Berita Seputar MotoGP - Kepindahan Jorge Lorenzo dari tim Ducati Corse ke tim Repsol Honda masih
menimbulkan polemik. Direktur olahraga tim Ducati Corse, Paolo Ciabatti
menjelaskan bahwa juara dunia tiga kali di kelas utama MotoGP tampaknya
tidak senang untuk melanjutkan kerja sama dengan pabrikan Italia.
"Jika ini tidak mulai bekerja di tingkat yang kami harapkan, yang berjuang untuk memenangkan balapan, podium, maka saya pikir tidak baik untuk melanjutkan. Di sisi lain, Jorge tidak senang untuk melanjutkan jika dia masih terus berjuang dan tidak bisa berjuang untuk memenangkan perlombaan," kata Ciabatti dikutip dari Crash, Rabu (19/12/2018).
Sejak tiba di tim Ducati Corse pada 2017 lalu. Lorenzo terlihat sangat sulit mengubah kebiasaan balapnya dalam mengendarai motor Desmosedici setelah sembilan tahun menunggangi kuda besi M1 Yamaha. Ini bukan isapan jempol belaka, sebab tak ada kemenangan yang didapat di tahun pertama.
Masuk ke tahun kedua, Lorenzo kembali mendapat sorotan tajam setelah lima balapan tanpa kemenangan. Di sisi lain, pembalap satelit Ducati, Danilo Petrucci justru berhasil berdiri gagah di podium kedua pada balapan yang berlangsung di Sirkuit Le Mans, Prancis.
"Dia (Jorge Lorenzo) memenangkan begitu banyak grand prix dalam kariernya dan tahun lalu adalah tahun pertama ketika dia tidak memenangkan satu balapan. Sejauh ini, situasinya bahkan lebih buruk tahun ini," imbuh Ciabatti.
Rapor merah ini menimbulkan spekulasi bahwa Lorenzo bakal pindah, dan saat itu dia dikabarkan akan bergabung dengan tim Satelit Yamaha. Tapi semua gosip itu tak terjawab, hingga akhirnya tim Honda resmi mengumumkan kerja sama dengan Lorenzo dalam dua tahun (2019-2020), sebelum dia memenangkan balapan di Mugello.
Pada tahap itu, tidak ada yang mengira pembalap Spanyol akan mengetuk pintu Honda dan membentuk tim impian bersama juara bertahan, Marc Marquez. Alberto Puig selaku Direktur tim Honda mengaku terkejut mengetahui Lorenzo tidak kerasan berada bersama tim Ducati.
"Jika ini tidak mulai bekerja di tingkat yang kami harapkan, yang berjuang untuk memenangkan balapan, podium, maka saya pikir tidak baik untuk melanjutkan. Di sisi lain, Jorge tidak senang untuk melanjutkan jika dia masih terus berjuang dan tidak bisa berjuang untuk memenangkan perlombaan," kata Ciabatti dikutip dari Crash, Rabu (19/12/2018).
Sejak tiba di tim Ducati Corse pada 2017 lalu. Lorenzo terlihat sangat sulit mengubah kebiasaan balapnya dalam mengendarai motor Desmosedici setelah sembilan tahun menunggangi kuda besi M1 Yamaha. Ini bukan isapan jempol belaka, sebab tak ada kemenangan yang didapat di tahun pertama.
Masuk ke tahun kedua, Lorenzo kembali mendapat sorotan tajam setelah lima balapan tanpa kemenangan. Di sisi lain, pembalap satelit Ducati, Danilo Petrucci justru berhasil berdiri gagah di podium kedua pada balapan yang berlangsung di Sirkuit Le Mans, Prancis.
"Dia (Jorge Lorenzo) memenangkan begitu banyak grand prix dalam kariernya dan tahun lalu adalah tahun pertama ketika dia tidak memenangkan satu balapan. Sejauh ini, situasinya bahkan lebih buruk tahun ini," imbuh Ciabatti.
Rapor merah ini menimbulkan spekulasi bahwa Lorenzo bakal pindah, dan saat itu dia dikabarkan akan bergabung dengan tim Satelit Yamaha. Tapi semua gosip itu tak terjawab, hingga akhirnya tim Honda resmi mengumumkan kerja sama dengan Lorenzo dalam dua tahun (2019-2020), sebelum dia memenangkan balapan di Mugello.
Pada tahap itu, tidak ada yang mengira pembalap Spanyol akan mengetuk pintu Honda dan membentuk tim impian bersama juara bertahan, Marc Marquez. Alberto Puig selaku Direktur tim Honda mengaku terkejut mengetahui Lorenzo tidak kerasan berada bersama tim Ducati.
"Yah, bisa saya katakan sekitar dua bulan dia (Lorenzo) tidak
benar-benar tempat yang nyata untuk terus balapan. Jadi ketika kami
melihat situasi itu, kami melihat dia bebas, jadi kami memutuskan untuk
mencarinya. Saya sedikit terkejut dia tidak punya kesempatan untuk
bertahan," tutur Puig.
"Tapi, terus terang, saya tidak mau bertanya mengapa. Kami hanya mencoba untuk memahami pada saat itu jika itu memungkinkan. Itu terjadi, sehingga kami terus melangkah," beber Puig.
"Tapi, terus terang, saya tidak mau bertanya mengapa. Kami hanya mencoba untuk memahami pada saat itu jika itu memungkinkan. Itu terjadi, sehingga kami terus melangkah," beber Puig.
No comments:
Post a Comment