Berita Seputar MotoGP - Legenda kelas bergengsi MotoGP, Loris Capirossi, menilai bahwa Jorge
Lorenzo kurang memiliki karakter liar yang dibutuhkan untuk menaklukkan
motor Ducati.
Ya, usai hijrah dari Yamaha pada musim 2017, Lorenzo kesulitan beradaptasi dengan motor Ducati Desmosedici GP17 dalam tiga balapan pertama MotoGP. Finis kesembilan di MotoGP Austin akhir pekan lalu merupakan hasil terbaiknya sejauh ini.
Pembalap Spanyol itu mengakui gaya balapnya membutuhkan waktu lama dalam proses adaptasi bersama Ducati, ditambah masalah yang dialami pada posisi duduk di atas motor.
Tapi bagi Capirossi, yang merupakan pembalap pertama Ducati ketika pabrikan Italia ini debut pada 2003 dan menyumbang 6 gelar seri plus 19 podium untuk tim asal Bologna itu. Ciri khas gaya balap Lorenzo yang halus tidak sesuai dengan karakter Desmosedici GP.
Seperti dilansir dari Motorsport. Menurut Capirex (julukan Capirossi), yang dibutuhkan tim Ducati adalah pembalap dengan karakter liar untuk memaksimalkan potensi motor.
“Dalam opini saya, Lorenzo berharap menemukan Ducati yang berbeda, dan tidak mengharapkan Ducati yang dia temukan,” ucap Capirossi kepada media Italia, Radio 24.
“Ducati adalah motor kompetitif, yang memiliki titik kekuatan dan kelemahan. Pada tahun-tahun terakhir, kami telah melihat mereka menjadi kompetitif di beberapa trek,” imbuhnya.
Lebih jauh Capirossi menjelaskan: “Pada trek di mana Ducati kesulitan, Anda harus memacu (motor Ducati) dengan semacam ‘kejahatan (keliaran)’ tertentu, dan Lorenzo tidak memiliki ‘kejahatan (keliaran)’ ini.”
“Lorenzo pembalap yang sangat cepat dan sangat bersih. Tapi Ducati membutuhkan pembalap ‘liar’. (Andrea) Dovizioso sebagian (setengah) ‘liar’, tapi Lorenzo tidak,” kata Capirossi lagi.
Adapun Capirossi bukan yang pertama mengomentari perihal gaya balap Lorenzo. Sebelumnya mantan pembalap Ducati, Andrea Iannone, juga pernah melontarkan pernyataan serupa.
“Untuk beradaptasi dengan Ducati adalah tugas besar. Itu adalah motor yang perlu digeber dengan gaya balap yang sama sekali berbeda,” terang Iannone kepada Motorsport.com.
“Motor itu lebih mudah (dikendarai) dalam beberapa tahun terakhir. Motor itu juga menuntut gaya balap tertentu, tapi memiliki potensi untuk menjadi kompetitif. Anda hanya harus menemukan cara untuk memaksimalkannya,” kata Iannone menjelaskan.
“Dalam kasus Lorenzo, dia menghabiskan waktu mengendarai motor yang sama (Yamaha) selama bertahun-tahun. Lalu, dia pindah ke motor yang menuntut perubahan radikal dalam hal gaya menggebernya. Itu memaksa Anda untuk memikirkannya. Dan jika Anda terlalu banyak berpikir ketika memacu motor, maka Anda tidak (akan) begitu cepat (di trek),” tandasnya.
Ya, usai hijrah dari Yamaha pada musim 2017, Lorenzo kesulitan beradaptasi dengan motor Ducati Desmosedici GP17 dalam tiga balapan pertama MotoGP. Finis kesembilan di MotoGP Austin akhir pekan lalu merupakan hasil terbaiknya sejauh ini.
Pembalap Spanyol itu mengakui gaya balapnya membutuhkan waktu lama dalam proses adaptasi bersama Ducati, ditambah masalah yang dialami pada posisi duduk di atas motor.
Tapi bagi Capirossi, yang merupakan pembalap pertama Ducati ketika pabrikan Italia ini debut pada 2003 dan menyumbang 6 gelar seri plus 19 podium untuk tim asal Bologna itu. Ciri khas gaya balap Lorenzo yang halus tidak sesuai dengan karakter Desmosedici GP.
Seperti dilansir dari Motorsport. Menurut Capirex (julukan Capirossi), yang dibutuhkan tim Ducati adalah pembalap dengan karakter liar untuk memaksimalkan potensi motor.
“Dalam opini saya, Lorenzo berharap menemukan Ducati yang berbeda, dan tidak mengharapkan Ducati yang dia temukan,” ucap Capirossi kepada media Italia, Radio 24.
“Ducati adalah motor kompetitif, yang memiliki titik kekuatan dan kelemahan. Pada tahun-tahun terakhir, kami telah melihat mereka menjadi kompetitif di beberapa trek,” imbuhnya.
Lebih jauh Capirossi menjelaskan: “Pada trek di mana Ducati kesulitan, Anda harus memacu (motor Ducati) dengan semacam ‘kejahatan (keliaran)’ tertentu, dan Lorenzo tidak memiliki ‘kejahatan (keliaran)’ ini.”
“Lorenzo pembalap yang sangat cepat dan sangat bersih. Tapi Ducati membutuhkan pembalap ‘liar’. (Andrea) Dovizioso sebagian (setengah) ‘liar’, tapi Lorenzo tidak,” kata Capirossi lagi.
Adapun Capirossi bukan yang pertama mengomentari perihal gaya balap Lorenzo. Sebelumnya mantan pembalap Ducati, Andrea Iannone, juga pernah melontarkan pernyataan serupa.
“Untuk beradaptasi dengan Ducati adalah tugas besar. Itu adalah motor yang perlu digeber dengan gaya balap yang sama sekali berbeda,” terang Iannone kepada Motorsport.com.
“Motor itu lebih mudah (dikendarai) dalam beberapa tahun terakhir. Motor itu juga menuntut gaya balap tertentu, tapi memiliki potensi untuk menjadi kompetitif. Anda hanya harus menemukan cara untuk memaksimalkannya,” kata Iannone menjelaskan.
“Dalam kasus Lorenzo, dia menghabiskan waktu mengendarai motor yang sama (Yamaha) selama bertahun-tahun. Lalu, dia pindah ke motor yang menuntut perubahan radikal dalam hal gaya menggebernya. Itu memaksa Anda untuk memikirkannya. Dan jika Anda terlalu banyak berpikir ketika memacu motor, maka Anda tidak (akan) begitu cepat (di trek),” tandasnya.
No comments:
Post a Comment