Berita Seputar MotoGP - Kegagalan Maverick Vinales dan Valentino Rossi mendapatkan podium di
MotoGP Austria, akhir pekan lalu, membuat Tim Movistar Yamaha berniat
kembali mengubah sasis sepeda motor balapnya. Perubahan sasis itu
diharapkan mampu membuat laju sepeda motor yang ditunggangi pembalapnya
lebih kencang.
Bukannya mendukung, Vinales malah menolak rencana tersebut. Pembalap asal Spanyol ini percaya bahwa perubahan sasis bukan lah solusi terbaik untuk memecahkan masalah yang dihadapi tim Movistar Yamaha.
"Permasalahan yang kita hadapi jauh lebih signifikan daripada mulai mengganti sasis lagi. Mungkin kita harus fokus pada motor dan membuatnya bekerja dengan beberapa cara," kata Vinales seperti dilansir Autosport, Rabu (16/8/2017).
Vinales menegaskan bahwa dirinya tidak mengganti sasis motor. Dia akan bekerja keras dalam tes di Misano, Italia sebelum menghadapi MotoGP Inggris di Sirkuit Silverstone.
Ditanya apakah kembali ke sasis 2016 Yamaha yang kini digunakan duo pembalap Monster Yamaha Tech3, Johann Zarco dan Jonas Folger, adalah pilihan terbaik, Vinales mengaku tidak mengetahuinya. "Saya benar-benar tidak tahu. Tim tahu lebih banyak tentang potensi sasis 2016 dan sasis yang kita miliki sekarang. Saya mencoba mengendarai motor dengan cara terbaik," ujarnya.
Pada balapan di Sirkuit Red BUll Ring, Austria, Maverick Vanales dan Valentino Rossi tercecer di urutan keenam dan ketujuh. Keduanya sama sekali bisa menyaingi kecepatan pembalap Ducati, Andrea Dovizioso dan pembalap Repsol Honda, Marc Marquez yang berada di baris terdepan. Vinales dan Rossi bahkan di belakang Johann Zarco dari tim Yamaha lainnya.
Setelah sempat mendominasi di awal musim ini, Vinales belum pernah memenangkan empat perlombaan terakhir sejak Tim Movistar Yamaha mengenalkan sasis terbaru di MotoGP Belanda. Vinales mengatakan setelah belapan di TT Circuit Assen, Belanda, Juni lalu, sasis baru tidak sesuai dengan gaya membalapnya. Akibatnya dia harus memodifikasi gaya balapan agar sesuai dengan motor Yamaha.
"Saya mengubah gaya membalap saya sedikit, karena pada awalnya saya pengereman sangat keras dan pembukaan (throttle) sangat agresif," katanya.
Bukannya mendukung, Vinales malah menolak rencana tersebut. Pembalap asal Spanyol ini percaya bahwa perubahan sasis bukan lah solusi terbaik untuk memecahkan masalah yang dihadapi tim Movistar Yamaha.
"Permasalahan yang kita hadapi jauh lebih signifikan daripada mulai mengganti sasis lagi. Mungkin kita harus fokus pada motor dan membuatnya bekerja dengan beberapa cara," kata Vinales seperti dilansir Autosport, Rabu (16/8/2017).
Vinales menegaskan bahwa dirinya tidak mengganti sasis motor. Dia akan bekerja keras dalam tes di Misano, Italia sebelum menghadapi MotoGP Inggris di Sirkuit Silverstone.
Ditanya apakah kembali ke sasis 2016 Yamaha yang kini digunakan duo pembalap Monster Yamaha Tech3, Johann Zarco dan Jonas Folger, adalah pilihan terbaik, Vinales mengaku tidak mengetahuinya. "Saya benar-benar tidak tahu. Tim tahu lebih banyak tentang potensi sasis 2016 dan sasis yang kita miliki sekarang. Saya mencoba mengendarai motor dengan cara terbaik," ujarnya.
Pada balapan di Sirkuit Red BUll Ring, Austria, Maverick Vanales dan Valentino Rossi tercecer di urutan keenam dan ketujuh. Keduanya sama sekali bisa menyaingi kecepatan pembalap Ducati, Andrea Dovizioso dan pembalap Repsol Honda, Marc Marquez yang berada di baris terdepan. Vinales dan Rossi bahkan di belakang Johann Zarco dari tim Yamaha lainnya.
Setelah sempat mendominasi di awal musim ini, Vinales belum pernah memenangkan empat perlombaan terakhir sejak Tim Movistar Yamaha mengenalkan sasis terbaru di MotoGP Belanda. Vinales mengatakan setelah belapan di TT Circuit Assen, Belanda, Juni lalu, sasis baru tidak sesuai dengan gaya membalapnya. Akibatnya dia harus memodifikasi gaya balapan agar sesuai dengan motor Yamaha.
"Saya mengubah gaya membalap saya sedikit, karena pada awalnya saya pengereman sangat keras dan pembukaan (throttle) sangat agresif," katanya.
No comments:
Post a Comment