Hafizh Syahrin, Red Bull KTM Tech3
  19. Johann Zarco, Red Bull KTM Factory Racing
  20. Miguel Oliveira, Red Bull KTM Tech3
  21. Karel Abraham, Reale Avintia Ducati
  22. Tito Rabat, Reale Avintia Ducati.
 www.rossifumi-travel.com 

Petrucci Lanjutkan Kolaborasi Dengan Dovizioso Hingga 2020

Petrucci Lanjutkan Kolaborasi dengan Dovizioso hingga 2020

Berita Seputar MotoGP - Danilo Petrucci mendapatkan kabar bahagia sebelum menghadapi balapan seri kesembilan di Grand Prix Jerman, akhir pekan ini. Informasi istimewa itu berkaitan dengan statusnya di tim Ducati Corse.

Tim Misson Winnow Ducati belum lama ini mengonfirmasi bahwa Petrucci bakal menemani Andrea Dovizioso hingga 2020 setelah pabrikan Italia itu membarui satu tahun kontraknya.

Tak aneh jika tim Ducati akhirnya membarui kontrak Petrucci mengingat ia sudah menunjukkan penampilannya mengendarai motor Desmosedici GP19. Petrucci bahkan sudah menyumbangkan satu kemenangan buat tim yang bermarkas di Borgo Panigale, Bologna. 

Pada tahun pertamanya pindah dari Pramac, Petrucci sudah menyumbangkan satu kemenangan buat tim yang bermarkas di Borgo Panigale, Bologna. Kemenangan pertamanya itu didapat saat tampil di Mugello.

"Saya sangat senang bisa melanjutkan kolaborasi ini dengan tim Ducati selama satu tahun lagi. Itu adalah tujuan saya sejak memulai bab baru ini, karena kami segera menemukan chemistry yang hebat dengan tim.

"Di paruh pertama musim ini kami mampu meningkatkan daya saing kami secara progresif, meraih dua podium dan kemenangan yang tak terlupakan. Membarui kolaborasi kami sebelum liburan musim panas membuat saya lebih tenang dan percaya diri tentang masa depan. Sekarang saya hanya ingin tetap fokus dan terus meningkat sebagai pembalap untuk mencapai hasil yang lebih baik di trek. Kami berada di posisi ketiga dalam kejuaraan, dan kami ingin menyelesaikan musim di posisi tiga. "

Direktur tim Luigi Dall’Igna menekankan mengenai alasan mengapa tim Ducati membarui kontrak Petrucci. Dikatakannya, kolaborasi ini sengaja dilanjutkan demi target untuk memperjuangkan gelar.

"Dengan Danilo berada di jalur bersama Andrea, tujuan kami adalah memperjuangkan gelar, baik dalam kejuaraan pembalap dan pabrikan," pungkas Petrucci.

Line Up Pembalap MotoGP 2020: Empat Joki Berpotensi Kehilangan Kursi

Line Up Pembalap MotoGP 2020: Empat Joki Berpotensi Kehilangan Kursi

Berita Seputar MotoGP - Empat pembalap berpotensi kehilangan kursi di ajang MotoGP mengingat tim belum juga mengonfirmasi apakah akan membarui kontraknya atau memutuskan kerja sama. Keempat pembalap tersebut yakni Hafizh Syahrin, Takaaki Nakagami, Jack Miller, dan Tito Rabat.

Nasib Hafizh Syahrin di Tech 3 KTM tampaknya bakal suram setelah tim belum memberikan kejelasan tentang masa depannya. Padahal kontrak pembalap asal Malaysia itu akan berakhir tahun ini.

Beredar rumor yang menyatakan jika Tech 3 KTM sudah memiliki kandidat untuk menggantikan peran Hafizh. Dia adalah Brad Binder.

Berbicara kepada Speedweek, belum lama ini, Pit Beirer selaku Direktur KTM Motorsport menyatakan bahwa ia tertarik untuk membawa juara dunia Moto3 bergabung dengan tim asal Austria pada 2020 mendatang.

"Binder akan tinggal bersama kami. Saya tidak berpikir dia harus mencari tempat lain untuk 2020," beber Beirer.

Jika skenario ini benar terjadi, lantas bagaimana nasib Hafizh. Spekulasi yang berkembang menyebut jika dia bakal turun kelas (Moto2) dan bergabung dengan tim Red Bull KTM Ajo.

Tapi juga ada tim lain yang tertarik untuk mengamankan jasanya. Hanya saja, sejauh ini belum ada kepastian kepada Hafizh akan melanjutkan karier balapnya.

Berikut Line Up Sementara Pembalap MotoGP 2020 :

Repsol Honda:
Marc Marquez (2020)
Jorge Lorenzo (2020)

Monster Yamaha:
Maverick Vinales (2020)
Valentino Rossi (2020)

Ducati Team:
Andrea Dovizioso (2020)
Danilo Petrucci (2020)

Suzuki:
Alex Rins (2020)
Joan Mir (2020)

Red Bull KTM:
Johann Zarco (2020)
Pol Espargaro (2020)

Aprilia Gresini:
Aleix Espargaro (2020)
Andrea Iannone (2020)

Tech3 KTM:
Miguel Oliveira (2020)
Hafizh Syahrin (2019)
LCR Honda:

Cal Crutchlow (2020)
Takaaki Nakagami (2019)
Pramac Ducati:

Francesco Bagnaia (2020)
Jack Miller (2019)
Avintia Racing

Karel Abraham (2020)
Tito Rabat (2019)
Petronas Yamaha Sepang Team:

Franco Morbidelli (2020)
Fabio Quartararo (2020)  

Wednesday, July 3, 2019

Kepala Mekanik Beberkan Kemenangan Vinales Di Assen

Kepala Mekanik Beberkan Kemenangan Vinales di Assen

Berita Seputar MotoGP - Esteban Garcia selaku kepala mekanik dari Maverick Vinales membeberkan kunci sukses dari kemenangan pertama Top Gun bersama tim Monster Energy Yamaha di Sirkuit Assen, Belanda, Minggu (30/6/2019) malam WIB. Hasil positif yang diraih pada balapan seri kedelapan MotoGP musim ini tak lepas dari mentalitas pembalap Spanyol tersebut.

"Anak itu telah melakukan sesuatu yang mengesankan. Dia membalap sesuka hatinya dan merasa nyaman dengan motornya. Kita punya mental untuk datang jauh-jauh ke sini. Kami tahu bahwa sesuatu yang baik dapat keluar, tetapi karena trek ini sangat rumit. Meski ada sedikit keraguan namun mentalitasnya baik dan kami ingin menang," jelas Garcia dikutip dari AS Sport, Selasa (2/7).

Ini merupakan kemenangan pertama yang diraih Vinales sejak memenangkan balapan di Australia pada Oktober lalu. Dan, Garcia adalah sosok di balik keberhasilan Vinales mengakhiri paceklik kemenangan.

"Di Catalunya kami telah mengambil langkah kecil dengan set-up, untuk mencoba menemukan diri kami lebih nyaman di awal lomba dan tidak terlalu fokus pada putaran cepat tetapi pada bekerja untuk balapan. Dan tampaknya itu terbayar," tambahnya.

Hubungan Vinales dan Garcia sebenarnya sudah terjalin sejak lama alias ketika berada di kelas Moto3. Saat itu Garcia yang menjabat sebagai kepala mekanik sukses mengantarkan pembalapnya itu merebut stempel juara dunia Moto3.

Setelah berkolaborasi keduanya memutuskan untuk berpisah. Garcia bekerja pada tim uji KTM tahun lalu sampai ia ditunjuk sebagai kepala mekanik untuk Bradley Smith. Tapi Vinales akhirnya membawanya kembali ke paddock bersama tim Yamaha pada Februari 2019, untuk menggantikan Ramon Forcada.

Vinales sebelumnya sudah mengibarkan bendera putih dalam perburuan gelar MotoGP musim ini. Lantas, apakah Garcia sudah mempersiapkan langkah besar tahun depan?

"Ya. Yang tersisa tahun ini adalah melakukan balapan semacam ini, tanpa tekanan dan memenangkan sebanyak yang kita bisa. Membalap tanpa tekanan juga merupakan keuntungan, karena Anda tidak memikirkan poin dan Anda bisa memenangkan perlombaan," pungkas Garcia.  

Bos Yamaha Beberkan Penyebab Rossi Jatuh Di Assen

Bos Yamaha Beberkan Penyebab Rossi Jatuh di Assen

Berita Seputar MotoGP - Massimo Meregalli selaku Manajer Tim Monster Energy Yamaha, mengatakan kecelakaan yang dialami Valentino Rossi pada tikungan delapan di Sirkuit Assen, Belanda, Minggu (30/6/2019), akibat dari kesalahannya sendiri. Gara-gara kegagalan mengendalikan bagian depan M1, juara dunia tujuh kali MotoGP itu sampai menyeret Takaaki Nakagami ke gravel saat berjuang untuk memperebutkan tempat kesepuluh.

Kedua pembalap itu pun harus puas kehilangan poin. Bagi Rossi, ini merupakan kegagalan ketiga secara beruntun bahwa ia tak mampu meraih poin sejak Mugello, Catalunya, dan Assen.

Rapor merah ini mirip sewaktu Rossi berada di tim Ducati pada 2011 lalu. Meregalli menjelaskan motor Rossi sebenarnya hampir sama dengan Maverick Vinales. Namun, hasil minor pada kualifikasi memaksa The Doctor terlalu banyak mengambil risiko.

"Setting motor kedua pembalap cukup mirip. Untuk Yamaha, sekarang kami sangat mirip. Sayangnya, hingga pagi sebelum balapan Valentino Rossi tidak yakin dengan bagian depan motor, karena dia mencari lebih banyak grip dengan ban belakang," kata Meregalli dikutip dari Daily Star, Selasa (2/7/2019).

Kekurangan yang dirasakan Rossi membuatnya tampil ngotot untuk memperbaiki posisi. "Anda tahu, dari belakang sangat sulit untuk menyalip. Untuk menaikkan posisi, dia harus ngotot dan dia juga dia terlalu melebar. Nakagami berusaha melewatinya, tapi mereka kemudian bersenggolan," beber Meregalli."

Rossi masih mencoba untuk berpikir positif untuk menemukan sesuatu yang lebih baik pada balapan berikutnya di Jerman. "Hari ini kami memodifikasi motor dan untuk balapan saya bagus, saya sudah jauh lebih cepat daripada dalam latihan. Jadi ada baiknya memiliki Sachsenring minggu depan, karena sepertinya kita menemukan sesuatu yang sedikit lebih kompetitif. Kita akan lihat di Jerman," pungkas Rossi.  

Monday, July 1, 2019

Klasemen Sementara MotoGP Usai GP Assen, Belanda 2019

Klasemen Usai MotoGP Belanda 2019: Marquez Kian Kokoh di Puncak

Berita Seputar MotoGP - Marc Marquez masih memuncaki klasemen pembalap MotoGP 2019 meski gagal menang di Sirkuit Assen. Perubahan justru terjadi pada Maverick Vinales yang naik empat tingkat ke posisi tujuh di klasemen.

Posisi puncak masih ditempat oleh Marc Marquez dengan koleksi 160 poin. Sedangkan di tempat kedua dihuni Andrea Dovizioso dari tim balap Ducati dengan torehan 116 poin.

Seperti sudah disinggung, perubahan signifikan dialami Vinales yang naik ke peringkat ketujuh setelah memenangkan MotoGP Belanda 2019 di Sirkuit Assen, Minggu (30/6/2019). Tambahan 25 poin yang dia dapatkan membuatnya kini mengoleksi 65 poin. 

Pembalap asal Prancis, Fabio Quartararo, juga naik satu tingkat ke posisi enam setelah finis di tempat ketiga pada balapan teranyar. Berikut klasemen pembalap MotoGP.

Berikut Klasemen Sementara MotoGP Usai GP Assen, Belanda 2019 :
  1. Marc Marquez, Repsol Honda – 160
  2. Andrea Dovizioso, Mission Winnow Ducati – 116
  3. Danilo Petrucci, Mission Winnow Ducati – 108
  4. Alex Rins, Suzuki Ecstar – 101
  5. Valentino Rossi, Monster Yamaha – 72
  6. Fabio Quartararo, Petronas Yamaha – 67
  7. Maverick Viñales, Monster Yamaha – 65
  8. Jack Miller, Pramac Ducati – 60
  9. Pol Espargaro, Red Bull KTM Factory – 52
  10. Cal Crutchlow, LCR Honda – 51
  11. Takaaki Nakagami, LCR Honda – 48
  12. Franco Morbidelli, Petronas Yamaha – 45
  13. Aleix Espargaro, Factory Aprilia Gresini – 31
  14. Joan Mir, Suzuki Ecstar – 30
  15. Jorge Lorenzo, Repsol Honda – 19
  16. Andrea Iannone, Factory Aprilia Gresini – 18
  17. Johann Zarco, Red Bull KTM Factory – 16
  18. Miguel Oliveira, Red Bull KTM Tech3 – 15
  19. Francesco Bagnaia, Pramac Ducati – 11
  20. Michele Pirro, Mission Winnow Ducati – 9
  21. Tito Rabat, Reale Avintia Ducati – 9
  22. Stefan Bradl, HRC – 6
  23. Sylvain Guintoli, Suzuki Ecstar – 3
  24. Hafizh Syahrin, Red Bull KTM Tech3 – 3
  25. Karel Abraham, Reale Avintia Ducati – 2.

Hasil Lengkap Race MotoGP Assen, Belanda 2019

Hasil Lengkap dan Catatan Waktu Pembalap di MotoGP Belanda 2019

Berita Seputar MotoGP - Maverick Vinales menghapus dahaga gelar Yamaha usai menang di MotoGP Belanda 2019. Pembalap Monster Yamaha itu finis dengan catatan waktu 40 menit, 55.415 detik.

Mengaspal di Sirkuit Assen, Belanda, Minggu (30/6/2019) malam waktu Indonesia, Vinales tidak memperoleh kemenangan dengan mudah. Dia harus berduel dengan Marc Marquez (Repsol Honda) dan Fabio Quartarato (Petronas Yamaha).

Marquez akhirnya finis di posisi kedua dengan jarak 4.85 detik. Sedangkan Quartararo di tempat ketiga setelah tertinggal 9.738 detik.

Pada awal lomba, pembalap Suzuki, Alex Rins, sebetulnya memimpin balapan setelah melakoni start yang mulus. Sayang, dia justru terjatuh ketika berada di posisi pertama. Nasib sial tidak cuma dialami Rins yang kehilangan tempat pertama akibat kecelakaan. Rekan satu tim Vinales, Valentino Rossi, juga mengalami kecelakaan saat balapan. 

Berikut Hasil Lengkap Race MotoGP Assen, Belanda 2019 :
  1. Maverick Viñales, Monster Yamaha 40m 55.415s
  2. Marc Marquez, Repsol Honda
  3. Fabio Quartararo, Petronas Yamaha
  4. Andrea Dovizioso, Mission Winnow Ducati
  5. Franco Morbidelli, Petronas Yamaha
  6. Danilo Petrucci, Mission Winnow Ducati
  7. Cal Crutchlow, LCR Honda
  8. Joan Mir, Suzuki Ecstar
  9. Jack Miller, Pramac Ducati
  10. Andrea Iannone, Factory Aprilia Gresini
  11. Pol Espargaro, Red Bull KTM Factory
  12. Aleix Espargaro, Factory Aprilia Gresini
  13. Miguel Oliveira, Red Bull KTM Tech3
  14. Francesco Bagnaia, Pramac Ducati
  15. Hafizh Syahrin, Red Bull KTM Tech3
  16. Tito Rabat, Reale Avintia Ducati
  17. Karel Abraham, Reale Avintia Ducati
    DNF
    Johann Zarco, Red Bull KTM Factory
    Takaaki Nakagami, LCR Honda
    Valentino Rossi, Monster Yamaha
    Alex Rins, Suzuki Ecstar
www.rossifumi-travel.com