Berita Seputar MotoGP - Setahun yang lalu, Kepala Pengembangan Motor Yamaha, Kouji Tsuya,
meminta maaf atas materi buruk M1 yang membuat Valentino Rossi dan
Maverick Vinales mengalami penurunan drastis. Tapi hal itu seolah tak
berubah banyak ketika duo tim Garpu Tala bertempur di ajang MotoGP musim
ini. Pasalnya, untuk empat musim secara beruntun, mereka selalu berada
di belakang kompatriot Repsol Honda.
Saat ini tim pabrikan Yamaha hanya mampu menempatkan Vinales dan Rossi berada di urutan kelima dan keenam pada klasemen sementara pembalap di paruh pertama MotoGP musim ini. Dahaga gelar juara dunia MotoGP seakan semakin juah dari paddock tim Yamaha dan mereka belum memenangkannya sejak Jorge Lorenzo pada 2015 lalu.
Pada 2017 hingga saat ini, tim Yamaha terus melakukan inovasi dengan memasukkan pembalap muda seperti Johann Zarco, Folger, Fabio Quartararo dan Franco Morbidelli. Keempat pembalap itu diyakini bakal dijadikan sebagai model penggerak, meskipun dalam versi yang berbeda.
Saat ini tim pabrikan Yamaha hanya mampu menempatkan Vinales dan Rossi berada di urutan kelima dan keenam pada klasemen sementara pembalap di paruh pertama MotoGP musim ini. Dahaga gelar juara dunia MotoGP seakan semakin juah dari paddock tim Yamaha dan mereka belum memenangkannya sejak Jorge Lorenzo pada 2015 lalu.
Pada 2017 hingga saat ini, tim Yamaha terus melakukan inovasi dengan memasukkan pembalap muda seperti Johann Zarco, Folger, Fabio Quartararo dan Franco Morbidelli. Keempat pembalap itu diyakini bakal dijadikan sebagai model penggerak, meskipun dalam versi yang berbeda.
Dampak dari kehadiran empat pembalap itu setidaknya berhasil membuat
penikmat balap kuda besi menggelengkan kepala. Quartararo misalnya.
Pembalap Petronas Yamaha itu sudah mengoleksi tiga pole position dan dua
kali naik podium.
Meskipun belum ada kemenangan yang hadir dari Quartararo, namun penampilannya benar-benar membuat tim pabrikan gelisah. Rossi pun belum lama ini menyatakan bahwa dirinya tidak tahu versi mana yang akhirnya dihomologkan untuk tahun ini.
Tapi itu mungkin hanya setengah dari cerita. Dan, Rossi bersikeras jika dirinya tidak menyetujui pemilihan yang dilakukan tim Yamaha mengenai pengembangan motor M1.
"Spesifikasi mesin akhir adalah kompromi antara berbagai kebutuhan pengendara pabrik di musim dingin. Anda harus memutuskan spesifikasi sebelum awal musim," jelas Lin Jarvis dikutip dari Speedweek, Sabtu (27/7/2019).
Meskipun belum ada kemenangan yang hadir dari Quartararo, namun penampilannya benar-benar membuat tim pabrikan gelisah. Rossi pun belum lama ini menyatakan bahwa dirinya tidak tahu versi mana yang akhirnya dihomologkan untuk tahun ini.
Tapi itu mungkin hanya setengah dari cerita. Dan, Rossi bersikeras jika dirinya tidak menyetujui pemilihan yang dilakukan tim Yamaha mengenai pengembangan motor M1.
"Spesifikasi mesin akhir adalah kompromi antara berbagai kebutuhan pengendara pabrik di musim dingin. Anda harus memutuskan spesifikasi sebelum awal musim," jelas Lin Jarvis dikutip dari Speedweek, Sabtu (27/7/2019).
"Pembalap memiliki pandangan berbeda tentang hal-hal tertentu. Mesin
yang kami bangun pada akhir musim bukanlah A atau B. Itu adalah
kombinasi dari A dan B. Mungkin versi ini tidak sama persis dengan
keinginan kedua pembalap. Tetapi Anda harus membuat pilihan. Yamaha
memilih versi mesin yang lebih lembut, karena pada saat itu kami
mengalami masalah dengan akselerasi, genggaman, roda, dan masa pakai
ban. Sementara itu, kami telah memecahkan beberapa masalah ini. Tetapi
kami merasa kehilangan tenaga mesin," pungkas Jarvis.
No comments:
Post a Comment