Berita Seputar MotoGP - Menjadi seorang direktur lomba dari Kejuaraan Dunia Superbike (WSBK)
merupakan sebuah pekerjaan penting. Peran krusial itu pula yang kini
diemban oleh mantan pembalap Ducati, Kawasaki, dan Suzuki di ajang ini,
Gregorio Lavilla.
Dibilang penting, karena direktur lomba harus
tahu bagaimana cara agar keputusannya bisa memuaskan semua orang, mulai
dari pabrikan, pembalap, sponsor, hingga penonton dan pemirsa. Berikut
petikan wawancara GPOne dengan Gregorio Lavilla di sela-sela WSBK San Marino 2017 di sirkuit Misano, Minggu (17/6).
Apakah lebih baik menjadi pembalap atau direktur lomba?
“Pembalap,
tidak diragukan lagi! Pada masa itu, saya hanya memikirkan diri
sendiri. Sekarang, saya harus mendengarkan dan berbicara dengan semua
pembalap, jumlahnya lebih dari 130 pembalap, dan mesti menyadari semua
kebutuhan mereka sebelum memutuskan hal terbaik untuk dilakukan. Itu
tidak mudah, karena tentu saja keputusan akhir tidak akan pernah
memuaskan semua orang.”
Apa bagian terberat dari pekerjaan sekarang?
“Selama
balapan, saya harus memahami situasi di jalur, memeriksa bahwa
masing-masing menghormati peraturan. Kami memiliki beberapa marshal
hebat untuk membantu kami, yang memberi isyarat jika hujan turun, jika
ada minyak (oli/rem) tumpah di lintasan, dan pemotongan jalur/jump
start."
"Peran manusia lebih penting ketimbang teknologi di sini,
walau kami memiliki layar tv, namun orang lebih memperhatikan. Ada tiga
orang yang bertugas sebagai direktur sebuah lomba. Saya adalah salah
satu yang ikut mengambil keputusan, dan saya selalu melakukannya demi
kebaikan para pembalap.”
Di WSBK ada perbedaan yang meningkat antara tim pabrikan dan privatir?
“Memang
selalu seperti itu. Sejak dulu, hanya tim privatir Ducati yang mampu
bertarung dengan para pembalap terdepan. Tapi kini, sering sekali ada
tim privatir kuat muncul, contohnya seperti Leon Haslam dengan tim
Pucetti di WSBK Inggris 2017. Seiring berjalannya waktu, kami mencoba
menemukan peraturan yang bisa diterima semua orang. Kami memiliki ramuan
untuk mengambil langkah lain dalam mengurangi biaya dan kesenjangan
motor antara berbagai tim.”
Akankah kesamaan level ECU akan menyeimbangkan pertarungan antar motor tim pabrikan dengan tim privatir?
“Kami
sedang membicarakan itu. Tapi ECU yang sama untuk semua orang hanyalah
langkah kecil. Perubahan ini tidak akan menjadi solusi terakhir, karena
peraturan tersebut akan disamaratakan jika setiap orang memiliki kondisi
yang sama. Keterlibatan langsung dengan produsen dan sarana ekonomi
termasuk dalam hal ini."
"Peraturan tersebut mempengaruhi hasil,
namun tetap saja pembalap yang akan membuat perbedaan. Setiap tim dan
setiap pembalap harus memiliki kesempatan untuk menang. Ini adalah jalan
yang benar yang bisa membawa WSBK mendekati peraturan Superstock. Kami
akan mencoba menciptakan situasi itu.”
Akhir-akhir ini pembalap Inggris semakin kompetitif di WSBK?
“Mereka
lahir dan ditempa dari BSB (British Superbike), sebuah kejuaraan dengan
tradisi hebat dan kaya bakat. Mereka kejuaraan independen dan
memperlakukan setiap seri seolah-olah itu adalah kejuaraan dunia."
"Gelombang
pembalap kuat Inggris tiba di WSBK mulai 2000-an, periode di mana
muncul Jonathan Rea, Leon Camier, Leon Haslam, Tom Sykes, Eugene
Laverty, juga Cal Crutchlow. Dia memenangkan gelar Supersport, pernah
satu tahun di WSBK, dan kemudian pindah ke MotoGP untuk tampil bagus di
sana.”
WSBK lebih kesulitan bila dibandingkan dengan MotoGP dalam hal jumlah penonton, mengapa?
“Saat
ini itu betul. Tujuan kami ke depan adalah untuk meningkatkan animo
masyarakat menonton WSBK. Akan sangat menyenangkan mendapatkan wild card
buat Valentino Rossi berlomba di beberapa balapan. Saya inginnya Rossi
balapan beberapa kali di WSBK dan biar ia berpikir bahwa kami di WSBK
akan memperlakukannya dengan baik.”
No comments:
Post a Comment