Berita Seputar MotoGP - Saat banyak pihak meragukan kansnya meraih gelar juara MotoGP musim 2017 ini, catatan sejarah justru berbicara bahwa Valentino Rossi merupakan sosok yang selalu mengejar tantangan yang tak masuk akal.
Dengan empat seri tersisa musim ini,
banyak yang meragukan peluang Valentino Rossi meraih gelar juara MotoGP
musim 2017 ini. Setelah gelaran di Aragon, ia kini terpaut 56 poin dari
Marc Marquez yang masih menguasai puncak klasemen sementara.
Jika dilihat dari perhitungan matematis, kans The Doctor meraih
mahkota ke-10 masih terbuka. Namun, ia harus menundukkan sejumlah rival
utamanya seperti Marquez, Andrea Dovizioso, Maverick Vinales, dan Dani
Pedrosa.
Walaupun demikian,
hal tersebut tak akan mudah diwujudkan karena rider-rider top tersebut
tengah dalam performa terbaik mereka, terutama Si Baby Alien, yang tampil perkasa dalam beberapa grand prix terakhir.
Tak
hanya itu, Rossi masih harus bertarung dengan dirinya sendiri untuk
memulihkan kondisinya yang belum sepenuhnya fit pasca mengalami patah
tulang dalam kecelakaan motocross. Ditambah lagi, performa Yamaha yang
panas-dingin musim ini. Usai memenangkan empat race awal, pabrikan asal
Jepang tersebut justru gagal meraih satupun podium utama dalam enam
balapan terakhir.
Kini, bersama timnya, rider 38 tahun tersebut memiliki waktu yang tidak banyak untuk memperbaiki situasi mereka sebelum
balapan memasuki putaran Asia di Sirkuit Motegi, Jepang.
Kendati
dengan banyak faktor yang tak mendukungnya, jika melihat karakter Rossi,
mustahil juara dunia sembilan kali ini akan melepas musim 2017 ini dan
mengalihkan fokus untuk gelaran di tahun 2018.
The Doctor sejatinya
memiliki dedikasi tinggi menjadi yang terbaik dalam dunia yang telah
membesarkan namanya. Sebagaimana dimuat dalam bukunya The Autobiography of Valentino Rossi, What if I had never tried it, yang
terbit pada tahun 2005 silam, pembalap Yamaha ini mengaku hanya meyakini
satu hal bahwa dia akan melakukan sesuatu yang kelak menjadi sejarah
dalam ajang balap kuda besi ini.
Sebagai bukti, rider asal Italia
ini sudah mencatatkan namanya dalam sejarah dengan menjadi yang pertama
menjuarai setiap kelas, yakni 125cc, 250cc, 500cc, dan MotoGP. Koleksi
sembilan gelarnya pun menjadikannya legenda hidup dunia balap yang masih
berkiprah hingga saat ini.
Jika melihat lebih jauh ke belakang,
Rossi kerap menempuh jalan yang notabenenya berisiko tinggi. Ia pernah
meninggalkan Honda dan bergabung dengan Yamaha pada akhir tahun 2003
silam. Padahal kala itu tim berlambang garpu tala tersebut sedang
mengalami kesulitan.
“Jika saya meninggalkan Honda, saya harus
melakukannya demi tantangan sejati, hebat, dan nampak tak masuk akal,”
tulisnya dalam otobiografinya.
Tanpa menyia-nyiakan waktu, iapun
langsung mencatat sejarah lain dan membuktikan bahwa ketangguhannya
selama ini bukan karena motor. Honda yang saat itu begitu dominan mampu
ditundukkannya pada race pembuka di GP Afrika Selatan, yang lantas
membawanya menjadi rider pertama yang berhasil menjuarai dua balapan
beruntun dengan tim berbeda.
Dengan deretan fakta-fakta tersebut,
masih adakah keraguan Rossi mampu melakukan hal lain yang nampak tidak
mungkin, termasuk merengkuh gelar juara dunia 2017 ini?