Berita Seputar MotoGP - Penampilan Andrea Iannone bersama tim Suzuki sangat jauh dari kata
memuaskan. Sepanjang MotoGP 2017, pembalap kebangsaan Italia tersebut
tak pernah sekalipun mengisi posisi tiga besar.
Di akhir persaingan, Iannone cuma mengumpulkan 70 poin. Ia finis di perigkat 13 dan ini jadi pencapaian terburuknya sepanjang berkarier di kelas MotoGP.
"Musim lalu bukan tahun yang mudah dan hasilnya tidak sesuai dengan harapan. Saat pertama kali menguji Suzuki GSX-RR, perasaan saya begitu bagus dan seluruh tim yakin kami bisa meraih hasil yang baik. Namun sayang, keinginan itu gagal diwujudkan. Kami harus berjuang keras dan butuh waktu lama untuk mengatasi berbagai masalah yang ada dalam tim," ucapnya pada Crash.
Iannone beralasan di musim pertamanya ia kesulitan adaptasi dengan motor pabrikan Suzuki. Namun berbagai masalah yang dialaminya tidak membuat pria 28 tahun itu frustrasi. Iannone justru percaya diri akan bangkit dan memperbaiki penampilannya di MotoGP 2018.
"Saya dan Marco Rigamonti (kepala tim) merupakan orang baru. Jadi, kami harus memulai semuanya dari awal. Kami harus mempelajari karakteristik sepeda motor dan filosofi kerja perusahaan Jepang. Sebab masing-masing tim memiliki perbedaan dan jika Anda berasal dari lingkungan yang spesifik selama bertahun-tahun, sangat rumit untuk menghadapi masalah dengan tim baru," ujarnya.
"Seiring berjalannya waktu, kami belajar mempercayai rekan-rekan satu tim dan Anda harus memanfaatkan sejumlah informasi yang diberikan oleh mereka. Fokus dan kesabaran merupakan kunci sukses, ini sesuatu yang saya terus yakini," jelas sang pembalap.
"Kami terus melanjutkan pekerjaan setahap demi setahap. Kami memang sempat mengalami rasa frustrasi dan pernah kehilangan kepercayaan diri. Tapi beberapa solusi dari tim dapat membuat kami yakin dengan pekerjaan kali ini. Kami sudah mengetahui apa yang salah dan kami punya jalan keluarnya untuk menghadapi persaingan di 2018. Kerja sama tim, itulah kuncinya," pungkas Iannone.
Di akhir persaingan, Iannone cuma mengumpulkan 70 poin. Ia finis di perigkat 13 dan ini jadi pencapaian terburuknya sepanjang berkarier di kelas MotoGP.
"Musim lalu bukan tahun yang mudah dan hasilnya tidak sesuai dengan harapan. Saat pertama kali menguji Suzuki GSX-RR, perasaan saya begitu bagus dan seluruh tim yakin kami bisa meraih hasil yang baik. Namun sayang, keinginan itu gagal diwujudkan. Kami harus berjuang keras dan butuh waktu lama untuk mengatasi berbagai masalah yang ada dalam tim," ucapnya pada Crash.
Iannone beralasan di musim pertamanya ia kesulitan adaptasi dengan motor pabrikan Suzuki. Namun berbagai masalah yang dialaminya tidak membuat pria 28 tahun itu frustrasi. Iannone justru percaya diri akan bangkit dan memperbaiki penampilannya di MotoGP 2018.
"Saya dan Marco Rigamonti (kepala tim) merupakan orang baru. Jadi, kami harus memulai semuanya dari awal. Kami harus mempelajari karakteristik sepeda motor dan filosofi kerja perusahaan Jepang. Sebab masing-masing tim memiliki perbedaan dan jika Anda berasal dari lingkungan yang spesifik selama bertahun-tahun, sangat rumit untuk menghadapi masalah dengan tim baru," ujarnya.
"Seiring berjalannya waktu, kami belajar mempercayai rekan-rekan satu tim dan Anda harus memanfaatkan sejumlah informasi yang diberikan oleh mereka. Fokus dan kesabaran merupakan kunci sukses, ini sesuatu yang saya terus yakini," jelas sang pembalap.
"Kami terus melanjutkan pekerjaan setahap demi setahap. Kami memang sempat mengalami rasa frustrasi dan pernah kehilangan kepercayaan diri. Tapi beberapa solusi dari tim dapat membuat kami yakin dengan pekerjaan kali ini. Kami sudah mengetahui apa yang salah dan kami punya jalan keluarnya untuk menghadapi persaingan di 2018. Kerja sama tim, itulah kuncinya," pungkas Iannone.
No comments:
Post a Comment