Berita Seputar MotoGP - Andrea Dovizioso akhirnya mengibarkan bendera putih. Harapan pembalap
Winnow Ducati itu untuk menjadi juara dunia MotoGP 2019 pupus sudah.
Dovi, panggilan akrab Dovizioso, mengaku menyerah bersaing dengan rider Repsol Honda Marc Marquez. Kemenangan Marquez di GP San Marino, akhir pekan lalu, menjadi salah satu alasannya memilih melupakan impiannya menjadi juara dunia MotoGP tahun ini.
Apalagi Dovizioso hanya mampu menempati posisi keenam pada balapan itu. Pasalnya, motor Ducati yang ditungganginya tidak berlari sesuai dengan harapannya. Dengan hasil itu, Dovizioso semakin tertinggal jauh di klasemen sementara pembalap MotoGP 2019.
Dovi, panggilan akrab Dovizioso, mengaku menyerah bersaing dengan rider Repsol Honda Marc Marquez. Kemenangan Marquez di GP San Marino, akhir pekan lalu, menjadi salah satu alasannya memilih melupakan impiannya menjadi juara dunia MotoGP tahun ini.
Apalagi Dovizioso hanya mampu menempati posisi keenam pada balapan itu. Pasalnya, motor Ducati yang ditungganginya tidak berlari sesuai dengan harapannya. Dengan hasil itu, Dovizioso semakin tertinggal jauh di klasemen sementara pembalap MotoGP 2019.
Saat ini dia masih terpaut di peringkat kedua dengan mengumpulkan 182
poin atau tertinggal 93 angka dari Marquez. Meski masih menyisakan enam
balapan, Dovi mengakui sangat sulit bisa mengejar Marquez di posisi
puncak. “Tidak perlu mengibarkan bendera putih,” kata Dovizioso dilansir
motorsports.
“Selisihnya sudah besar, jadi kami hanya bisa mencoba dan membawa pulang secara maksimal. Tapi, kita tidak bisa berbicara tentang mencoba untuk mengejar ketertinggalan jika kita selesai di belakang dalam lomba,” katanya.
Dovi patut pesimistis dengan harapannya meraih gelar juara tahun ini. Pasalnya, Marquez tampil luar biasa sepanjang musim ini. Dari 13 balapan, dia hanya gagal finis sekali yang terjadi di Austin. Sisanya selalu naik podium, termasuk meraih tujuh kemenangan.
Kondisi itu sekaligus menjadi salah satu alasannya untuk tidak lagi membicarakan masalah peluangnya dalam perebutan gelar juara dunia. Meski begitu, Dovizioso tetap akan berusaha bangkit kembali ke barisan depan di GP Aragon pada akhir pekan ini.
Dia berharap motor Ducati Desmosedici GP19 bisa diperbaiki dan ditingkatkan oleh timnya. Jika berhasil, rider asal Italia itu sangat yakin bisa bersaing dengan para rivalnya dan mendapatkan hasil terbaik di balapan nanti.
“Tahun lalu, kami berjuang untuk kemenangan bersama Marquez dan pada akhirnya ada juga pembalap lain, (Andrea) Iannone (Suzuki). Tapi, sekarang para pembalap Yamaha juga mulai membaik, jadi saya berharap kami bisa menjadi kompetitif di Aragon.
Kita harus mencoba untuk tetap tenang dan membawa hasil maksimal. Kita tidak bisa melakukan hal lain,” ujarnya. Sementara itu, rider LCR Honda Cal Crutclow tidak menyangka Marquez bisa menjalani balapan dengan mengesankan sepanjang tahun ini, termasuk di San Marino.
“Selisihnya sudah besar, jadi kami hanya bisa mencoba dan membawa pulang secara maksimal. Tapi, kita tidak bisa berbicara tentang mencoba untuk mengejar ketertinggalan jika kita selesai di belakang dalam lomba,” katanya.
Dovi patut pesimistis dengan harapannya meraih gelar juara tahun ini. Pasalnya, Marquez tampil luar biasa sepanjang musim ini. Dari 13 balapan, dia hanya gagal finis sekali yang terjadi di Austin. Sisanya selalu naik podium, termasuk meraih tujuh kemenangan.
Kondisi itu sekaligus menjadi salah satu alasannya untuk tidak lagi membicarakan masalah peluangnya dalam perebutan gelar juara dunia. Meski begitu, Dovizioso tetap akan berusaha bangkit kembali ke barisan depan di GP Aragon pada akhir pekan ini.
Dia berharap motor Ducati Desmosedici GP19 bisa diperbaiki dan ditingkatkan oleh timnya. Jika berhasil, rider asal Italia itu sangat yakin bisa bersaing dengan para rivalnya dan mendapatkan hasil terbaik di balapan nanti.
“Tahun lalu, kami berjuang untuk kemenangan bersama Marquez dan pada akhirnya ada juga pembalap lain, (Andrea) Iannone (Suzuki). Tapi, sekarang para pembalap Yamaha juga mulai membaik, jadi saya berharap kami bisa menjadi kompetitif di Aragon.
Kita harus mencoba untuk tetap tenang dan membawa hasil maksimal. Kita tidak bisa melakukan hal lain,” ujarnya. Sementara itu, rider LCR Honda Cal Crutclow tidak menyangka Marquez bisa menjalani balapan dengan mengesankan sepanjang tahun ini, termasuk di San Marino.
Pasalnya, dia menjadi satu-satunya pembalap dari pabrikan asal Jepang itu
di posisi 10 besar. Sedangkan rekan setim Marquez, Jorge Lorenzo, hanya
finis di posisi 14. Pembalap asal Inggris ini pun menilai Marquez
benar-benar mendapatkan keajaiban dalam bertarung memperebutkan gelar
juara dunia MotoGP musim ini.
Sebab, dia yang sama-sama menggunakan motor Honda RC213V melaju sangat berbeda dengan milik Marquez. Apa lagi Crutchlow gagal menyelesaikan balapan hingga finis. “Saya coba melaju secepat mungkin tanpa menabrak, tapi pada akhirnya saya terjatuh,” ucap Crutchlow.
“Ini menunjukkan bahwa saya tidak punya kecepatan. Saya berjuang di setiap tikungan, saya tidak memiliki tikungan yang kuat sepanjang balapan. Saya merasa tidak nyaman dengan motor. Marquez membuat keajaiban, sangat simpel dia melakukannya,” ungkapnya.
Sebab, dia yang sama-sama menggunakan motor Honda RC213V melaju sangat berbeda dengan milik Marquez. Apa lagi Crutchlow gagal menyelesaikan balapan hingga finis. “Saya coba melaju secepat mungkin tanpa menabrak, tapi pada akhirnya saya terjatuh,” ucap Crutchlow.
“Ini menunjukkan bahwa saya tidak punya kecepatan. Saya berjuang di setiap tikungan, saya tidak memiliki tikungan yang kuat sepanjang balapan. Saya merasa tidak nyaman dengan motor. Marquez membuat keajaiban, sangat simpel dia melakukannya,” ungkapnya.
No comments:
Post a Comment