Berita Seputar MotoGP - Pembahasan mengenai masa depan Valentino Rossi tak pernah sepi dari
pemberitaan. Tapi sejauh ini tidak ada yang bisa menjamin kapan dan di
mana pembalap tim Monster Energy Yamaha itu bakal mengakhiri kariernya.
Spekulasi tentang kabar pensiun Rossi dari ajang MotoGP sebenarnya bukan kali ini saja terjadi. Sejak dua tahun lalu, pembalap berjuluk The Doctor selalu digosipkan bakal menggantung helm.
Tapi Rossi bersikeras bahwa ia masih mampu meladeni pembalap yang jauh lebih muda darinya. Toh, pada akhirnya pemilik nomor 46 masih menunjukkan eksistensinya di ajang balap MotoGP. Bahkan tak ada kegelisahan meskipun banyak pembalap muda hebat bermunculan di kelas elite. Sebaliknya, Rossi justru semakin termotivasi untuk mengalahkan mereka.
Spekulasi tentang kabar pensiun Rossi dari ajang MotoGP sebenarnya bukan kali ini saja terjadi. Sejak dua tahun lalu, pembalap berjuluk The Doctor selalu digosipkan bakal menggantung helm.
Tapi Rossi bersikeras bahwa ia masih mampu meladeni pembalap yang jauh lebih muda darinya. Toh, pada akhirnya pemilik nomor 46 masih menunjukkan eksistensinya di ajang balap MotoGP. Bahkan tak ada kegelisahan meskipun banyak pembalap muda hebat bermunculan di kelas elite. Sebaliknya, Rossi justru semakin termotivasi untuk mengalahkan mereka.
Melihat situasi seperti ini Carlo Pernat tertarik untuk memberikan
pandangannya terkait Rossi usai menyelesaikan paruh pertama di kejuaraan
grand prix musim ini. Pengamat MotoGP itu menuturkan penurunan performa
yang dialami Rossi bukan terletak pada usia maupun tim Yamaha.
Pernat menekankan kegagalan Rossi bersaing dengan pembalap muda musim ini terjadi lantaran kepala mekanik Silvano Galbusera terlalu memberi tekanan pada pembalap berusia 40 tahun. Inilah pandangan yang diutarakan mantan manajer Andrea Iannone.
"Mengenai krisis yang dialami Valentino Rossi. Jadi saya katakan ada tiga hal: apakah Valentino sudah agak tua, masalah bagi Yamaha atau timnya. Saya pikir Valentino masih berlatih dengan anak-anak setiap hari, jadi itu bukan masalah usia atau motivasi," jelas Pernat dikutip dari Motosan, Jumat (26/7/2019).
"Yamaha masih menempatkan pembalap di podium, jadi bagi saya masalahnya ada di tempat lain. Saya pikir itu timnya, kepala mekanik (Galbusera), saya tidak tahu apakah ini benar atau tidak. Tapi saya pikir masalahnya berasal dari tim. Tapi bukan telemetri, bukan Flamini. Tapi bos teknis, dia terlalu serius, saya tidak tahu, ada sesuatu yang tidak berfungsi, dan itu bukan motor maupun pembalap."
Pernat menekankan kegagalan Rossi bersaing dengan pembalap muda musim ini terjadi lantaran kepala mekanik Silvano Galbusera terlalu memberi tekanan pada pembalap berusia 40 tahun. Inilah pandangan yang diutarakan mantan manajer Andrea Iannone.
"Mengenai krisis yang dialami Valentino Rossi. Jadi saya katakan ada tiga hal: apakah Valentino sudah agak tua, masalah bagi Yamaha atau timnya. Saya pikir Valentino masih berlatih dengan anak-anak setiap hari, jadi itu bukan masalah usia atau motivasi," jelas Pernat dikutip dari Motosan, Jumat (26/7/2019).
"Yamaha masih menempatkan pembalap di podium, jadi bagi saya masalahnya ada di tempat lain. Saya pikir itu timnya, kepala mekanik (Galbusera), saya tidak tahu apakah ini benar atau tidak. Tapi saya pikir masalahnya berasal dari tim. Tapi bukan telemetri, bukan Flamini. Tapi bos teknis, dia terlalu serius, saya tidak tahu, ada sesuatu yang tidak berfungsi, dan itu bukan motor maupun pembalap."
Lebih jauh, bersaing di lintasan pacuan kuda besi merupakan cara hidup
Rossi untuk tetap menikmati hobi balapnya. Bahkan dia selalu
menghabiskan waktu bersama anak didiknya untuk berlatih. Kebiasaan inilah yang selalu dilakukan setiap kali liburan.
Jadi Pernat membantah spekulasi yang menyatakan jika tim Yamaha bakal memutuskan kontrak Rossi. "Masalahnya bukan dia (Valentino), bagi saya itu ada di dalam tim. Saya harap itu hanya berjalan buruk karena kita membutuhkan Valentino di paddock. Untungnya, dia masih memiliki kontrak untuk tahun kedua. Meskipun omong kosong yang dikatakan Lin Jarvis, saya pikir Valentino akan bersama Yamaha sampai kontrak berakhir. Ini terlalu penting sebagai pembalap dan komersialisasi," bebernya.
Jadi Pernat membantah spekulasi yang menyatakan jika tim Yamaha bakal memutuskan kontrak Rossi. "Masalahnya bukan dia (Valentino), bagi saya itu ada di dalam tim. Saya harap itu hanya berjalan buruk karena kita membutuhkan Valentino di paddock. Untungnya, dia masih memiliki kontrak untuk tahun kedua. Meskipun omong kosong yang dikatakan Lin Jarvis, saya pikir Valentino akan bersama Yamaha sampai kontrak berakhir. Ini terlalu penting sebagai pembalap dan komersialisasi," bebernya.
No comments:
Post a Comment